Six

63 7 1
                                    

Author POV

Meski sudah menunjukkan pukul 6.30 SMA Harapan Bangsa masih lumayan sepi. Padahal setengah jam lagi bel masukan akan berbunyi.

Seperti biasa Naya berjalan menuju rooftop terlebih dahulu. Tidak ada yang lebih indah baginya melihat matahari terbit itu seperti menumbuhkan semangatnya di setiap harinya. Dan jangan lupa mengabadikannya disebuah kamera.

Ini hal rutin yang Naya lakukan jika ke sekolah. Jika dia sampai melewatkannya dia akan kehilangan semangat belajarnya.

Baginya melihat matahari, dan memfoto teman-teman yang berada dibawah sedang hilir mudik itu ada kesenangan tersendiri.

Cekrek

Naya tersenyum puas melihat bidikannya. Kok ada yang ganjal apa ya? Batin Naya.

Ini cowok kek kenal, batinnya lagi. Naya terus mengamati cowok yang tak sengaja masuk disebuah fotonya kali ini, cowok itu tengah mendongak keatas sambil tersenyum.

Seketika Naya tersadar cowok itu, "HUAAAAA INI DAFFA FIX INI DAFFA GUE FOTO DAFFA OKAY OKAY YAMPUN HUAAA MANA ANAKNYA SENYUM LAGI." ucap Naya heboh sendiri tanpa ia sadari Daffa tengah berdiri dibelakangnya sambil tersenyum senang gadis ini masih sama seperti dulu.

Cuma masang topeng doang, batin Daffa.

"Lo bedua kok betah sih ya sahabatan? Toa ketemu toa, apa nggak sakit tu telinga?" Ucap Daffa, Naya yang mendengarnya langsung menoleh kaget mendapati Daffa berada dibelakangnya. "Lo bedua--?"

"Iya lo sama Lala sama-sama toa pusing gue." Ucap Daffa cepat memotong pembicaraan Naya.

Naya mengerucutkan bibirnya kesal mendapat hinaan dari Daffa. "Yah ngambek yahh." Ucap Daffa ketika gadis itu sudah berlalu pergi melewatinya.

▶▶▶▶

Sesampainya dikelas lagi-lagi Naya harus melihat Daffa. Naya baru sadar jika Daffa murid pindahan sejak kemarin. Naya tidak mengetahuinya karena kemarin sejak turun sekolah ia hanya membaca novel ditaman belakang sekolah dan saat jam istirahat ia pergi ke kantin untuk sekedar mengganjal perut dan setelah itu berceloteh ria dengan Lala, lalu menabrak Daffa. Ya, itulah yang terjadi kemarin.

"Bengong aja lo kesambet setan baru tau rasa." Ucap Lala yang sudah duduk disebelahku.

"Setannya kan elo La." Sahut Daffa dari belakang.

"Lo diem aja bisa nggak sih bang?" Ucap Lala kesal.

"Nggak dong, gue punya mulut dan mulut wajib dibuat berbicara sayang kalo nggak di pake ya kan Nay?" Ucap Daffa sengaja, "Lah apa nyambungnya ke gue?" Ucap Naya cuek.

"Mampus lo wlee." Ucap Lala sambil memeletkan lidahnya.

Pagi-pagi Naya sudah dihadiahi dengan perdebatan konyol ini hh.

"Mohon perhatiannya." Ucap sang ketua kelas Rehan.

"Pak Afik nggak masuk hari karena ada urusan, jadi ini buku tugas fisikanya tolong diambil satu-satu jangan berhambur seperti anak ayam." Ucap Rehan tegas.

Mengambil bukunya bergilir mulai dari bangku yang paling depan. Dan sekarang giliranku.

Buku gue mana sih? Batinku.

"Nay lo nyari buku lo atau bukunya Daffa sih? Lama amat." Tanya Rehan tersenyum jahil.

Ini persis sekali yang Rehan tanyakan sewaktu SMP. Membuat Naya sebal.

"Nyari buku gue lah, dia kan anak baru mana mungkin bukunya ada disini." Ucap Naya ketus.

Rehan terbahak mendengar ucapan ketus Naya. "Selo aja sih Nay nggak usah pake urat juga ngomongnya."

Setelah Naya mendapatkan bukunya ia menoyor kepala Rehan dengan bukunya. "Rese banget sih." Ucap Naya sebal lalu kembali ke bangkunya.

Gadis itu sedang sibuk mencari buku tugas fisika yang baru saja gurunya bagikan. Tapi tidak juga ketemu.

Sang ketua kesal melihatnya membuatnya untuk menjahili gadis itu. "Nay lo nyari buku lo atau bukunya Daffa sih? Lama amat." Ucap Rehan sambil tersenyum jahil.

Naya mendongak lalu menatap tajam kearah Rehan. "Nyari buku gue lah bahkan gue nggak kenal sama Daffa ngapain gue cari bukunya coba." Ucap Naya berusaha santai takut ketahuan jika dirinya suka dengan Daffa.

"Lucu ya ketika seseorang menyukai dalam diam, menyukai tanpa mengenal, ya kayak lo sekelas hampir 3 tahun gini nggak pernah ngobrol, miris banget." Ucap Rehan lalu pergi.

Gadis itu mencerna kata-kata Rehan. Ya, menyukai seseorang memang selucu itu tanpa mengenalnya kau bisa suka hmm.

▶▶▶▶

"Hhhhh kebayang lagi." Gumamnya pelan.

"Nay besok jalan yuk." Ucap Daffa. Naya menoleh, "Kemana Daff?" Tanya Naya.

"Liat aja besok." Ucap Daffa dengan senyum sok misterius.

"Yaudah deh jam berapa?"

"Pulang sekolah." Jawab Daffa.

Naya mengangguk setuju.

KRINNNGGG

Bek istirahat berbunyi membuat murid-murid berhamburan keluar.

Kecuali Naya ia masih berkutat dengan pikirannya. Entah apa yang dia pikirkan. Tapi pasti ada sesuatu lagi yang akan terjadi.

▶▶▶▶

Still The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang