Part 3

739 47 0
                                    

Author's POV


Pagi cerah, matahari mulai menyelinap melalui sela-sela gorden jendela. Tak terasa sudah hampir jam setengah 7 pagi, dan tak terasa hari ini adalah hari terakhir mos.

Sebenarnya hari ini adalah hari yang di takutkan oleh seorang laki-laki bernama Gavrill. Remaja satu ini merasa berat akan kedatangan hari ini, ia takut akan berpisah dengan gadis yang selama beberapa hari ini telah menarik perhatiannya, Mysha.

'Hari terakhir mos, berarti pisah kelas dong ya sama tu cewe' begitu lah kira-kira batinnya berujar saat ia berjalan untuk mengambil kunci motornya, setelahnya ia pun memutuskan untuk berangkat lebih awal agar ia tahu, ditempatkan di kelas manakah nantinya.

Tak berselang lama ia pun sampai ke sekolah yang terlihat sedikit ramai, ia berjalan menyusuri koridor dan menuju mading sekolah, karena di situlah nama-nama siswa baru ditempel dan disusun rapi sesuai dengan kelas mereka selama setahun ke depan.

"Sesak banget sih" Gumamnya.

Ia melangkah sedikit demi sedikit ke depan sambil mengatakan permisi, dan akhirnya dia berhadapan langsung dengan nama-nama murid baru.

"Gavrillian Putra, mana yaa kok gak ada sih" Wajahnya mulai terlihat harap-harap cemas.

Ia sedikit terkejut dan langsung mengukirkan senyuman manisnya saat dia tau bahwa dia akan satu kelas dengan Mysha.

"Ah 10-1, semoga kita bisa semakin akrab" Gumamnya samar tak terdengar.

"Bagi seluruh siswa murid baru yang sudah mengetahui kelasnya, silahkan menuju ruang kelas sekarang juga, terimakasih" Setelahnya Gavrill langsung berjalan menjauhi kerumunan dan langsung menuju ruang kelasnya.

"10-1, 10-1, di mana yaa, ahh itu dia" Katanya senang sendiri.

------

Gavrill's POV

"Pagi anak-anak" Sapanya ramah.

"Pagi Buu" Sahut semua murid serentak.

"Baik, perkenalkan nama Ibu Nuri, Ibu di sini adalah wali kelas kalian, Ibu juga mengajar mata pelajaran matematika" Katanya lagi dengan senyuman.

"Sekarang Ibu mau tau nama kalian, tolong perkenalkan satu persatu yaa dari ujung kanan. Sebutkan nama lengkap dan nama panggilan kalian" Lanjutnya.

Satu persatu anak kelas perkenalin diri dan akhirnya sampai ke Mysha.

"Hai semua, namaku Mysha Amalia Elvina, panggil aja Mysha" Katanya dengan balutan senyum manisnya.

Gue cuman bisa mandang dia dari belakang dan setelah beberapa murid lagi memperkenalkan diri akhirnya sampailah gilirin gue.

"Gavrill , Gavrillian Putra" dan gue jadi penutup perkenalan nama-nama murid karena gue duduk paling pojok belakang.


Mysha's POV

'Cuek banget tu orang, pasti gak asik, so cool, sok kegantengan' Ya gue cuman bisa membatin kalau jadi anak baru, apa-apa cuma bisa ngomong dalam hati doang, yaudah lah ya bukan masalah besar.

"Oiya anak-anak, hari ini juga Ibu mau acak duduk kalian supaya kalian makin akrab yah" Kata Bu Nuri, dan semua anak hanya bisa mengangguk lemah.

Satu persatu murid dipanggil beserta pasangan teman sebangkunya, dan saat nama gue yang dipanggil, gue terkejut bukan main.

"Mysha, kamu duduk di meja belakang sama Gavrill ya" Kata Bu Nuri lembut tapi tegas.

Lah gue salah denger kali ya, coba tanya sekali lagi ah sama si Ibu kali aja emang salah denger.

"Ibu maaf, tadi saya duduk sama siapa ya?" Woah, seketika semua mata tertuju ke gue.

"Loh kenapa? kok pada liatin gue semua" Gue heran apa yang salah coba gue nanya doang.

"Eh Mysha, lo gak liat cuma lo sama Gavrill yang belum dapat temen duduk jadi otomatis ya kalian duduknya berdua, gitu aja kok repot" Kata salah seorang cowo yang kalau tidak salah namanya tadi Dion.

Gue cuma manggut-manggut. 'Oh sama Gavrill' Gumam gue.

Eh tunggu, gue sontak meliat ke arah Gavrill. "Sama Gavrill? Sama lo? gue duduk sama lo?" Gue bingung, terkejut sekaligus ga nyangka. Padahal gue mau duduk sama Audrey.

Ya Audrey, dari sebelum masuk kelas gue kenalan sama dia, anaknya asik cuman ya agak cerewet gitu dan gue nyaman temenan sama dia walaupun baru kenal beberapa menit yang lalu. Tapi gapapa sih gue masih deket sama Audrey, dua di depan gue dan dia sama Sasya.

Oke back to the topic

'Tuhan, kenapa takdir Engkau sangat indah sampai-sampai hamba-Mu tak sanggup menerimanya' Batin gue berbicara dengan ketidak berdayaannya, gue cuman bisa diam dan berharap ada cara lain supaya gue bisa duduk sama yang lain.

"Bu" Gue manggil Bu Nuri dengan sopan.

"Iya Mysha ada apa?" Sahutnya.

"Bu, boleh tukeran duduk sama yang lain gak?" Tanya gue ragu.

"Emang kenapa? Gavrill ngapain kamu? Boleh kok kalau kamu gak nyaman" Sahut Ibu.

"Gausah Bu, Mysha sama saya aja, saya gak akan ngapa-ngapain dia kok" Gue kaget, semua kaget. Kenapa kaget? Karena itu adalah kalimat terpanjang yang pernah dia sebutin selama kurang lebih beberapa hari orang-orang tau dia.

Gue sontak liat ke dia, dan dengan tidak bersalahnya dia cuman nanya kenapa. Gue diem, gatau harus jawab apa.

"Oke, jadi Gavrill sama Mysha tetap duduk berdua ya selama satu semester" Kata Bu Nuri tenang. Dan apakan kalian menyimaknya? Satu semester katanya, SATU SEMESTER........  




p.s: jangan lupa vote + comment yaa!!:))

big love, m.r.



ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang