Fall For You (12)

5.5K 390 12
                                    

Warning : Warning
chapter ini mengunsur BL : YAOI
.
.
.

Sehun tersenyum, nyaris terkekeh geli. Dia mengecup satu kali sudut bibir kiri Luhan. Merasakan persudutan bibir yang merupakan gerbang dari bibir ranum menggodanya. "Terima kasih, Nyonya Oh. Lagipula masih ada satu jam lebih sebelum aku berangkat kuliah."

Luhan ikut tersenyum. Masuk ke dalam suasana hangat yang mereka buat. Sehun mendekatkan lagi tubuh mungil Luhan. Memberinya sebuah kecupan singkat sebelum melanjutkannya ke sebuah ciuman hangat dan dalam.

Kesepuluh jemarinya mulai bergerak di hadapan kancing piyama Luhan. Membuka tautan itu hingga tubuh putih dan mulusnya terekspos jelas. Ciuman bibir mereka sengaja Sehun pindahkan ke bagian leher Luhan, menyisakan benang saliva tipis yang membentang dan terputus begitu saja setelah beberapa detik. Memberi tanda merah di lehernya yang keesokan hari akan menjadi ungu dengan cuma-cuma.

Sehun juga mendapat kebebasan lebih saat Luhan sengaja memiringkan kepalanya. Dan dia puas ketika mendengar erangan tersiksa dari Luhan yang menikmati ini dengan menutup kedua matanya.

"Enghh..."

Sebuah lenguhan yang sangat menghibur hati Sehun. Benar-benar... membuat Sehun mendidih.

Tangannya bergerak cepat untuk membuka piyama Luhan. Kemudian dalam satu kali tarikan, tubuh mungil setengah naked itu terhempas ke atas ranjang dengan Sehun yang berada di atasnya, bertumpuan di kedua telapak tangannya. Kakinya masih mengalungi pinggul Sehun, namun pada akhirnya dia menurunkan kedua kakinya.

Sehun memindahkan tumpuannya pada kedua siku sehingga wajahnya bisa semakin dekat dengan Luhan.

Setelah memberi ciuman singkat di bibir plum Luhan, kepalanya turun ke arah badan. Mengecup dan memberi tanda merah lagi pada bagian dada dan bahu istrinya.

Luhan menggelinjang kegelian dan bagian bawah tubuhnya terasa semakin sesak saat Sehun dengan nakal menggigit daging kecil di bagian dada sebelah kirinya.

"Akh."

Tangannya tiba-tiba saja berpindah ke kepala Sehun untuk meremas surai dan menekannya agar hisapan di putingnya menjadi semakin dalam.

Sehun bangkit, memundurkan tubuhnya dan melepas satu demi satu kancing piyama yang tengah dia kenakan. Tangannya bergerak lihai untuk mencampakkan piyama itu ke permukaan lantai kamar mereka yang dingin. Menyedihkan.

Suaminya kembali memberi beberapa gigitan kecil di sana-sini, terutama putingnya, membuat Luhan tidak dapat lagi menahan erangan. Luhan bernapas seolah kekurangan oksigen saat Sehun belum mau melepas permainannya di bagian paling sensitif itu. Dia menurunkan tangan kanannya, beralih menuju dada Sehun di bawah. Mengusap kulit licin Sehun dengan perlahan, membawa Sehun pada perasaan meronta geli.

"Ahh, Han..." Jangan lakukan itu.

Desahan lembut yang Sehun lantunkan tanda menikmati gerakan tangannya membuat Luhan tersenyum. Dia senang jika Sehun juga tergoda oleh gerakan ringannya. Lelaki itu mengangkat kepalanya, menatap dalam kedua mata Luhan. Kebodohannya, kini dia justru terlarut pada indahnya kedua mata Luhan, menghasilkan desiran aneh yang mengalir ke seluruh tubuhnya dan melebur saat menghadiahkan sebuah ciuman hangat yang terjadi begitu singkat.

"Aku heran. Kenapa dua hari belakangan aku tidak memintanya."

Suaranya terdengar. Kepalanya kembali turun dan kini mulai menjilat leher berpeluh Luhan dengan begitu sensual.

"Eungh... Karena kau-asyik pada duniamu sendiri."

Luhan berhasil mengesampingkan kenikmatannya dan menjawab pertanyaan Sehun. Sebenarnya pedih sekali, sebab Luhan tidak sekedar berkata, melainkan mengungkapkan isi hatinya. Tapi, Sehun mengabaikannya. Mengabaikan jawaban yang dia minta. Terus memberi tanda di leher putih Luhan dengan bekas kemerah-merahan dari hisapan yang menurut Luhan begitu menyiksanya. Menyiksa karena kejantanannya yang telah menegang masih terbungkus sempurna oleh celana.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang