Part 10

485 31 0
                                    

Deg deg deg.

Suara detak jantung Mysha terdengar lebih nyaring dan lebih cepat kala ia mengingat kejadian semalam.

Perubahan Gavrill sangat pesat, bahkan Mysha merasa Gavrill sudah bukan Gavrill yang pertama kali ia kenal.

Gavrill yang dingin, cuek dan terkesan tenang kini telah berganti menjadi Gavrill yang perhatian, ramah dan banyak omong.

Mysha tak mengerti dengan apa yang terjadi. Ia selalu mengingat satu kalimat terakhir dari Audrey sebelum akhirnya mereka pulang.

'Jangan difikirin, jalanin aja toh lo bakal tau nanti. Just wait and see'

Kata-kata itu terus berputar di kepalanya.

"Kenapa sih lo gabisa di tebak"

----

"Gue harus apa Drey?" katanya dengan wajah kebingungan.

"Ya lo harus ngambil keputusan, jangan sampai lo nyesel,Vrill. Kesempatan itu gak dateng dua kali"

"Nanti deh gue fikirin lagi, Drey"

"Okay, gue besok berangkat sampai h-2 masuk sekolah, jadi kalo lo perlu apa-apa Line atau Wa gue aja, gue tau bakal ada sesuatu yang terjadi nanti jadi jangan lupa ngasih tau gue apa itu yang bakal terjadi nanti ya" Terangnya.

"Ya, serah lo"

"Gue serius"

"Ya, gue juga"
"Au ah, gue pulang duluan ya mau packing, bye"

"Tiati, Drey"

"Hmmm"

----

Mysha's POV

Drrtttt drtttt drtttt

Audrey : Sha, jalan yuk. Gue besok udah berangkat nanti lo pasti bakal kangen gue.

Apa-apaan nih orang, kaya mau pergi jauh aja,

Mysha A. Elvina : Elah, biasa pergi ya pergi aja.

Audrey : Sepik lo, gue beneran nih.

Mysha A. Elvina : Ya lah serah.

Besok Audrey berangkat berarti gue gak ada teman jalan.

Paling bang Fero lagi. Coba Gavrill ngajakin gue, pasti asik. Eh apaan sih.

Yaudah sih udah malem juga, mungkin tidur dapat membantu melupakan sejenak semua masalah.

-----

Author's POV

Pagi yang cerah. Mysha terbangun ketika ia merasakan sinar matahari yang tiba-tiba masuk dan tepat menyinari wajahnya.

"Mysha, kebo bangun gue udah di sini dari setengah jam yang lalu dan lo susah banget di bangunin" Kata Audrey mencak-mencak.

"Emang sekarang jam berapa?" Katanya bingung.

"Baru jam 8 sih, tapi kan hari ini gue berangkat jam 2 gue mau jalan-jalan sama lo dulu, nanti kan gue pergi" Katanya lemas tetapi masih memancarkan senyuman.

"Audrey, lo gak pergi, lo cuman berangkat oon"

"Serah lo, sekarang mandiii cepetan gue tunggu"

"Iya ah bawel"

Dan dengan itu, Mysha berjalan gontai ke arah kamar mandi. Hanya perlu sepuluh menit, Mysha sudah selesai mandi dan berpakaian.

"Woah cepet gila lo" Kata Audrey terkejut.

"Serba salah gue"

" Yaudah sekarang aja deh, yuk"

----

Gavrill's POV

"Mysha, Mysha, Mysha. Kok lo jadi buat gue gini sih"

Mysha membuat segalanya menjadi semakin rumit bahkan membingungkan.

Segala pertanyaan dan pernyataan selalu berlalu di benakku. Tentang Mysha, dan tentang perasaanku.

Apa yang harus aku lakukan? Bentar lagi udah kelas 11, aku cuman punya waktu satu tahun atau bahkan kurang dari satu tahun sebelum aku meninggalkannya.

Mama sudah mengatakannya padaku semalam, bahwa kami akan pindah ke luar negeri, tidak jauh memang hanya di Singapure, tapi ya tetap saja, aku akan jauh dari Mysha.

"Arggh" Semuanya terasa menbingungkan.

Gavrillian P : Drey, lo jam berapa berangkat?

-----

Audrey's POV

Gak kerasa udah jam 12, dan kami sudah mulai lelah berbelanja.

"Sha, pulang yu, ke Soul cafe aja, gue mau makan di situ"

"Ntar, masih ada barang yang mau gue beli" Katanya.

"Cepet deh, emang beli apa?"

Dia hanya mengangkat bahu acuh.

"Loh toko ini? Ngapain?"

"Audrey, gue mau beli sesuatu. Sesuatu yang mau gue simpen sampai gue nemuin seseorang yang ngisi hati gue terus nanti mau gue kasih ke dia"

"Oh"

Drrtt drrtt drrt

Gavrillian P : Drey, lo jam berapa berangkat?

Tumben nanya.

Audrey : Jam 2.

Gavrillian P : gue ada perlu, gue jemput ya, lo di mana?

Audrey : Masalah Mysha, ya gue tau. Gue lagi sama Mysha nih terus mau ke Soul, lo mau ikut?

Read. Gila ni anak, kalo ada maunya aja cepet.

Gavrillian P : Oh ada Mysha, yaudah deh nanti gue nyusul.

"Eh Drey, asik banget. Chat terus lo, udahan ini"

"Oh yaudah, sekarangan aja ya ke Soul"

"Emang sekarang Audrey, masa nanti" Katanya malas.

Aku hanya tertawa pelan.

Kami masuk ke mobil, melesat cepat ke arah Soul cafe. Hanya perlu waktu 15 menit dari mall ke cafe.

Kringg

Bunyi khas pintu cafe berbunyi saat terbuka.

"Eh itu Gavrill?" Tanya Mysha agak pelan.

"Eh? kok cepet."

"Hah apa yang cepet Drey?"

"Gak papa, yaudah yu samperin"

Kami berjalan mendekati Gavrill. Aku merasa kegelisahan pada diri Mysha, aku tau dia gugup dan aku tau maksud dia beli gelang tadi adalah untuk Gavrill.

"Woy, nyampe duluan ya lo"

"Lo lama" Katanya kesal.

"Kalian janjian?" Kata Mysha bingung.

"Gak juga sih, katanya dia ada perlu" Kata ku jujur.

"Oh ya, gue udah tau apa pilihan gue. Dan keputusan gue udah bulet Drey"

Oh ya I see, gue tau ngarah ke mana.

-----

Mysha's POV

Dan gue gak ngerti sama apa yang mereka omongin.


p.s: jangan lupa vote + comment yaa!!:))

big love, m.r.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang