Malam telah tiba waktunya untuk makan malam, setelah semuanya Sholat Isya tak lama Ria keluar dari mushola dan melangkahkan kaki bersamaku untuk ke ruang makan. Sesampainya di ruang makan kami mengantri mengambil makanan dan minuman, selesai mengambil makan aku dan teman sekelompokku mencari tempat duduk kosong. "Eh! Ini ada tempat kosong!" Teriak Hurmah yang sedang makan, kami segera menghampiri tempat kosong yang ada di sebelah Hurmah lalu duduk. "Ah... akhirnya makan juga, daritadi gue udah laper banget nih!" Kata Ria lalu menyuap nasinya "iya gue juga daritadi perut gue udah keroncongan" kata Citra lalu menyuap nasinya juga, saat kami sedang makan tiba - tiba aku melihat ada anak kecil dengan wajah murung.
Seketika aku memanglingkan wajahku, "Nia loe kenapa?" Tanya Aisyah padaku. Lalu aku menengok lagi ke arah semula "enggak apa - apa, gue cuman... sedikit pusing aja kok iya" jawabku sambil tersenyum karena alasan, tak lama aku beralasan tiba - tiba anak kecil itu muncul lagi dengan wajah yang bahkan penuh dengan luka goresan "AAA! mamah!" Teriakku histeris sambil menutup wajah dengan kedua tanganku. "Nia! Loe kenapa? Ada apa?" Tanya teman - temanku "itu, itu ada anak mukannya serem banget! Gue takut Citra!" Jawabku sambil menangis. "Mana? Gak ada!" Kata Aisyah "ih... ada Aisyah!" Kataku mencoba memberitahunya "Nia mendingan sekarang kamu istirahat aja di kamar yuk!" Ajak bu Tris padaku. Aku pun bangun dari kursi dan berjalan sambil menutup wajahku, sampai di kamar aku terus menangis dan tidak mau makan.
"Nia, udah gak ada apa - apa yah! Mungkin kamu lagi kecapean aja, jangan mikirin yang lain - lain dulu ya! Sekarang kamu istirahat" kata bu Tris lalu menyelimutiku yang berbaring sedangkan Ria menemaniku istirahat. "Sebenernya loe kenapa sih?" Tanya Ria "gue tau pasti loe liat yang namanya begituan kan?" Kata Ria lagi, "gue bener - bener mau pulang" kataku masih terisak. "Kita baru satu hari disini dan loe udah mau pulang? Waktu kita tinggal dua hari lagi, masih lama untuk pulang" kata Ria "gue nggak mau tau pokonya gue mau pulang" kataku bersikukuh. "Gue ngerasa mereka bakal ngikutin kita sampe pulang" kataku "loe jangan becanda deh Nia, kan gue udah bilang ama loe jangan ngomong yang ngada - ngada gue tau loe bisa liat tapi seenggaknya loe jangan gini dong!" Kata Ria tidak percaya.
"Telephaty gue makin lama makin kuat dan gue ngerasa ini udah saatnya mereka untuk neror kita!" Kataku "udahlah, gue pusing tau gak! Neror lah ngikutin lah, stress gue! Mendingan loe tidur ayo! Sini gue temenin!" Kata Ria lalu berbaring di sebelahku. "Aduh! Sstt.." kataku pelan sambil memegang perut karena sudah tidak tahan buang air kecil "Ria bangun ya!" Kataku membangunkannya dengan pelan, "apa?" Kata Ria dengan nada mengantuk. "Gue mau pipis anterin yuk!" Kataku "ya udah ayo!" Kata Ria lalu aku dan Ria keluar dari kamar sementara Citra dan Aisyah tertidur pulas. "Loe tunggu sini ya!" Kataku menyuruhnya untuk menunggu di depan pintu "iya yaudah cepetan!" Kata Ria lalu aku pun masuk. Selesai buang air kecil aku membuka selot pintu kamar mandi dan keluar, saat keluar aku melihat Ria duduk di pojok dengan wajah yang cemas dan berkeringat dingin.
"Ria? Loe kenapa?" Tanyaku di dekatnya, Ria sama sekali tidak menjawab dan kulihat bibirnya pucat. "Ria loe kenapa?" Tanyaku sekali lagi lalu Ria menunjuk dengan gemetar ke arah pintu masuk. Aku pun melihat ke arah pintu, tidak ada apapun "gak ada apa - apa? Loe kenapa sih? Ayo deh bangun! Kita balik ke kamar!" Kataku lalu memopong Ria untuk kembali ke kamar. Saat kami hampir mendekati kamar kami tak lama pintu masuk terbuka sendiri dengan pelan "Nia, kayaknya bener kata loe. Dia emang bener - bener ngincer kita" kata Ria, aku terus memperhatikan pintu tersebut dan tak lama seorang nenek tua masuk dengan jalan yang tertatih - tatih. Seketika aku dan Ria berlari mendekati kamar dan memegang engsel pintu, sial! Pintunya di kunci! "Citra! Aisyah! Buka pintunya!" Teriak kami sambil memukul - mukul pintu kamar tapi tidak ada yang membukanya sama sekali.
"CITRA! AISYAH! BUKA PINTUNYA!" teriak kami sekali lagi, semakin lama nenek itu semakin mendekat dan kami juga semakin lemas karena ketakutan. Tak lama pintu terbuka lalu kami pun masuk ke kamar dan langsung menutup pintunya, dengan nafas yang terengah - engah aku dan Ria naik ke tempat tidur dan menutup seluruh tubuh kami dengan selimut. "Kalian kenapa sih? Ada apa?" Tanya mereka berdua pada kami, kami sama sekali tidak menjawab karena saking takutnya. "Gue besok mau pulang" kata Ria ketakutan "mau pulang? Gila loe ya? Besok kan masih ada kegiatan lagi" kata Aisyah "gue gak mau tau pokonya besok gue harus pulang!" Kataku, "trus loe mau pulang pake apa? Ngesot gitu? Percuma! Loe mau nelpon orang tua suruh jemput juga gak bakal bisa, orang handphone disita" kata Citra.
"Kalo tau begini gue gak ngikut deh" kata Ria "sama gue juga" kataku, "lagi kenapa dari kemaren loe gak ngomong kalo kek gini akhirnya?" Tanya Ria "kan gue udah bilang loe nya aja gak percaya sama gue" jawabku. "Udah ah! Kalo kek gini gue gak mau ikut lagi" kata Ria menyesal "udah deh ah! Jangan ngomong yang ngada - ngada lagi! Berisik tau gak! Orang - orang lagi pada tidur tuh!" Kata Aisyah menyuruh kami untuk diam. Kami sama sekali tidak bisa tidur dan hanya saling bertatapan.