Segerumbul awan memenuhi langit sore, diiringi oleh semilir angin membuat rambut gadis ini berterbangan mengikuti arah angin, kulitnya putih pucat bibirnya pun begitu matanya sayu menatap kearah depan tanpa tujuan duduk sendiri di sebuah bukit.
Dia adalah (namakamu), gadis bermata sayu dengan beribu-ribu kerapuhan, sesekali matanya terpejam cukup lama mencoba merasakan sensasi angin yang menerpa kulitnya
"(Namakamu)"
Gadis ini berlari kecil menuju tempat (namakamu) berada sambil tersenyum miris dia adalah Salshabilla Andriani sahabat terdekat (namakamu).
"Iqbaal nunggu kamu di rumah kita pulang ya"
(Namakamu) tersenyum, kemudian salsha membantu (namakamu) berdiri, mata salsha seedikit sembab dan selalu tersenyum miris,
Langkah kakinya semakin cepat meninggalkan salsha yang tersenyum namun di sudut matanya menyisihkan air mata, begitu antusias (namakamu) menemui iqbaal yang saat ini pasti sedang menunggunya,
"Iqbaal"
Laki-laki ini terkesiap begitu mendengar ada seseorang yang memanggil nya, dia tersenyum manis kearah (namakamu) bibirnya kering dan pucat, (namakamu) duduk di samping iqbaal, mereka sedang berada di ruang tamu
Bruk
Tiba-tiba (namakamu) memeluk erat tubuh iqbaal membuat iqbaal sedikit kaget, (namakamu) membenamkan wajah cantiknya ke dalam dekapan iqbaal
"Ternyata tuhan kabulin doa aku selama ini aku pengen nemenin kamu sakit"
Iqbaal tercenung masih mencoba menelan apa yang (namakamu) katakan, masih diam dalam kebingungan , namun tiba-tiba (namakamu) mengeluarkan sebuah amplop putih agak panjang berlogo rumah sakit
Dengan cepat iqbaal membukanya, perasaan iqbaal masih di selimuti kebingungan dan rasa penasaran apa yang terjadi pada (namakamu) kekasihnyaNama pasien : (namakamu) S.L
dinyatakan mengidap penyakit Leukimia,'Deg'
Seperti banyak ribuan jarum yang menusuk hatinya,Rasanya semakin sesak menggerogoti rongga dadanya sudah cukup ia yang menderita sakit keras jangan pada (namakamu) orang yang paling dikasihinya.
Iqbaal langsung memeluk (namakamu) membiarkan tangis kekasihnya pecah dalam dekapannya,
(Namakamu) melepaskan dekapannya, menepis beberapa air mata yang memenuhi kedua pipinya,"Cowo penyakit jantung sama cewe penyakit leukimia jodoh kali ya baal"
Kenapa harus seperti ini, iqbaal tak ingin (namakamu) merasakan sakit keras, iqbaal masih diam belum bisa mengungkap apa pun saat ini, segerumbul air mata sudah siap menetes dari pelupuk mata iqbaal,
"Kamu harus sembuh bi"
(Namakamu menggeleng pelan tidak menyetujui pernyataan iqbaal, tangan (namakamu) terjulur menepis air mata yang menetes di kedua pipi iqbaal
"Kalo aku sembuh kita gak bisa ke rumah tuhan sama-sama, aku pengen kita kerumah tuhannya sama-sama"
Iqbaal hanya memilih bungkam, lidah nya terasa kelu hanya sekedar mengungkapkan kata-kata,
(namakamu) gadis itu istimewa, gadis ceria yang selalu murah senyum namun menyimpan sejuta kerapuhan dalam dirinya,******
Dua insan ini sedang duduk di bangku yang ada di tengah taman mereka adalah Salsha dan Aldi—sahabat iqbaal, masih dalam keheningan di antara ke duanya,
"Kamu deket banget kan sama iqbaal"
Salsha mencoba memecah keheningan yang melanda keduanya,
"Iya, kamu juga deket banget kan sama (namakamu), aku denger (namakamu) punya penyakit leukimia?"
Salsha mengangguk, masih mencoba menahan rasa sesak dan air mata yang sudah siap menetes dari pelupuk matanya,
"Kamu jagain (namakamu) ya, kalo terjadi apa-apa sama (namakamu) pasti bakal terjadi apa-apa juga sama iqbaal"
Ucapan aldi sukses membuat air mata salsha tak lagi bisa di tahan, terlalu sakit ketika tau jika (namakamu) menderita leukimia, aldi tau sakit yang melanda salsha, aldi pun juga merasakan yang sama, tangan aldi menepuk-nepuk pundak salsha memberikqn sedikit ketenangan pada salsha,
Di sisi lain
(Namakamu) memandangi dirinya di depan cermin, tangannya memegang beberapa helai rambut rontok, cukup banyak rambut yang rontok dari pangkal kepala (namakamu), gadis ini tersenyum melihat rambut nya mulai menipis,atau mungkin tak lama lagi ia akan botak,
Clek
Pintu kamar terbuka menampakkan salsha yang tersenyum manis pada (namakamu), (namakamu) gqdia itu refleks langsung menyembunyikan helaian rambut tadi yang cukup banyak di balik tubuhnya, salsha menuju kamar mandi membuat (namakamu) bergegas membuang rambut rontok nya ke tempat sampah lalu beranjak dari meja rias menuju ranjangnya untuk beristirahat,
Salsha keluar dari kamar mandi melirik sedikit ke arah meja rias, rupanya (namakamu) telah tidur di ranjang, pandangan salsha teralih pada tempat sampah yang berada di samping meja rias, rambut?, (namakamu) masih memejamkan matanya, Salsha melangkah lebih dekat ke arah (namakamu) yang tertidur mencoba menyisir rambut (namakamu) dengan ke dua tangannya,
ternyata benar saja ada beberapa helai rambut yang rontok menggantung pada telapak tangan Salsha,
rasa sesak kembali melanda dada salsha,
tak pernah terbayang sebebelumnya jika (namakamu) gadis ceria ini harus memiliki penyakit kronis, ingin sekali salsha berteriak meminta (namakamu) untuk sembuh
Namun keinginan salsha selalu hilang ketika melihat senyum tulus yang selalu (namakamu) berikan,*******
Langit mendung dan menurunkan titik-tikik hujan ke seluruh permukaan bumi datambah angin yang berdesir santai, membuat suasan yang tercipta antara (namakamu) dan iqbaal semakin nyaman,keduanya aedang berada di sebuah bukit kecil,
"(Namakamu)"
Iqbaal memulai pembicaraan, yang sebenarnya tidak terlalu penting,
(Namakamu) melirik iqbaal dengan ujung matanya"Kamu pengen kita kerumah tuhan sama-sama"
(Namakamu) mengangguk pelan, menyetujui apa yang iqbaal katakan barusan,
"Kalo gitu aku akan buang obat ini"
Iqbaal mengambil sebuah botol kecil yang berisi beberapa kapsul lalu membuangnya jauh-jauh,
"Kenapa dibuang?"
Kali ini (namakamu) mulai menatap iqbaal, iqbaal menyentuh pundak (namakamu), kudua ya saling hadap-hadapan
"Biar kita kerumah tuhan nya cepet bi"
Kali ini bibir (namakamu) tertarik menghasilkan sebuah senyuman manis dan tulus , iqbaal merangkul (namakamu), dan (namakamu) menjatuhkan kepala nya ke pundak kiri iqbaal
Tanpa (namakamu dan iqbaal sadari ada dua insan yang mengawasi mereka, Salsha dan Aldi tersenyum miris ke arah (namakamu) dan iqbaal, Salsha gadis itu sudah menumpahkan tetesan airmata menyaksikan adegan tadi, Aldi merasakan bagian hatinya tercubit ketika ia melihat iqbaal membuang seluruh obatnya,
Ruangan ini menjadi saksi bisu cinta iqbaal dan (namakamu) mereka berdua menghembuskan nafas mereka sama-sama saling menggenggam agar di rumah tuhan tidak terpisah kan selalu bersama
******Tamat
(Namakamu) dan iqbaal bukan lah romeo dan juliet yang saling melengkapi, namun cinta mereka layak di sandingkan dengan romeo dan juliet
********
Gaje? Udah jadi identitas saya vote dan comment yesTbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Prince
Teen FictionAngin semilir ditambah cuaca yang saat ini tidak bersahabat segerumbul awan hitam memenuhi langit sore saat ini. Namun keadaan ini tidak membuat gadis ini beranjak dari ayunan tua yang sudah sedikit berkarat saat ini menopang tubuhnya.Berkali kali...