Rush **

977 79 10
                                    

Aku menelan ludah dengan susah payah

"Shownu?" kataku gugup

Shownu hanya menatapku dengan alis terangkat beberapa inchi, sangat susah melihat perubahan ekspresinya jika tidak teliti. Aku juga melihat Kihyun menepuk jidatnya sambil bergumam tidak jelas. Aku menunggu respon Shownu selain alis itu, sepertinya dia tidak berniat memberikan yang lainnya. Jadi aku langsung mengalihkan suasana yang sedikit absurd ini.

"Em, kantin dimana?" aku tidak bisa berfikir dengan benar sekarang ini dan entah kenapa sepertinya pertanyaanku membuat suasana semakin buruk saja

Shownu menatapku datar. Aku menoleh ke Kihyun untuk meminta bantuan. Rupanya dia sama sekali tidak ingin berbuat sesuatu, melihatnya langsung mengalihkan pandangan saat mata kita bertemu.

Aku terus menunggu respon Shownu yang lainnya, tidak ingin berbuat atau berkata sesuatu yang bodoh lagi. Sampai kapan aku akan berdiri disini? aku harap dia cepat menunjukkan arah kantin. Tentu aku sudah mengetahui dimana tempatnya, ini tahun ketigaku.

Huntunglah Shownu sepertinya mengetahui keadaanku saat ini. Dia tidak berkata apapun, hanya menunjuk lurus ke arah kantin dengan mata datar yang menatapku. Dengan segera aku berlari kearah yang ditunjukkan. Karena berlari seperti kucing gila, aku sampai menabrak tong sampah. Semua mata melihatku, benar-benar membuatku risih. Aku tidak berani menoleh kebelakang untuk melihat ekspresi Shownu yang mungkin sudah berpikir hal buruk tentangku. Aku berdiri tegap, berusaha seperti tidak terjadi apa-apa lalu berjalan dengan penuh ketegasan disetiap langkah.

Normal POV

Bruk !

Shownu dan Kihyun terkejut melihat Heesun terjatuh bersama tong sampah. Heesun terlihat terlalu malu untuk sekedar bangkit. Kihyun menyadari banyak mata dengan bisikan dan lelucon baru mengenai kejadian ini, dia langsung menoleh ke arah Shownu. Ekspresinya tidak ada yang berubah sedikitpun, masih sama datarnya seperti biasa.

Kihyun sudah akan melangkah mendekati Heesun, sayangnya langkahnya langsung terhenti tidak jauh dari tempat awal dia berdiri. Yeoja itu berdiri tegap, berjalan seolah-olah tidak pernah menabrak tong sampah. Semua orang yang melihat kejadian itu tidak repot-repot untuk menyembunyikan tawa,ejekan, bahkan sindiran untuk yeoja itu.

Tidak seperti mereka yang terfokus kepada Heesun, Shownu sama sekali tidak tertarik atau bahkan mau membuang-buang waktunya ditempat itu. Dia berjalan menuju koridor sepi, tempatnya biasa menghabiskan waktu dengan membaca komik. Koridor ini sepi karena tersebarnya rumor tidak jelas mengenai berhantunya tempat itu. Shownu sama sekali tidak terpengaruh akan hal itu, bukan karena dia tidak percaya makhluk gaib tetapi selama ini toh dia tidak pernah mengalami kejadian yang dikategorikan ganjil.

"Keluarlah" ucap Shownu tegas dengan mata tetap terpaku pada komiknya

Seorang yeoja terlihat terkejut mendengar perkataan Shownu, terbukti dengan suara 'brak' nyaring diseluruh koridor.

"Em, jesongamnida. Aku tidak bermaksud mengganggumu" ucap yeoja itu dengan suara tercekik

"Apa aku harus meminta maaf karena membuatmu terkejut?" Shownu masih terpaku dengan komiknya, sama sekali tidak ingin melihat wajah lawan bicaranya

Yeoja itu mengerti kehadirannya tidak diinginkan. Dia berjalan menjauh, berusaha tidak membuat suara sekecilpun agar Shownu dapat membaca dengan nyaman.

"Siapa yang mengizinkanmu pergi?" lagi-lagi yeoja itu hampir terjatuh mendengar suara dingin Shownu

"Nae? Ah, aku pikir kamu tidak ingin diganggu. Aku akan pergi agar kamu bisa melanjutkannya"

"Emang benar, tetapi kamu sudah membuat konsentrasiku buyar. Jangan mencoba kabur, kau harus bertanggung jawab" Shownu mengalihkan pandangannya dari komik ke lawan bicaranya itu

"Eehh? A-aku harus melakukan apa?"

"Berbicaralah dengan normal"

"Heh? Normal? Apa maksudmu" Shownu kembali membaca komiknya, membuat yeoja itu menunggu dengan kebingungan di otak kosongnya

"Lupakan" Shownu menutup komiknya dengan suara yang keras, dia bangkit lalu berjalan menuju arah berlawanan dari tempat yeoja itu berdiri dengan langkah besar

Kihyun POV

Aku mencari-cari Heesun, dia seperti tertelan bumi saja. Aku tidak bisa menemukannya di tempat biasanya. Dengan perasaan gelisah, aku kembali ke dalam kelas. Jam istirahat telah usai dan Heesun belum juga ditemukan.

"Anyeong, Kihyun-ah" aku menoleh ke arah datangnya suara nyaring itu

"Yak! Kemana saja kau? Membuatku khawatir saja" omelku seketika

"Mian. Kau pasti berpikiran buruk tentang apa yang aku lakukan" Heesun meminta maaf dengan tampang sama sekali tak berdosa

"Aku berfikir kau bakalan terjun dari atap karena malu"

"Chugulae? Kau pikir aku idiot? Jangan membuat lelucon sembarangan"

"Terserah" jawabku acuh sambil mengeluarkan buku untuk pelajaran selanjutnya

"Tapi makasih karena sudah mengkhawatirkanku" gumam Heesun dengan nada genit

"Lupakan ... lupakan ... lupakan sajalah" aku mengibas-ibaskan tanganku dihadapannya

"Tapi Kihyun-ah, apa aku berbicara dengan abnormal?" wajah Heesun mendekat dengan penasaran

"Tentu saja! Kau berkata seperti unggas" ucapku sambil mendorong keningnya agar sedikit menjauh

"Aish! Sudahlah, bodohnya aku bertanya dengan seorang pasien" Heesun berdecak sebal

Heesun benar-benar lebih bodoh daripada yang aku kira. Dia terlalu bodoh untuk mengetahui makna perkataan itu. Aku yakin seorang namja yang mengatakannya. Namja itu pasti sangat pintar memilah kata. Sayangnya kata-kata itu terlalu susah untuk otak kosong Heesun.

Teng ... Teng ... Teng !

"Aku duluan ya, jangan lupa balas line ku" teriak Heesun dari gerbang. Aku hanya membalasnya dengan mengibas-ibaskan tanganku agar dia cepat pergi

"Kihyun-ah ! " aku menoleh dan mendapati Shownu berjalan mendekat lengkap dengan ransel dipunggungnya

"Kajja!" aku merangkulnya lalu kita berjalan melewati gerbang sekolah

"Shownu, bagaimana menurutmu tentang Heesun?" aku sudah tidak bisa menahannya lagi

"Entahlah" seperti biasa, Shownu tentu tidak akan menjawabnya langsung

"Bukankah dia yeoja yang idiot? Otaknya kosong seperti unggas" aku tersenyum mengingat betapa cerobohnya yeoja itu

"Mungkin" Shownu menjawab dengan nada tidak tertarik

"Apa dia masih berbicara dengan abnormal kepadamu?" pertanyaanku membuat Shownu menoleh kepadaku. Aku bisa melihat dia sedang berfikir untuk jawaban yang tepat. Dia mungkin bisa membodohi semua orang dengan poker facenya itu, tapi tidak dengan aku yang sudah mengenalnya sejak kanak-kanak.

TBC

Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang