KETIKA TUHAN MENGIJINKAN KALIAN HIDUP DI BUMI BERARTI TUHAN MEMBERIKAN KESEMPATAN EMAS YANG BELUM TENTU DI DAPATKAN SAUDARA KALIAN YANG LAIN.
little_dreamingbear
Si gadis itu masih setia mondar mandir di depan UGD dia menunggu dokter keluar dengan kabar baik juga menunggu keluarga si laki laki datang. kalian fikir dia itu wanita yang tangguh sehingga mau mengambil keputusan seperti ini, menolong laki laki yang tidak ia kenal bahkan bertemu saja baru tadi, memangku laki laki yang berlumuran darah itu membuat siapapun takut bukan? sama sigadis pun juga tapi sisi kemanusiaannya melawan rasa itu sampai akhirnya dia benar benar melakukan hal diluar nalarnya.
Mencemaskan orang yang bukan siapa siapa mu bagaimana rasanya? deg deg an, ingin masa bodoh tapi tidak bisa, ingin kabur tapi sudah tidak bisa, ingin menghilang dari bumi pun sudah tidak bisa, rasanya ia sudah seperti terpidana mati yang menunggu vonisnya, astaga padahal bukan dia yang melakukan hal tersebut tapi kenapa rasanya seperti itu.
Dia bersender ke tembok menutup matanya, menarik nafas dalam dalam dan dihembuskan secara kasar dan untungnya keluar dari mulut. Memejamkan mata cukup lama sampai dia membuka matanya karena ada tepukan pada pundak-nya, dia mengkerutkan dahi menatap siapa yang menepuk punggungnya.
"Kamu yang bawa anak saya kesini?"ucap orang itu
"Ehh, iya bu saya, ibu orang tuanya ya?"
"Iya.... saya ibunya"
"Bagaimana keadaan anak saya?"tanya ibu itu cemas
"Sejak tadi dokter belum keluar jadi aku belum tau gimana perkembangannya"ucapnya lirih
"Ya allah anakku"ucap si ibu
"Aku yakin anak ibu akan baik baik aja"Ucap si gadis menenangkan tetapi ibu itu hanya menangis sesegukan
Dokter keluar dengan banyak peluh keringat terlihat dari wajahnya lalu dokter itu menurunkan masker, ia menatap si ibu dan si gadis itu secara bergantian dan sedikit tersenyum
"Keluarga pasien javier?"tanya si dokter
"Saya ibunya"Ucap si ibu
"Begini bu, kondisi anak ibu sudah melewati masa kritis, tetapi kemungkinan besar ketika ia sadar ada salah satu anggota tubuhnya yang tidak akan berfungsi seperti semula"terang si dokter
"Maksud dokter apa?!" Tanya ibu itu dengan raut serius beserta cemas
"Anak ibu akan mengalami kelumpuhan" Ucap dokter tersebut
Ibu itu pun luruh kelantai saat mendengar ucapan si dokter tersebut membuat sakit hatinya ia tidak tau harus berbuat apa jika nanti anaknya tau kenyataan ini dan lebih parahnya pasti anaknya akan kehilangan semangat hidup.
"Bu, ibu yang kuat apapun yang terjadi nanti, aku yakin anak ibu mau menerima segalanya asalkan ibu dan keluarga memberikan dorongan semangat yang kuat dan dia masih punya kesempatan sembuh kan bu, dokter tadi bilang" Ucap si gadis
"Tetapi pasien masih bisa kembali berjalan meskipun kemungkinan hanya 50 persen saja"
"Terimakasih, kamu buat saya sadar kalau anak saya masih ada harapan" Ucap si ibu
Si gadis itu langsung membantu ibu tersebut untuk duduk di kursi, gadis itu menenangkan ibu tersebut dengan mengusap usap lengan si ibu sambil memeluknya, merapalkan segala kata kata penyemangat.
"Kamu sudah menemani saya selama ini tapi kita belum kenalan, namamu siapa?"Tanya si ibu
"Belia bu" Ucap si gadis
"Nama yang bagus, sama seperti seseorang yang saya kangenin" Ucap si ibu sambil tersenyum kecil, ahh melihat ibu ini Belia jadi merindukan ibunya dirumah
"Makasih bu" Ucap belia tulus
"Lebih baik kamu pulang saja nak, ini sudah malam"ucap si ibu
Belia pun mengangguk dan menyetujui ucapan si ibu tersebut, Belia pamit kepada ibu itu.
"Saya pulang duluan ya bu, semoga anak ibu cepat sembuh"
"Iya bel, hati hati dijalan ya"
Selama perjalanan pulang, Belia memikirkan orang yang dia tolong tadi sampai saat ini dia bahkan tidak melihat jelas seseorang yang ia tolong tadi karena panik dia hanya bisa melihat sekilas wajah seseorang itu dengan wajah yang sudah tertutup banyak darah, yang belia ingat laki laki itu mancung dan selebihnya Belia gak tau.
Berhubung rumahnya dekat dengan rumah sakit Belia pulang jalan kaki, irit ongkos dan ramah lingkungan
dengan pakaian yang sudah berlumuran darah Belia tidak merasa risih sedikitpun.👈🏻💪🏻👉🏻
"Bangun nak" Ucap seorang wanita paruh baya pada laki laki yang terbaring lemah diatas brangkar rumah sakit
Laki-laki itu mengerjapkan matanya berulang ulang kali hingga penglihatannya fokus, wanita paruh baya itu sesegera mungkin langsung memangil dokter.
"Sayang kamu sadar" Ucap si mama
"Aku kenapa ma?"tanya javier
"Kamu kecelakaan nak"ucap si mama
Laki laki itu mengingat ingat apa yang telah terjadi kepada dirinya dan dia langsung tersentak kaget setelah mengingat apa yang terjadi padanya, ia hendak berdiri tetapi kedua kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan
"Ma, kenapa gabisa digerakkin?" Ucap laki laki itu ke wanita paruh baya yang merangkup sebagai ibunya
"Sabar nak, sebentar lagi dokter akan datang"ucap mama menenangkan javier
Dokter pun datang dan menyuruh ibunya untuk keluar terlebih dulu, ibu itu pun mengannguk menyetujui, laki laki itu pun di periksa, setengah jam kemudian dokter keluar.
"Bagaimana keadaan anak saya pak"tanya si mama
"Seperti yang saya bilang dari awal bu, bahwa salah satu anggota tubuhnya pasti ada yang tidak bisa berfungsi seperti sedia kala, tetapi itu masih bisa sembuh tapi tidak diketahui jangka waktunya"ucap si dokter
"Saya harap ibu jangan lelah memberi dukungan kepada pasien" lanjut dokter itu
"Pasti dokter" Ucap si ibu itu
Ibu itu masuk menemui anaknya, tersenyum ke arah anak laki lakinya yang sedang menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong, layaknya orang yang tidak punya tujuan hidup.
"Nak"panggil ibunya.
"Saya cacat ma" Ucap laki-laki itu dengan sarat keputus asaan
"Kamu masih punya harapan untuk sembuh nak" Ucap mamanya
Laki laki itu tidak menjawab ia hanya memandang lurus masih dengan tatapan kosongnya entah apa yang ada dipikiran laki laki itu.
holla guys im backk with new storyy , disini aku bakal bikin kalian agak menye menye giru deh wkwkw votementsnya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPLICITY OF LOVE
Teen FictionDia begitu jauh, jauh untuk dapat Belia gapai sulit untuk menjelaskan arti tersirat dari setiap gerak gerik cowok itu? entah apa yang harus Belia lakukan didepannya semuanya terasa serba salah lalu apakah belia akan tetap berusaha mengartikan gerak...