Five

58 10 3
                                    

Author POV

Pagi-pagi sekali Naya terbangun dia baru ingat bahwa dia tak membawa baju seragamnya saat memutuskan untuk menginap di rumah Lala. Maka dari itu ia memutuskan untuk segera beranjak pergi dari rumah Lala.

Katakan Naya seperti maling karena memang gayanya seperti maling yang mengendap-ngendap.

Klek

Suara pintu tertutup. Pintu siapa ya? Batin Naya. Lalu ia menoleh mendapati Daffa berdiri diambang pintu. "Loh Nay subuh-subuh gini mau kemana lo?" Tanyanya.

Naya yang ditanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sedikit malu karna ketahuan. "Mau pulang Daff gue lupa bawa seragam masa." Ucap Naya dengan polosnya.

Daffa yang mendengar ucapan polos dari gadis itu hanya tertawa, membuat Naya mengernyit bingung "Bhaaahhaaa aduhh Naya ini tuh hari minggu aduhhahaaha."

Naya cengo melihat Daffa tertawa baru kali ini ia melihat Daffa tertawa karenanya. Lagi-lagi gue bikin malu diri sendiri, batin Naya.

"Mending lo ambil air wudhu deh Nay kita shalat subuh gue imamin." Ucap Daffa dengan santainya.

Sedangkan Naya melongo kaget ingin rasanya ia melompat-lompat dikasurnya sangking senangnya. "Daffa jangan bikin baper deh." Ucap Naya.

Daffa menoleh lalu menarik Naya menuju kran yang biasa buat wudhu. "Kasian deh yang baperan." Ledek Daffa.

Naya mendengus kesal. "Awas aja kalo gue baper harus tanggung jawab!" Ancam Naya.

Daffa tersenyum geli melihat tingkah Naya. Lucu ah kenapa nggak dari dulu aja kita deketnya? Batin Daffa. "Lain kali nggak usah dengus-dengus gitu deh kek badak ngamuk tau gak? Ya gue bakal tanggung jawab atas kebaperan lo." Ucap Daffa. Sukses membuat Naya seperti terbang ke angkasa. Ah tidak ini bukan lagi seperti ke angkasa. Tapi ini seperti terbang ke surga. Eeerrr gue ngayal apasih. Batin Naya.

"Udahan gih wudhu gue tunggu di ruang shalat ya Nay." Ucap Daffa yang entah kapan selesainya dia wudhu. Naya hanya mengangguk.

▶▶▶▶

"Assalamualaikum." Ucap Naya membuka pintu rumahnya setelah shalat subuh bersama Daffa tadi Naya meminta ijin pulang dan Daffa yang mengantarnya.

Tak ada jawaban di dalam sana. Hhh udah kebiasa kok. Naya masuk kedalam rumahnya.

Bau alkohol tercium dan memenuhi indra penciumannya saat ini. Mendapati bundanya tertidur di sofa dengan pakaian yang kurang bahan. Naya sungguh sedih melihat keadaan bundanya setiap malam minggu bundanya memang selalu pergi ke club entahlah mungkin dengan cara itu bundanya bisa melupakan masalah yang ada.

Naya tak menghiraukan keadaan bundanya. Ia langsung berlari menuju kamar. Setelah ini mungkin akan ada suara pecahan botol alkohol. Dan mang Aji akan datang untuk membersihkannya. Ini selalu terjadi semenjak kejadian itu. Membuat Naya tekanan lahir batin.

PRANNNGGGGG

Benar saja suara pecahan itu terdengar hingga kamar Naya.

"ARGGGGGHHH AKU BENCI HIDUPKU." teriak seseorang dari bawah sana siapa lagi jika bukan Bundanya. Lalu disusul suara pecahan yang lebih keras.

PRANGG PRRAAANGG

Gadis itu mengelus dadanya sendiri sambil menguatkan dirinya untuk tidak menangis.

Lalu iamengambil laptop applenya yang tergeletak diatas meja belajarnya. lalu kembali duduk diatas kasurnya.

Gadis itu mengetikkan sebuah nama. Agar menyambung dengan seseorang disana.

Still The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang