Pelanggan Aneh

909 44 2
                                    

Hari Senin
Sepertinya matahari nampak malas keluar dari persembunyiannya. Mendung. Itulah yang tergambar sejak pagi tadi sampai jarum jam menunjukkan pukul 10.30 langit masih tetap kelabu.

Hujan tidak.
Panas juga tidak.

Aku duduk di meja kerja ku yang berada di area depan sambil memainkan gadget ku. Apakah hari ini akan ada pembeli? Apakah hari akan ada yang datang?

Berharap ada telpon dari seseorang yang ingin memesan sesuatu dari restaurant tempat dimana aku bekerja. Belum ada pelanggan juga, akhirnya kuputuskan untuk pergi ke toilet sebentar.
Tapi saat aku hendak berdiri, telpon ku berbunyi. Langsung saja ku angkat siapa tahu ada yang ingin memesan sesuatu.

"Hallo, selamat siang dengan Hunger Resto ada yang bisa dibantu?" Kalimat pembuka yang biasa ku ucapkan setiap kali ada telpon masuk.

"Hallo, nona aku ingin memesan sesuatu dari restaurant mu. Tapi..."

Pria itu memotong ucapannya di telpon, nada bicaranya begitu dingin.

"Iya tuan dengan senang hati kami akan melayani anda, jadi apa yang ingin anda pesan?"

"Aku ingin memesan sesuatu tapi tidak hari ini".

Dahi ku mengkerut saat dia bilang seperti itu. Aku rasa orang ini hanya ingin usil saja.

"Maaf tuan, jika anda serius ingin memesan sesuatu silahkan pesan sekarang". Aku sedikit kesal dibuatnya, tapi aku masih bisa sedikit ramah dan mengontrol emosiku.

"Aku akan menelpon mu kembali di hari rabu jam 12 malam. Tolong nanti angkat telpon ku nona".

Aku langsung menutup telpon ku agak keras, karena aku merasa dia sudah mempermainkan ku.
"Dia pikir aku bekerja 24 jam sampai harus mengangkat telpon dari nya jam 12 malam?! Dasar orang gila!".

Hari Rabu
Seperti biasa sebagai seorang customer service aku duduk di tempat kerja ku dan sambil menunggu telpon dari pelanggan. Hari ini restaurant tempat ku bekerja cukup ramai dari hari-hari sebelumnya.

Saat aku tengah asik membuka akun facebook ku, tiba-tiba saja aku teringat penelpon misterius yang menelpon ku di hari senin. Lalu terbesit pertanyaan dalam benakku. Apakah dia akan benar-benar menelpon ku jam 12 malam nanti? Apakah ucapannya serius atau hanya sebuah lelucon? Tapi kalo benar dia akan menelpon ku jam 12 malam ini, untuk apa?

Ah sudahlah untuk apa aku memikirkan ucapan orang gila itu. Bagaimana bisa dia menelponku tengah malam sedang aku sudah ada di rumah?

Pukul 22.30
Sudah selarut ini mata ku masih terjaga seakan enggan menutup mata, padahal aku merasa sangat lelah hari ini. Ku paksakan mata ku untuk terpejam walau sebenarnya tidak mengantuk.

23.58
Detak jarum jam serasa mengintimidasi diriku, aku mulai frustasi karena tak kunjung terlelap. Semakin aku melihat jarum jam, semakin aku terjaga. Ah sial, ada apa dengan malam ini?! Aku menggerutu dalam hati.

Namun tiba-tiba ku dengar suara seperti seseorang sedang menderek sebuah benda, aku mulai paranoid! Aku menutup seluruh tubuh ku dengan selimut. Rasa gerah yang ku rasakan kalah dengan rasa takut ku saat ini. Suasana pun semakin mencekam, kala suara itu semakin dekat dengan kamar ku.

Entah dari mana datang nya tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara benda di lempar kearah tempat tidur ku, keringat dingin mulai membasahi leher ku. Seumur hidup aku belum pernah setakut ini. Akhirnya dengan rasa penasaran bercampur dengan rasa takut aku memberanikan diri untuk membuka selimut yang menutupi tubuh ku. Perlahan-lahan aku membuka selimut dengan sedikit gemetar yang kini menjalar di tangan.

Saat ku benar-benar melihat tajam sekeliling kamar ku ternyata tidak ada apa-apa.
Tapi tunggu... Betapa terkejutnya aku melihat telpon kantor ku tergeletak di lantai tepat di depan ku. Astaga rasa takut ini membuatku gila!

Kring... Kring... Kring...

Telpon itu berbunyi! Aku harus bagaimana? Apa yang dia inginkan dari ku?
Suara telpon itu seperti meneror ku malam-malam. Aku harus mengangkat telpon itu agar suara sialan itu berhenti menghantui ku.

Perlahan aku mulai mengangkat telpon itu. Ku sandarkan telpon itu ke telinga ku, dan aku mulai menyapa si penelpon misterius itu.

"Ha.. Ha.. Halo?" Rasa takut seketika menjalar ke seluruh tubuh, tapi dia belum juga merespon.

Beberapa saat suasana di telpon menjadi hening, namun tidak lama setelahnya penelpon itu mulai bersuara.

Lalu dia mulai mengeluarkan suara.

"30 detik lagi aku sampai, jangan lari atau menghindar!"

Seketika tubuhku membeku, mata ku seakan enggan berkedip, dan rasa takut pun seperti mengalir menyatu bersama darah ku.


###################

Kira-kira dia mau ngapain ya? Hehehe.
Lama baru update lagi, author nya lagi sibuk di kantor banyak kerjaan, sibuk liburan juga sih hehehe *curcol*

Happy New Year 2016

KripstorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang