Chapter 4 - Benarkah?

325 30 0
                                    

"Bi! 2 udon!" "Nde.." "Yak.. kau ini makan udon saat siang-siang seperti ini" Hyejin mengeluh "Eoh? Kau tidak mau? Biar aku saja yang makan. Nanti kita pergi ke restoran mi dingin" "Apa di pikiranmu sekarang ini hanya mi?" Chanyeol tidak memperdulikan omongan Hyejin saat pesanannya datang, Chanyeol makan dengan lahap, sampai dia tersadar "Eoh, lehermu? kenapa merah seperti itu? Kalungmu juga tak ada?" "Eoh ini.. Baekhyun.. kalung itu ia yg memberikannya padaku, tadi dia meminta aku untuk mengembalikannya. Ya karena kesal aku tarik kuat-kuat kalung itu" "Oh.. apa kau sangat lapar?" "Tidak juga, aku masih kenyang. Memangnya kenapa?" "Aku risih melihatmu tidak memaki kalung" "Kau.." "Diamlah, jika sudah tau"

Chanyeol dan Hyejin menuju toko perhiasan
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" "Eoh, aku mau kalung dengan model terbaru" sementara itu Hyejin melihat sekitar sambil menunggu Chanyeol "Ini, kalung dengan liontin, yang berhiaskan berlian, sangat cocok untuk nona itu" "Eoh benarkah? Hyejin-ah! Kesini" Hyejin menghampiri Chanyeol "Bukankah ini cantik? berbaliklah" "Eoh, cantik" Chanyeol memasangkan kalung itu di leher Hyejin "Woah, sangat cocok, kau suka itu?" "Heum.. ini? Untuk siapa?" "Sekarang benda itu ad di leher siapa? Tentu saja untukmu" "Chanyeol-ah, aku tau ini pasti mahal" "Ayolah, kau selalu memberiku hadiah, sejak dulu. Sekarang aku yang harus memberimu hadiah. Hanya sekali ini saja, terimalah" "Heum.. Gomao" Hyejin memeluk Chanyeol, air mata Hyejin metes kembali, cepat-cepat Hyejin mengusapnya. "Yak.. apa kah hanya dengan kalung saja kau tersentug eoh? Sampai menangis" "heis.. bagaimana dia tau" "Tentu saja aku tau, aku bisa membaca pikiranmu" "Ah? Jinjjayo? Aku tidak percaya" "sepertinya dia bukan manusia" Chanyeol menjitak jidat Hyejin "Yak! Sakit!" "Mwo? Mwo? Kau bilang aku bukan manusia eoh?" "Jinjja, dia benar-benar bukan manusia" "Yak! Jangan katakan itu lagi dipikiranmu" "Lalu,lalu kau bisa membaca pikiranku? Bukankah itu aneh?" "Ya, aku ini punya banyak bakat, bukan sepertimu" "Yak! Kau ini" "mungkin, saat yang tepat aku memberi tahunya sekarang ini" Batin Chanyeol.

"Kau terus memengangi benda itu" "Tentu saja, ini barang termahal yang pernah dibelikan orang kepadaku, gomao Chanyeol-ah" "Jadi kau menyukainya karena benda itu mahal eoh? Bukan karena aku yang memberikannya?" "Ani, tentu saja karena kau membelikannya" "Kau ini orang kaya. Tapi tingkahmu seperti tidak mempunyai apa-apa" "Yak!" Hyejin memukul lengan Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum "Jadi kau bilang aku ini orang miskin eoh?" "Aku tidak pernah mengatakan itu -3-" "Lalu apa maksud ucapanmu tadi?" "Bukankah itu benar? Ayahmu, memiliki perusahaan yang paling besar di Korea. Ibumu juga bukan? Tapi tingkahmu. Tentu saja tidak seperti orang kaya kebanyakan, yang selalu kemana-mana memakai barang bermerk, bahkan kalung permata dari namja itu saja, kau sangat senang" "Yak! Jadi kau bilang aku tidak punya selera untuk me.." "Syut... sudah lah.. aku berniat memujimu, tapi kau malah berprasangka buruk terus" Hyejin memajukan bibirnya, Chanyeol menarik kedua bibir mungil itu "Yak! Sakit!" Hyejin mengelus-elus./? Bibirnya.

-di mobil-
"Hyejin-ah.. aku ingin bicara sesuatu" "Heum.. apa?" "Berjanjilah kau tidak akan membenciku, menjauhiku, bahkan ingin membunuhku" "Mwo? Kau ini bicara apa sih" "Begini, ada sesuatu yang harus kuakui. Sebenarnya.." "Heum.. sebenarnya apa?" "Aku..." "Apa harus aku katakan? Aku takut dia membenciku. Tapi aku tidak bisa berbohong terus" "Kau, kenapa?" "Aku.. sebenarnya se..seorang..." "Biar aku hentikan disitu, kau seorang yang tampan bukan? Hahaha" Hyejin tertawa lebar. "Sekarang ini aku serius" "Eoh...mian" "Heum.. kau tau? Kenapa akhir-akhir ini aku sering sekali pucat?" "Apa kau sakit eoh? Kenapa tidak bilang?" "Aku tidak sakit sama sekali. Dan itu" Chanyeol menunjuk kantong berisi darah di kursi belakang "I..itu.. da..darah" Chanyeol tergagap-gagap "Hahaha, kau ini, bisa saja menipuku." Hyejim terdian sejenak "Hah, benarkan.. kau hanua bercanda bukan?" "Ani..tenang dulu.. bukankah kau sudah berjanji tadi?" "Heum... " "kau tau saat tahun terakhir di sekolah menengah, saat aku tiba-tiba saja membanting meja?" "Ah.. ne.." "Malam sebelum kejadian itu.. aku bertemu seorang yeoja cantik. Dia berjalan seperti orang mabuk, wajahnya pucat dan matanya merah" "Maksud mu apa?" "Dia seorang vampire" "Tunggu, jangan bilang kau, kau apa kau di gigit?" "Heum.." "Ja..jadi.. kau" Hyejin agak menjauh dari Chanyeol "Hyejin-ah..." "Kau.. kau juga vampire?" "Heum.. berjanjilah jangan pernah membenci atau menjauhiku. Aku tidak akan melukaimu. Bagaimanapun kau sahabatku" "Kenapa kau tidak pernah bilang" Wajah Hyejin menjadi cemberut "Aku menunggu saat yang tepat" "Woah.. tapi bukankah vampire tidak bisa makan, selain minum darah?" "Kau pikir aku seperti vampire jaman dulu? Aku juga tak mengerti, kenapa kau tiba-tiba antusias sekali, bukannya menjadi takut" "Tentu saja tidak, kita sudah bersama 10 tahun, aku yakin kau tidak akan melukaiku" "Benarkah? Kau percaya begitu saja? Bahkan aku belum pernah menggigit 1 manusiapun. Mungkin aku juga akan menjadikanmu vampire sekarang" Chanyeol mendekatkat wajahnya ke wajah Hyejin "Yak, kau bercanda kan" nada Hyejin berubah menjadi agak parau "Tentu saja tidak, kau tau darahmu sangatlah manis, tapi sayang, golonganmu bukan AB, tapi mungkin saja akan terasa enak" Chanyeol mendekatkat mulutnya ke leher Hyejin, Hyejin hanya memejamkan mata. "Yak.. kau ini sangat pasrah sekali" Chanyeol kembali menatap mata Hyejin, dan lalu tiba-tiba *cup*
"Saranghae.." "Eoh.. Chanyeol-ah" Hyejin tampak terkejut setelah Chanyeol mengecup bibirnya
"Saranghae.. jeongmal saranghae.." "Chanyeol-ah kau tau.. aku" "Heum.. ara.." Chanyeol kembali duduk dintempat semula. "Aku tau, pasti kau masih menyukai namja itu bukan?" "Bukan seperti itu" "Tidak apa-apa. Tapi bisakah kau menjawabnya?" "Ah? Jawaban apa?" "Kau sudah tau pertanyaanku" "Heum..."

Dalam perjalanan, hanya ada keheningan. Hyejin mendapat 3 kejutan hari ini. Yang sangat dia tak sangka. Ternyata selama ini Chanyeol orang yang selalu menemaninya, Seorang vampire bahkan dia menyukai dirinya diam-diam. Entah berapa lama Chanyeol memendam perasaannya "Sejak tahun ke 6 sekolah dasar" "Eoh?" "Hampir 5 tahun aku menunggumu" Hyejin hanya terdiam. Setelah sampai, Hyejin cepat-cepat masuk ke kamarnya. Chanyeol hanya menggeleng-geleng kepala takut Hyejin akan membencinya "dia pasti sangat kecewa"

Baekhyun POV
"Yeoboseyo? Chagiya.. kau di mana?" "Aku sedang bersiap-siap ke rumah sakit" "Heum.. mau aku temani?" "Heum.. kita bertemu di depan ne?" Eoh

Setelah aku sampai di rumah sakit, kulihat Hana sudah menunggu, saat melihatku dia tersenyum dan berjalan menuju arahku "Eoh, sudah lama kau menunggu?" Hana menggeleng "Ani.." "kajja.." "Eum.."

Hana menuju ruang dokter pribadi keluarganya "Dari hasil lab, keadaanmu sudah mulai membaik Hana, pasti karena namjachingumu ini ya?" Hana tersenyum lebar "Syukurlah... tapi dengan keadaannya yg seperti ini. Aku tidak bisa kembali dengan Hyejin. Aku merindukanmu Hyejin-ah.. sangat merindukanmu, aku tidak mau Hana menjadi sengsara karena ku, mianhae Hyejin-ah.." kata-kata itu terus ada di benakku. Aku sangat merindukannya. Air mataku mulai menetes tanpa ku sadari "Eoh, Baekhyun-ah, kau kenapa eoh?" "Ah, tidak.. aku senang kau sudah membaik, kau tau aku namja yang mudah tersentuh" aku mencoba mengatakan nya dengan nada godaan agar dia tidak menanyaiku lebih jauh lagi"

-end-

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next? Besok yeu!~~
Typo maafkan ~~

Can You Be My Light? [ChanStal] [Chanyeol] [Krystal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang