BRUUUKKGadis itu menabrak bahu seseorang, karena tumpukan buku ini membuatnya susah untuk melihat kearah jalan.
"Aw kalau jalan bisa nggak sih liat-liat dulu?" Ucap laki-laki itu ketus.
Gadis itu tak mengubrisnya ia langsung mengambil buku-buku yang terjatuh.
Dan laki-laki itu sudah pergi entah kemana.
Tanpa dirinya sadari gadis itu tengah tersenyum. Baru kali ini selama 3 tahun sekelas, dan baru kali ini juga lelaki itu bicara padanya.
▶▶▶▶
Di pojok kantin gadis itu duduk. Naya Adriella Qalistha gadis itu banyak berubah. Dulunya yang ramah kepada siapapun sekarang menjelma menjadi seorang gadis yang tak peduli pada siapapun. Bahkan gadis ini terkenal karena sifat ansosnya.
Kini ia tengah memandangi makanannya tanpa niat. Entah apa yang dia pikirkan, tapi kali ini dia sangat kesal. " Kok gue kebayang itu terus yah hhhh." Gumamnya sendiri.
"Nay kenapa ngomong sendiri gitu?" Tanpa ia sadari Lala sudah berada dihadapannya sambil meminum juz wortelnya sambil menopang dagu.
Naya menghembuskan nafasnya kasar dia lelah memakai topengnya. Lelah menjadi orang ansos, lelah menjadi orang yang sok nggak peduli. Dan yang terakhir ia lelah dihantui oleh bayang-bayang Daffa.
"Nggg gue kebayang it-" belum sempat Naya melanjutkannya Lala sudah memotong pembicaraannya, membuat gadis itu kesal.
"Apasih Nay lo kebayang Daffa lagi? Itu bahkan udah terjadi dua tahun yang lalu." Ucap Lala sambil berpikir, "Dua tahun lalu apa tiga tahun lalu ya Nay ah bodo amat lemot banget gue." Ucapnya lagi sambil kesal sendiri karena ke lemotannya.
Naya terkikik geli melihat sahabatnya, ya mereka memang sudah berteman sejak SMP. "Perasaan gue nggak enak La, kayak ada sesuatu yang bakal terjadi."
Lala mendengus lalu menatap Naya dengan tatapan mengejek lalu Lala tertawa. Naya mengerucutkan bibirnya sebal. Sahabatnya yang satu ini senang sekali menjahilinya.
"Lo dari dulu sok cenayang deh hahaha, tapi ya gue nggak bisa boong soalnya yang lo rasain itu pasti terjadi." Katanya sambil menyeruput juznya lagi.
"Gue bahkan sering mikir kok bisa ya gue punya sahabat seaneh lo hahaha okay lo itu freak Nay dan langka dan gue--" sebelum Lala melanjutkan celotehannya yang tidak jelas Naya langsung memotong pembicaraannya. "Dan lo sangat beruntung memiliki sahabat seaneh dan selangka gue." Ucap Naya bangga.
Lala mendengus sebal. "Serah lo serah."
Naya tertawa melihat Lala yang kesal karenanya. "Satu sama La wlee." Ucap Naya sambil memeletkan lidahnya.
Lala tak tahan melihat sahabatnya yang satu ini ia benar-benar ngambek terhadap Naya. Jadi ia memutuskan untuk pergi kekelas terlebih dahulu.
Naya yang melihat kepergian Lala hanya tertawa. "Ngambek lagi deh mana belum bayar lagi tuh anak." Ucap Naya lalu bangkit dari kursi berniat untuk membayar sekaligus menyusul Lala kekelas.
BRUKKK
"Aww.." pekik Naya ia tertabrak punggung seseorang karena sedari tadi ia berjalan sambil memainkan ponselnya.
Naya mengelus-ngelus keningnya. Lalu seseorang itu berbalik. Naya langsung melontar sumpah-serapahnya.
"Kalo mau stop bilang-bilang dulu kek! Ehh lo--" ucap Naya terpotong karena ia sedang berpikir lelaki ini sangat familiar.
Lelaki yang di tatap Naya itu hanya tersenyum simpul. "Ya gue mana tau kalo gue bakal berenti dan gue mana tau kalo ada orang dibelakang." Ucap lelaki itu.
Sekarang keduanya saling pandang. Seperti sudah lama mengenal. Membuat keduanya mengingat kejadian dua tahun yang lalu.
Lelaki itu lebih dulu sadar siapa yang ia temui sekarang. "Lo Naya kan?" Tanya lelaki itu.
Naya hanya berlalu melewati lelaki itu. Ya lelaki itu ialah Daffa. Yang sedari tadi selalu terbayang di otaknya. Sekarang ia malah bertemu sosok Daffa yang sesungguhnya. Dua tahun lalu Naya sangat senang karena tabrakan tak sengaja itu, tapi sekarang? Naya bahkan merasa sangat kesal dan rasanya ingin mendidih. Karena Daffa makin ganteng untuk sekarang ini.
Kenapa gue harus ketemu lo lagi? Batin Naya.
Sedangkan lelaki itu hanya tersenyum melihat gadis itu pergi. Mungkin ini berbalik jika dua tahun lalu saat tabrakan yang tidak sengaja itu Daffa yang berlalu meninggalkan Naya. Tapi sekarang? Naya yang berlalu meninggalkan Daffa.
"Dia Naya Adriella Qalistha udah banyak berubah, kok gue rada nyesal ya." Batin Daffa.
▶▶▶▶
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same
Teen Fiction"Kenapa harus ketemu dia lagi?" -Naya Adriella Qalistha- "Dia Naya Adriella Qalistha udah banyak berubah, kok gue rada nyesal ya." -Daffa Ardianta Nugraha-