BAB 2

112 7 4
                                    

Warning: Maaf jika typo bertebaran😊

BAB 2

"Eve hei ayo buka matamu sayang" dalam kegelisahanku sayup-sayup aku mendengar suara seseorang yang memanggilku, ingin rasanya membuka mata ini namun aku merasa seperti ada beban berat dimata yang membuatku tak bisa membukanya. Tapi lama kelamaan guncangan pada tubuhku, serta suara orang memanggilku yang tadi sayup-sayup terdengar kini terasa lebih jelas ditelingaku

"sayang ayo buka matamu jangan membuatku panik seperti ini"
"Eve dengarkan aku, kau harus melawan semua ketakutanmu, jangan tenggelam dalam rasa takutmu. Ayo coba buka matamu dan lihatlah semuanya baik-baik saja".

Tiba-tiba entah aku merasa mendapat kekuatan dari mana hingga aku bisa membuka mata ini secara perlahan dan merasakan silaunya cahaya putih, entah itu cahaya lampu atau matahari aku tak tahu karena belum bisa melihat dengan jelas. Sehingga aku harus mengerjapkan mataku beberapa kali agar bisa melihat dengan lebih jelas lagi.

Saat penglihatanku terasa lebih jelas. Aku langsung mengedarkan pandangan keseluruh ruangan dan ternyata aku masih berada didalam kamarku dan baru aku sadari ternyata ada orang disebelah kananku
"oh syukurlah sayang akhirnya kau bangun juga dari mimpi burukmu itu, kau membuatku takut" ucap seseorang yang sedari tadi berada disebelahku, dia langsung memelukku seakan-akan dia takut kehilanganku. Dan aku pun merasakan kenyamanan dalam pelukannya "kenapa mimpi itu datang lagi? Aku takut kumohon jangan tinggalkan aku sendiri" tanyaku dalam tangis yang masih berada dipelukannya.

"Hey Eve, look at me" dia menangkupkan wajahku untuk melihat wajah tampannya dengan sepasang mata biru yang memandangku tajam namun terasa meneduhkan hatiku, matanya yang membuatku mampu untuk berani menatap dunia setelah semua peristiwa yang kami lalui bersama.

"Kau tahu sudah berapa lama aku selalu ada disampingmu? Kau tahu sudah berapa kali kau selalu meminta padaku seperti ini dan kau sendiri pun tahu sudah berapa kali pula aku selalu mengatakan hal yang sama? Aku tak akan meninggalkanmu sayang, aku akan menjadi orang yang selalu ada disampingmu apapun keadaanmu. Kau tahu itu semua karena aku sangat menyayangimu Eve" katanya sungguh-sungguh yang membuat air mataku yang sedari tadi masih mengalir menjadi semakin deras jatuh mengalir karena terharu mendengar apa yang dia ucapkan.

"Promise?" ucapku sambil mengacungkan jari kelingkingku dihadapan wajahnya yang membuat dia tersenyum geli "Yes I'm promise honey" janjinya sambil menautkan jari kelingking kami serta menghapus air mataku. Kemudian kembali memelukku dan mengecup puncak kepalaku.

"Apakah kau sudah merasa lebih tenang?" tanyanya, yang ku jawab hanya dengan gumaman. Karena masih menikmati pelukannya yang selalu membuatku tenang dan nyaman.
Lalu dia melepaskan pelukannya, yang membuatku langsung mendongak menatapnya.
"Kau mau kemana? "
"Aku hanya akan ke dapur sebentar sayang, untuk mengambil air untukmu. Kau baru saja mimpi buruk dan berkeringat jadi pastinya kau haus" Jelasnya sambil membelai puncak kepalaku dengan sayang.
"Aku tak butuh minum, aku hanya ingin kau memelukku saja, jadi tetaplah disini" balasku sambil memeluknya kembali.

