PART 3

331 9 0
                                    

Pertemuan kita mungkin bukan gerbang utama untuk menuju kebahagiaan tapi yang Maha kuasa menyisipkan beberapa kisah sebelum menuju kebahagiaan itu sendiri.

Little_dreamingbear

Happy reading guys

Belia menatap jalan dengan bosan sudah hampir dua jam dia duduk di tepi jalan ditemani temaram lampu jalanan, Belia menelungkupkan wajahnya diatas koper, sumpah kali ini Belia akan terima kalau seseorang mengatai dirinya bodoh karena memang kali ini Belia tidak menyiapkan apa apa untuk acara kabur pada hari ini.

Seandainya saja ada hujan uang dengan senang hati Belia akan menunggunya bahkan ia rela pinjam payung siapapun untuk menampung uang uang  itu.

"Ngapain lo di pinggir jalan" Ucap seseorang dan reflek Belia mendongak-kan kepalanya dan melihat ke orang itu

"Lo?!"Belia langsung berdiri ketika tau siapa orang yang bertanya padanya tadi,
"Ngapain lo disini??"

"Kenapa lo balikin pertanyaan gue?"

"Tinggal jawab aja ribet banget sih!" Baru tadi siang dia bertemu cowok ini tau tau sekarang malah bertemu lagi dan jangan lupa cowok ini akan selalu membuat moodnya jelek

"Gue yang nanya duluan kenapa jadi lo yang sewot, gajelas amat" Cowok itu menjawab tak kalah sewot, Nyebelin kuadrat Belia memandang cowok di depannya sewot dan Belia kembali duduk tanpa memperdulikan cowok itu.

Hampir dua jam Belia duduk dipinggir jalan dan pukul 24.00 tertera di layar depan handphone Belia, helaan nafas lolos dari bibir mungil Belia, akhirnya dia menelungkupkan wajahnya di atas kopernya, sepertinya dia mendapatkan kesulitan seperti ini karena berbuat jahat pada kedua orang tuanya.

Air mata dipelupuk mata Belia siap untuk berjatuhan dipipi, dia menyesal kabur dari rumah tanpa persiapan, kalau tau begini lebih baik dia kabur besok pagi saja, tiba - tiba sebuah tepukan dibahu menyadarkan Belia ternyata yang menepuk punggungnya adalah seorang gadis yang memiliki usia yang tidak jauh dari Belia kalau dilihat dari wajahnya.

"Kamu kok duduk disini? lagi nunggu orang?"

"Nggak, saya lagi bingung mau ke terminal cuma gak bawa uang"

Gadis itu berfikir sejenak lalu menyampaikan sesuatu yang membuat Belia membulatkan matanya seketika "Kamu mau nginap dirumah aku dulu ga?" Belia mengerjapkan matanya berulang -ulang kali, "Kamu serius?"

Setelah meyakinkan Belia berkali - kali akhirnya Belia serta gadis itu sampai juga dirumah yang lebih besar dari rumah rumah kedua orang tuanya, sebuah decak-kan kagum keluar dari bibir Belia ketika dirinya memasuki rumah itu aksen kayu dan warna hijau mendominasi rumah itu.

"Rumah kamu adem banget"

kekehan kecil mengawali ucapan gadis itu "Makasih lho pujiannya"

Belia yang terpesona dengan rumah itu seketika langsung memfokuskan kembali dirinya ke sang empu rumah

"Ehh aku malah nyuekin kamu"

Gadis itu tertawa kecil "Kamu lucu banget sih Bel, gapapa kok yang penting kamunya masih disini kan" Dua gadis itu tertawa bersamaan.

***

Belia menyenderkan kepalanya di senderan tempat tidur ini, seandainya dia tidak bertemu Joana entah akan jadi seperti apa dirinya malam ini dan bisa jadi besok pagi dia mungkin sudah masuk koran dan berita dengan judul Seorang gadis ditemukan dipinggir jalan sudah mati membeku kan gak lucu kalau dia harus masuk koran dan berita di tv dengan kasus yang begitu menggelikan Belia menggeleng-gelengkan kepalanya mengenyah kan fikiran buruknya itu. Ketukan yang berasal dari pintu kamar itu membuat Belia memfokuskan dirinya sambil berjalan ke pintu tersebut dan dengan hati-hati Belia membuka pintu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIMPLICITY OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang