Anggara's POV
Sekolahnya Andhana itu bagus. Cuma kelewat disiplin. Maklum lah swasta nomor 1 terbagus di Jaksel cuy! Ya tapi gak apa apa deh. Gua pengen lihat setegas apa guru-gurunya.
"Hah? Anggara bakal satu sekolah sama aku?!?!?!" Teriakan suara ngeselin itu mengambil alih perhatian gua. Andhana. Baru kelihatan dia.
"Iya, sayang. Kamu bisa sekalian bantu mami ngawasin dia kan?" pinta mami.
Idih? Dijagain Andhana? Yaelah, jagoan juga gua. Gua udah lulus muay thai, aikido, judo! Dan serumah gak ada yang tahu karena gua belajar nya diam-diam.
"Ngga, lo awas ya macem-macem di sekolah," Andhana memperingati gua.
"Yaela, emang lo siapa sih Dhan?" tanya gua.
"Gua ketua osis di sekolah,"
"Hah? Serius?"
Anggukan mami dan papi pun menjawab pertanyaan gua. Oke. Sejak kapan kembaran gua bisa jadi ketua osis? Oke pasti dia nyogok nih!
------------------
Writer's POVPagi itu, Anggara terlambat bangun 30 menit. Harusnya ia bangun jam 5 tetapi malah jam setengah 6. Padahal masuk sekolah jam 7. Dan, kalau telat.... Ya bisa kalian pikir sendiri hukuman apa yang akan Anggara dapat di sekolah disiplin macam SMA Adhiwiraja 1.
"Njir, telat lagi,"
Anggara buru-buru mandi, berganti baju seragam barunya. Ia memakainya dengan tidak rapi dan terlihat cool banget. Ia langsung turun ke lantai 1, menuju ruang makan.
"Andhana mana, mam?" tanya Anggara sambil ngos-ngos turun 2 lantai.
"Udah pergi daritadi dia mah," jawab mami.
"Lah? Andhana naik apa?" tanya Anggara lagi.
"Mobil lah sayang," jawab mami.
"Angga pake mobil juga ya?"
"No way! Kamu pake motor aja,"
Yaudah deh. Daripada disuruh pergi sendiri, pikir Anggara. Ia menuju garasi berharap ada motor ninja terparkir disana. Tapi, nyatanya hanya motor bebek biasa.
"Yaelah. Udah cakep gini, kok naiknya motor gituan?" keluh Anggara. Tapi apa boleh buat? Anggara segera menuju sekolahnya.
Memakan waktu 30 menitan untuk sampai ke sekolah. Karena memang lumayan jauh. Apalagi macet.
"Aduh ini motor gabisa diajak ngebut-ngebutan banget sih," kata Anggara dalam hati. Ia melirik jam-nya. 06.50.
Anggara hanya bisa berdoa dalam hati.
Akhirnya ia sampai disekolah jam 7 pas. Saat itu, gerbang hampir ditutup. Tak ada murid lain selain dirinya.
"Tunggu, pak! Jangan ditutup dulu," kata Anggara.
"Kamu ini siapa?" tanya satpam yang berkumis itu.
"Saya murid baru, pak,"
"Murid baru kok udah telat? Mana bajunya berantakan gitu?"
"Yaelah pak, tadi saya ditinggalin sodara saya pak, makanya saya ngibrit kesini. Pake motor jelek gitu pak," Anggara beralasan.
"Siapa memangnya sodara kamu?" tanya pak satpam.
"Andhana, pak," jawab Anggara.
"Wes toh, gausah ngarang kamu. Udah sana masuk... Mana mungkin kamu sodaranya Andhana,"
Anggara tak memperdulikan apa kata si satpam barusan, ia segera masuk.
"Tunggu deh," Anggara menghentikan langkahnya. "Gua kelas berapa ya?"
Anggara lupa menanyakan mami-nya kelas berapa yang ia dapat. Ia segera menge-check hp nya.
"Shit, gak ke charge lagi," umpat Anggara.
Dengan malasnya, Anggara menuju kantin. Sepi banget mending gua makan, tadi kan belum sarapan, pikir Anggara.
"Bu nasi ayam sama telor pedes ya," pesan Anggara.
"Eh saya baru ngeliat kamu," kata ibu penjual nasi itu.
"Iya bu, saya murid baru,"
"Oh pantas, kok di kantin, dek?"
"Iya saya gak tau dapet kelas berapa. Daripada saya nganggur, mending saya makan,"
"Ya ampun, nih makanannya," serah ibu itu.
Anggara pun duduk di meja yang dekat dengan stan ibu penjual nasi itu. Ia memakan dengan lahap pesanannya.
Tak lama kemudian, datang seorang cewek dengan seragam seperti milik Anggara. Ia memesan nasi juga seperti Anggara.
"Bu nasi ayam kikil tempe kering! Pake bumbu gulai ya, terus kecapnya yang banyaaakkkk," pesan gadis itu.
Ribet amat, pikir Anggara.
"Kayaknya dia cewek bandel. Dari penampilannya aja cewek tomboy banget. Boleh nih jadiin temen seperkaburan, hehe" kata Anggara dalam hati.
Gadis itu membawa makanannya ke meja sebelah Anggara.
"Jadi lo kabur juga?" tanya Anggara memulai pembicaraan. Cewek itu diam saja.
"Oi lo budeg ya?!"
"Eh? Lo ngomong sama gua?" cewek itu baru tersadar.
"Iyalah sama siapa lagi. Nama gua Anggara, lo?"
"Saskia,"
"Lo kabur dari pelajaran apa?"
"Hah? Kabur? Gua nggak kabur,"
"Jangan sok polos deh. Kalo bukan kabur terus namanya apa? Lo di kantin sedangkan jam belajar berlangsung,"
"Lo murid baru ya?"
"Kok tau?"
"Fyi, gua gak kabur. Gua udah selesai ulangan matematika pelajarannya Pak Danang. So, gua dibebasin boleh ngapain aja. Karena kebetulan gua lapar dan ada beberapa hal yang harus gua pikirkan sendirian, jadi gua ke kantin. Tolong jangan ganggu, ok?"
yang diatas itu foto Saskia yaa!! jangan lupa vomment nya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionAndhana Putra Khairan dan Anggara Putra Khairan. Kembar tak identik yang sifatnya juga tak identik. Beda jauh malah. Andhana adalah cowok yang pandai, ketua OSIS di sekolah, good boy gitu deh. Sedangkan, Anggara, cowok badung kelas atas yang dingin...