3

87 4 1
                                    

Andhana's POV

Anggara. Lagi-lagi buat masalah. Bikin gua dipanggil sama Mr. Fred sang kepala sekolah buat nyari lo. Gila tuh anak. Baru jadi murid baru aja sok-sok an kabur. Belum tau aja hukumannya disini. Awas aja kalo reputasi gua rusak gara-gara dia disini.

"Kak Andhanaaaa," sapa adik-adik kelas ketika gua melewati kelas mereka.

Ya maklum, gimana sih rasanya punya ketos ganteng?

Tujuan gua ke kantin. Karena daritadi gua udah ngider-ngider sekolah tapi gak ketemu juga tuh anak.

Dikantin....

Ternyata tuh anak enak-enak makan di kantin. Tapi, tunggu? Itu siapa yang sama Anggara? Wah lumayan nih, 2 orang sekaligus tertangkap basah.

"Woi! Enak-enakan aja di kantin!" bentak gua.

"Kak Andhana?"

"Andhana?"

What the.... Saskia? Anggara? Sejak kapan mereka kenal? Udah makan bareng gini lagi.

"Saya gak kabur kak, pak Danang izinin saya untuk keluar kelas duluan." jelas Saskia, tentu saja gua percaya.

"Iya tenang aja, Sas," balas gua dengan senyum terbaik yang gua punya.

"Dhan, gua juga gak kabur,"

"Halah lo Ngga, bikin gua dipanggil Mr. Fred aja!" Gua pun menyeret Anggara untuk ikut ke ruangan kepala sekolah. "Duluan ya, Sas,"

Saskia hanya mengangguk.

-------------------
Writer's POV

"Eh Dhan tunggu lah jangan seret-seret gua kayak gini," berontak Anggara.

"Ngapain sih lo kabur segala? Ini hari pertama lo sekolah tau?" tanya Andhana.

Anggara menjelaskan semuanya kepada kembaran tersayangnya itu.

"Yaudah, kelas lo 12-4." Andhana memberi tahu.

"Ipa atau ips?" tanya Anggara.

"Gak ada kayak gituan disini," jawab Andhana. "Udah buru sana, ada di lantai 3 ya kelasnya,"

Sekolah macam apa ini, pikir Anggara.

Sesampainya di 12-4....

"Pagi," Anggara pun masuk kelas.

Spontan seisi kelas langsung memerhatikannya. Yang cewek langsung bisik-bisik, yang cowok senyam-senyum sendiri.

"Hei! Kamu tidak sopan ya main masuk saja!" tegur seorang guru cowok yang sedang menuliskan sesuatu di papan tulis.

"Lah tadi kan saya udah bilang pagi, pak,"

"Siapa kamu?"

"Anggara, pak. Saya murid baru,"

"Oh jadi kamu, kembaran nya Andhana? Mirip juga, tapi kamu sangat tidak sopan." kritik guru yang ada di hadapan Anggara. "Saya Pak Ilham, ngajar Biologi.

"Boleh saya duduk, pak?" tanya Anggara se-sopan mungkin.

"Ya,"

Pelajaran Biologi dimulai, namun Anggara tidak memerhatikan itu sama sekali.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang