Anggara's POV
Aduh. Gua terjebak dalam pelajaran Biologi yang sama sekali gua nggak ngerti. Gimana cara kaburnya ya? Mana disini duduknya sendiri-sendiri lagi. Terus tampang-tampang anak cowok disini culun-culun banget. Bajunya rapi, klimis deh pokoknya.
"Anggara! Coba jelaskan ke depan!" Mampus gua. Gua aja dari tadi gak dengerin, gimana mau jelasin?
"Mmm.... tentang apa ya, pak?"
"Ck! Kamu ini merhatiin gak sih pelajaran saya?"
"Gak, pak, eh.. maksudnya,"
"Kamu ini ya, kok bisa kamu itu kembarannya Andhana?!"
"Pak!" Seorang cewek berkacamata dan berpenampilan nerd itu mengacungkan tangannya.
"Kenapa, Lindsay?"
"Biar saya aja yang jelasin, pak," jawab cewek itu, namanya Lindsay Aviola. Gua baca di nametag nya.
"Ciee Lindsay!!! Mentang-mentang ada cogan langsung bantuin gitu!!! Cieee.. cie..."
Aduh. Ini cewek cupu bikin gua diledekin sama dia. Bego banget sih ni cewek. Mana jelek lagi, eh nggak jelek sih, tapi culun.
Gua hanya duduk diam mendengarkan si Lindsay menjelaskan tentang pelajaran.
------------------------
Author's POV
"Anggara," sapa seorang cowok tinggi yang sekelas dengan Anggara. "Gua Edgar,"
"Oh, hai Edgar," balas Anggara males. Ya, Anggara ini males banget untuk beradaptasi di lingkungan baru.
"Jangan bete gitu. Gua ngerti kali, dibandingin sama saudara kembar itu gak enak,"
"Gak usah sok tau ye,"
"Kelihatan kali dari muka lo,"
"Ya ya ya serah,"
"Kantin yuk! Gua mau kenalin lo ke geng gua,"
"Geng apaan? Geng cupu?"
"Lo gak liat muka gua kece begini? Tentu saja geng troublemaker di sekolah lah!"
"Gak minat,"
"Yeh, kalo Andhana mendapat reputasi good boy di sekolah, kenapa lo gak yang bad boy? Biar lengkap gitu,"
Anggara sempat terkejut dengan omongan Edgar. Benar juga, pikirnya. Akhirnya Anggara menyetujui.
Di kantin, Anggara berkenalan dengan beberapa teman Edgar. Yaitu Omes, Gilang, dan Billy. Dari tampangnya, Anggara bisa menilai kalau Omes itu anak yang cukup berani mengambil resiko. Kalau Gilang yang biasa-biasa saja. Billy? Playboy.
"Lo ngerokok, bro?" tanya Omes.
"Kadang, kalo lagi pengen," jawab Anggara.
"Kayaknya semenjak kedatangan lo, kegantengan gua terancam, Ngga," Billy tersenyum.
"Yah mau gimana lagi?" Anggara terdengar pasrah.
"Eh, saudara lo si Andhana ngelihatin kita mulu. Risih gua," lapor Gilang.
"Ah udah kayak diliatin doi aja lu pake risih segala," kata Edgar.
"Tenang, tenang, biar gua yang tanganin,"
"Lo mau kesana Ngga?" tanya Omes.
"Gak," Anggara terpikir sesuatu yang lain. "Ada yang bawa rokok?"
Omes, Gilang, Billy, dan Edgar pun mengerti rencana yang akan dilakukan Anggara. Mereka semua akan merokok di kantin seolah-olah gak ada yang melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionAndhana Putra Khairan dan Anggara Putra Khairan. Kembar tak identik yang sifatnya juga tak identik. Beda jauh malah. Andhana adalah cowok yang pandai, ketua OSIS di sekolah, good boy gitu deh. Sedangkan, Anggara, cowok badung kelas atas yang dingin...