"Oke baiklah kalau begitu,tapi karena berhubung ini masih jam 12 malam kau harus melanjutkan tidurmu lagi sayang" mendengar dia berkata seperti itu membuat bibirku langsung manyun dan menggelengkan kepala persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Aku sudah tidak mau untuk tidur kembali, jadi jangan menyuruhku untuk tidur lagi" aku langsung melepaskan pelukannya dan hendak bangun dari tempat tidur namun segera saja dia langsung menahan tanganku

"kau tidak akan kemana-mana, ayo aku akan menemanimu tidur"

"aku sudah tidak mau tidur lagi, aku tak mau mimpi itu lagi" ucapku tetap bersikeras tak ingin melanjutkan tidurku lagi.

"Lalu kau akan begadang sampai pagi, begitu maksudmu? No, aku akan tetap memaksamu untuk tidur, karena itu tidak baik buat kesehatanmu Eve" dia menarikku hingga terduduk kembali di tempat tidur.

"Dan kau lebih ingin melihatku tidur lagi dan kembali melanjutkan mimpi sialan itu" emosiku memuncak karena dia masih tetap memaksaku.
"tidak, kau sudah tak akan mimpi itu lagi, karena aku akan memelukmu sampai kau tidur" setelah dia berkata seperti itu dia langsung menarikku untuk berbaring dan menyelimuti tubuh kami berdua.

Namun aku masih tetap saja menggerutu dan tak ingin menutup mata, karena masih takut kalau nanti mimpi sialan itu akan datang lagi. Dia yang melihatku masih belum juga ada tanda-tanda untuk kembali tidur langsung menghembuskan napas dengan kasar "Pokoknya sekarang tutup matamu dan aku akan menyanyikan kau lagu tidur yang biasa aku nyanyikan untuk princess, karena dia akan langsung tidur dengan nyenyak saat mendengarkan aku menyanyikan lagu itu"

"Hmmm memangnya aku anak umur 5 tahun apa, yang akan langsung tidur nyenyak karena mendengarkan kau bernyanyi" Aku langsung manyun karena disamakan seperti anak yang berumur 5 tahun.

"Hehehe kau kan memang sama seperti princess, lihat cara ngambeknya aja sama pakai bibirnya di monyongin lagi" Dia terkekeh sambil menjawil hidung mancungku, membuat aku yang tadinya marah langsung tak jadi marah karena perkataannya itu, dan malahan ikut tertawa bersamanya. Yah memang benar apa yang dia katakan tadi, jadi aku tak ingin membantah lagi dan langsung mendekap tubuhnya erat, mencari posisi ternyaman untuk tidur dipelukannya.

"Oh iya besok pagi aku akan membuat janji dengan Jenny jadi besok kau harus siap-siap, aku akan menemani kau ke tempat Jenny" Ucapannya membuat aku hendak menutup mata menjadi mengerutkan kening dan mendongak melihat dia yang juga ternyata sedang menatapku.

"Untuk apa kita ke tempat Jenny? Aku rasa tak membutuhkan itu lagi"

"Setelah kejadian tadi kau masih bilang kalau kau tak butuh ke tempat Jenny? Please Eve jangan keras kepala ini demi kebaikanmu oke!!" Aku ingin membalas kata-katanya tapi langsung dipotong olehnya "Kali ini tak ada bantahan lagi Eve, sekarang tutup matamu pembicaraan untuk malam ini selesai" Ucapnya tegas sambil memandangku tajam yang membuat nyaliku menciut untuk membantah perkataannya, dan berakhir dengan aku yang langsung kembali menyandarkan kepalaku didada bidangnya yang menjadi tempat ternyaman disaat aku susah tidur seperti ini.

Tak lama kemudian aku merasakan dia mematikan lampu kamar dan terdengar suaranya yang menyanyikan bait-bait lagu tidur yang membuat mataku lama-kelamaan menjadi tertutup sambil tersenyum dan memasuki mimpi indahku.

........................................................

Just LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang