BAB 1

208 12 5
                                    

Aku terbangun dari tidur nyenyakku karena merasakan silau dari pancaran matahari yang masuk dari celah gorden. Saat akan berbalik untuk bangun aku merasakan sebuah beban yang melingkar di perutku dan ternyata ada sepasang tangan kekar yang melingkar disana, senyumku langsung mengembang saat mengingat peristiwa tadi malam, aku berbalik menghadap kearahnya dan melihat sosok yang selalu membuat hatiku seperti menaiki roller coaster. Pertama kali bisa melihatnya tertidur pulas seperti ini membuat senyumku mengembang terus, karena saat dia tertidur tak ada lagi wajah yang terkadang angkuh dan menyebalkan, tak ada pancaran sorot dingin dari matanya dan tak ada lagi kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya ketika dia marah. Aku menelusuri wajahnya dengan jari telunjukku dengan perlahan karena takut akan membangunkannya. Dimulai dari garis rahangnya yang begitu tegas, pipinya yang selalu terlihat ada lesung saat dia tersenyum, hidung yang mancung, mata yang selalu memandang tajam, rambut kecoklatan yang menambah kadar kesempurnaannya dan bibirnya yang begitu menggoda untuk ku kecup dipagi ini.

Tiba-tiba mata biru itu terbuka dan langsung memandang tajam padaku kemudian tangannya yang melingkar dipinggangku menguat dan dia tersenyum "kau membangunkan singa yang tertidur darling",

aku tersenyum dan mendekatkan wajahku kedadanya "Good Morning"

"morning too darling, karena kau telah membangunkan singa yang tidur maka sekarang kau harus menidurkannya kembali" katanya sambil menyeruakkan wajahnya keleherku dan menciumnya

"uummh apa kau tak lelah?" tanyaku yang sudah mengetahui maksud dari perkataannya itu,

"aku tak pernah lelah untuk kegiatan yang semenyenangkan ini darling" aku hanya terkekeh dan kejadian tadi malam kini terulang kembali.

...........................................

Seluruh tubuhku terasa remuk dan lelah, setelah kegiatan menyenangkan yang tadi malam kami lakukan terjadi lagi pagi ini, aku mendengar pintu kamar mandi yang terbuka dan dia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggang untuk menutupi bagian bawah tubuhnya, memamerkan badan atletisnya dengan perut yang sixpack dan sebuah handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya.

Aku terus memperhatikan dia hingga matanya melirikku dan mata kami bertatapan. lalu dia mengatakan sebuah kalimat, yang andaikan kalimat bisa membunuh mungkin kalimat itu telah membunuhku saat itu juga.

"oh ya, anggap saja semua yang kita lakukan ini adalah one night stand, jadi jangan kau menganggap ini adalah sebuah hubungan yang akan terus berlanjut" katanya sambil berjalan ke walk in closet,

lalu tak lama dia telah kembali dengan setelan kerjanya yang terlihat pas ditubuh atletisnya itu dan menghadap ke cermin untuk melihat penampilannya sebelum dia berangkat kerja.

Saat dia bercermin matanya melirikku yang dari tadi hanya bisa memandangnya dengan tatapan hampa

"hey darling! wajahmu tak perlu semendung itu. Jika kau merindukanku yang berada di dalammu maka kau tinggal mengatakannya padaku, karena aku juga masih ingin merasakan tubuhmu lagi" katanya sambil menyunggingkan senyum miringnya dan berbalik kearahku

"jika ini hanya one night stand kenapa kau memanggilku darling seakan kita ini pacaran?" tanyaku bingung dengan panggilan sayang yang dari tadi malam selalu dia ucapkan saat memanggilku.

"oh jadi kau belum tahu? Darling itu panggilan untuk semua wanita saat one night stand denganku, aku memanggil kalian semua seperti itu agar aku tak perlu pusing-pusing menyebut nama kalian saat aku mencapai pelepasan" katanya sambil tersenyum miring

"kau tahu kan, seseorang akan hilang hasratnya saat pasangannya salah menyebut nama saat mereka bercinta dan itu adalah alasan kenapa aku memanggilmu dan mereka darling" lanjutnya sambil berdiri dari sofa yang tadi dia duduki saat memakai sepatu.

Mataku terasa panas dan hatiku begitu nyeri saat dia mengatakan semua kalimat yang begitu menghancurkanku,

"jadi semua ini hanya one night stand?" tanyaku dengan suara yang begitu pelan karena berusaha menahan tangis.

"iya seperti yang aku katakana tadi, ini hanyalah one night stand tapi jika kau menginginkannya kembali, kau tahu cara menghubungiku" katanya sambil mengerlingkan mata dan berlalu pergi.

Saat dia pergi saat itu juga semua air mata yang dari tadi kutahan tak bisa kubendung lagi, hatiku sakit dan begitu nyeri saat harta yang paling berharga telah kuberikan kepada orang yang sangat aku cinta namun bukan kasih sayang yang kudapatkan tapi luka dan penghinaan yang kurasakan. Aku hanya bisa terus menangis dan berteriak memukul diriku sendiri yang begitu bodoh.

..................................................

Just LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang