Rabu tlah tiba,rabu tlah tiba. hore..hore.!
Rabu..
Hari ini aku memberanikan diri mengunjugi pesantrennya,awalnya ia tak percaya bahwa aku benar-benar ingin menemuinya.
Sekitar jam 17.00 aku keluar dari gerbang sekolah bersama Dewi tanpa menggunakan helm. Dalam hatiku ada perasaan cemas. "Dewi? Bagaimana jika kita di tilang nanti? Ohiya singgah beli kue dulu yah ada kok dekat pesantren,aku deg degkan". "Tenang aja,lewat jalan pintas. Aman kok,okedeh"
Aku mencoba terus menghubungi temannya fahrul memberi informasi dimana aku sekarang,aku sama sekali tak tau cara membesuk anak pesantren.
"PING!!
Kamu keluar dong?kamu dimana?tunggu depan gerbang,aku udah deket nih"
"Kamu yang dimana?Aku,Fahrul dan Alfian udah ada di lapangan"
"Okedeh aku udah depan pesantren"
.
Dreenggg...
Aku melihat Fahrul memakai baju kaos putih dan celana hitam serta membawa sebuah kertas di tangannya. Jantungku rasanya mau loncat,ada kupu-kupu yang siap terbang kapanpun,nafasku mulai tak teratur,wajahku pucat,tanganku dingin. Dia keluar. Tapi,dia berbelok ke arah kanan,ke arah warung. Rasanya hatiku perih. Apa dia tak melihatku di sebelah kiri? Hampir saja aku pulang,tapi dia menggunakan kode untuk aku ke arahnya dan aku pun berjalan ke arahnya dan dia pun berjalan ke arahku. Hu'um melting tuhan!
"Ini ada sedikit makanan,semoga suka"
"Iya terima kasih,naik apa kesini?"
"Motor"
"Bulan desember ada lomba puisi sama teather loh,di Unhas. Kamu ikut?"
"Ahgak,eh gak tau"
Tiba-tiba Al berbicara
"Ridha? Gak mau selfie?"
Aku langsung menatap ke fahrul dan mata kita bertemu "Eh emang boleh?"
"Boleh kok!"Fahrul berkata sembari memberi senyum manis kepadaku.
Setelah itu dia mengucapkan terima kasih kepadaku dan langsung berlari kecil kembali ke dalam pesantren. Aku hampir pingsan..
Tiba-tiba Fahrul berlari kecil ke arahku dan menyodorkan tangannya agar bersalaman denganku. Tuhan..aku meleleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU
RomanceMenyukai seorang anak pesantren tidak lah mudah. Menyukai seseorang dalam diam tidaklah mudah. Memperjuangan lalu berhenti hal yang paling sakit. Ini sebuah kisahku,sebuah celoteh tulisanku untuknya.