Fall For You (14)

5K 407 12
                                    

Confession

Tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk mendeskripsikan perasaan bahagia yang melanda.Ia sangat—terlampau bahagia. Semua berakhir. Beban yang menyumbat hatinya telah menghilang.Ia tidak harus lagi menerima tekanan batin oleh perjodohan pertamanya di usia tujuh belasIa masih merasa mampu mendapatkan pasangan dengan caranya sendiri.

Kau tahu bagaimana rasanya dijodohkan oleh seseorang yang hanyalah teman sekolah untuk pertama kalinya di dalam hidupmu? Bahkan, itu pun tidak pantas disebut dengan teman karena sepatah kata tidak ada yang pernah memulainya sebelum orangtua dari kedua belah pihak menyepakati perjodohan ini.

Sungguh, jika bisa Luhan tidak lulus sekolah tahun ini, ia lebih rela menerimanya dengan sukacita dibandingkan menerima Kim Seul Ra sebagai calon istrinya kelak.

Ini gila.

Luhan tidak pernah membayangkan untuk menikah dengan perempuan sepertinya. Seulra adalah perempuan termanja yang pernah ia temui. Setiap pagi ia meminta untuk berangkat ke sekolah bersama-sama. Setiap pulang ia meminta setidaknya satu kecupan di pipi—wellia meminta di bibir, namun Luhan bergidik ngeri lalu akhirnyaLuhan terpaksa mengecup pipinya. Dan—ugh, pasti sangat menyebalkan memiliki istri manja sepertinya di masa depan.

Ia meminta sesuatu yang tidak mungkin Luhan penuhi.

Dan Luhan?

Jangan harap iaakan menyetujuinya jika bukan karena paksaan dari kedua orangtuanya.

Sebenarnya, Luhan sudah sangat malas berdiri di hadapan seseorang di malam hari seperti ini. Inginnya ia akan berpesta pora merayakan pengakhiran jodoh, tapi sang mantan calon istri justru memintanya untuk berbicara berdua.

"Kenapa tidak kau bela hubungan kita?" Perempuan yang sedari tadi menangkup wajahnya sendiri untuk menghalangi Luhan melihat bagaimana rupanya saat ia menangis membuka kedua tangan saat berucap. Lalu, ia tutup lagi wajahnya. Bahunya bergetar, telinganya memerah, dan mungkin dari hidungnya sudah mengeluarkan sedikit cairan bening yang tak perlu lagi Luhan tebak apa itu. Luhan merutuk Seulra, ia cantik, ya cantik. Namun tiada yang lebih mengesalkan dari sifat super manjanya. Tidak ada sisi dewasa yang pernah Luhan rasakan darinya. Dan ia ingin perempuan itu akan menjadi perempuan yang lebih dewasa di kemudian hari saat tak bersamanya lagi.

Bola matanya terputar malas dan Luhan memilih untuk mengendikkan bahu tak acuh. "Kau seharusnya sadar bahwa aku tidak mencintaimu."

Jika kalian ingin tahu, Seulra tadinya merengek untuk meminta sebuah pelukan hangat dari Luhan. Namun, Luhan menolak. Dan dengan santainya Luhan berkata, "kau yang menangis sangat jorok"lalu dirinya tertawa renyah. Membuat perempuan tersebut semakin menangis keras tanpa ada suara rengek yang ia tahan. Ia menangis sebagaimana anak kecil menangis, sesenggukan. Luhan berpikir, sebenarnya umur berapa perempuan yang tengah berada di depannya ini? Luhan teramat ingin menarik perempuan itu untuk masuk ke dalam jurang karena rengekannya yang memekakkan kedua telinga.

"Bagaimana bisa?" Ia menarik napasnya sesaat sebelum melanjutkan perkataannya yang terhenti. Badannya semakin bergetar kuat dan akhirnya iamembuka kedua tangannya. "Kita bersama hampir satu bulan dan itu cukup lama," sambung si perempuan bersurai gelombang dengan nada putus asa. Tentu saja ia putus asa. Bagaimana tidak putus asa jika saat-saat bahagianya bersama Luhan hancur begitu saja di pertengahan jalan?

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang