Author POV
Naya, gadis itu memasuki rumah Lala. Sungguh Naya tidak tau jika Lala dan Daffa juga anak brokenhome. Dan rumah sederhana yang biasa Naya kunjungi itu rumah milik mama Lala, sedangkan rumah yang seperti ini rumah milik Ayah Lala.
Keadaan rumahnya sama seperti rumah Naya. Sepi. Tapi setidaknya Lala punya Daffa yang bisa diajak bermain.Naya berjalan lebih masuk kedalam rumah Lala sedangkan Lala sudah ngacir terlebih dahulu ke kamarnya. Naya mengedarkan pandangannya keruang tengah dia melihat sosok itu sedang duduk asik menonton televisi dengan gantengnya.
Daffa yang merasa dipandangi menolehkan kepalanya dan mendapati sosok Naya tengah berdiri diambang dinding pembatas ruang tamu dan ruang tengah. "Cantik." Gumam Daffa.
Keduanya saling tatap. Hari ini memang hari tatap-tatapan mungkin bagi keduanya? Karena sejak bertemu dikantin hingga sekarang berada dirumah Daffa dan Lala, mereka masih saja tatap-tatapan. Seolah-olah dengan tatapan itu mereka berbicara.
Daffa yang lebih dulu kesal akan situasi ini, membuka suara. "Nay sampai kapan mau berdiri terus disitu? Nggak capek?" Ucap Daffa. Yang membuat gadis itu senang. Naya langsung berjalan kearah Daffa lalu duduk di sebelah Daffa. Entah setan apa yang merasuki tubuhnya sampai-sampai dia seagresif ini. Yang jelas Naya hanya ingin berdekatan dengan Daffa untuk saat ini.
Daffa yang menyadari sifat Naya yang mulai melunak. Dia tersenyum akhirnya seorang Naya duduk disebelahnya.
"Apa kabar Nay?" Tanya Daffa mencoba memulai awal yang baik dengan Naya.
"Baik, lo sendiri?" Tanya Naya balik membuat hati Daffa berbunga-bunga. "Gue baik banget setelah ngeliat lo lagi." Ucap Daffa yang membuat gadis itu terbang.
"ASTAGAA NAYA BANG DAFF NGGAK BAIK BEDUAN SORE-SORE GINI MENJELANG MAGHRIB DITENGAH-TENGAHNYA SETAN." ucap Lala dengan toanya.
Keduanya menoleh keasal suara mendapati Lala tengah berjalan menuruni tangga. "SETANNYA ITU LO LA." ucap keduanya berbarengan lalu mereka berdua tertawa sedangkan Lala yang menjadi korbannya hanya mencebik sebal melihat pasangan gadanta dihadapannya.
"Dulu aja mana pernah tuh kalian berdua sedekat ini, waktu emang merubah segalanya." Ucapnya lalu duduk ditengah-tengah Daffa dan Naya.
"Tapi nggak dengan perasaan gue, waktu nggak merubah perasaan gue." Ucap Naya tanpa ia sadari gadis itu membuka aibnya sendiri. Ia langsung merutuki dirinya sendiri bisa-bisanya ia keceplosan. Lalu gadis itu berlari menuju kamar Lala.
Daffa yang mendengarnya ucapan Naya tersenyum lega itu berarti masih ada kesempatan baginya. Dan melihat gadis itu berlari menuju kamar Lala membuatnya ingin tertawa saat itu juga.
"Kenapa gue ngerasa nonton drama korea gini ya?" Celetuk Lala.
"Bego lau." Ucap Daffa sambil melempari bantal kearah Lala lalu Daffa sendiri ngacir ke kamarnya.
"BANG DAFFFF SAMA NAYA DUA ORANG MENYEBALKAN UNTUK HARI INI MUNGKIN SAMPAI SETERUSNYA." ucap Lala toa.
Daffa yang mendengarnya hanya tertawa sedangkan Naya yang berada dikamar kaget dengan ucapan Lala yang toa amat-teramat toa.
▶▶▶▶
"Tau gini gue ogah nginep dirumah lo La." Ucap Naya sambil guling-gulingan.
Lala terkekeh geli, "Yaudah sih pulang aja sana minta antar bang Daffa sana."
Naya bergidik ngeri ketika mengingat kejadian tadi sore. Dia benar-benar memalukan dirinya sendiri. "Nggak jadi deh La gue kalo dirumah berasa tinggal sama mayat idup." Ucap Naya sambil meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja.
Lala yang mendengar ucapan Naya langsung melempari Naya dengan bantal. Korbannya hanya mengaduh kesakitan. "Emak lo sendiri lo bilang mayat idup dosa Nay." Ucap Lala mengingatkan. "Lagian lo cuma punya nyokap lo saat ini Nay jangan sampe lo nyesal." Ucap Lala lagi.
Naya berpikir sejenak merenungkan ucapan Lala ada benarnya tapi mengingat perlakuan bundanya terhadapnya itu seperti bukan ibu dan anak membuat Naya membenci bundanya sendiri tanpa ia sadari. "Gue bahkan benci sama bunda dan bunda juga seperti itu kami seperti kucing dan anjing." Ucap Naya. Membuat Lala bingung dia tidak terlalu tau tentang kehidupan sahabatnya ini meskipun sudah lama berteman yang Lala tau sebelum mereka masuk SMA keluarga Naya, keluarga yang sangat bahagia dan harmonis itu bahkan membuat Lala sempat iri, sampai setelah kelulusan sifat Naya berubah menjadi sosok manusia kulkas. Dingin. Membuat Lala untuk mencari tau. Ternyata setelah kelulusan orangtuanya bercerai. Dan itu membawa pengaruh besar bagi Naya semua yang ada pada dirinya berubah.
"Apasih jadi hening gini." Ucap Naya sebal.
"Heee udahan yuk tidur besok sekolah Nay, night." Ucapa Lala lalu menarik selimut.
"Night." Balas Naya lalu memiringkan posisi badannya.
Nafas Lala sudah teratur itu tandanya ia sudah tertidur pulas lain halnya dengan Naya gadis itu masih dihantui kejadian tadi sore.
▶▶▶▶
A.n: cerita nya emang nggak jelas alurnya cepat dan mungkin tulisan aku masih berhambur ya karna masih amatiran. Dan ini konfliknya hampir nggak ada._. Karena aku mau buat mereka bahagia. Dan feelnya mungkin kurang dapat karena seperti aku bilang tadi aku masih amatiran:3 heee. Dan yang terakhir ini cerita emang abstrak, gajelas, dan cuma pelarian liburan yang tidak menyenangkan maka dari itu terbitlah cerita gajelas ini dengan para tokohnya yang gajelas. Termasuk authornya juga gajelas heeee
KAMU SEDANG MEMBACA
Still The Same
Teen Fiction"Kenapa harus ketemu dia lagi?" -Naya Adriella Qalistha- "Dia Naya Adriella Qalistha udah banyak berubah, kok gue rada nyesal ya." -Daffa Ardianta Nugraha-