BAB 3

73 5 0
                                    

BAB 3


"Selamat Pagi sayang, bagaimana tidurmu apakah nyenyak?"
Aku langsung tersenyum mendengar sambutan selamat pagi yang diucapkan Calvin, saat kakiku memasuki dapur dan melihatnya sedang sibuk disana.
"Selamat pagi Mr. Calvin seharusnya kau tak perlu bertanya seperti itu, sebab kau sendiri tahu jawabannya" Ucapku sambil berjalan menghampirinya dan jawabanku itu otomatis membuat dia terhenti beberapa detik dari aktivitasnya untuk menatapku dan tersenyum, menampilkan sederetan gigi putihnya dan mata birunya yang selalu membuatku tak pernah bosan memandangnya.

"Aku sangat senang melihatmu terlihat lebih segar dan ceria pagi ini" sahutnya.
"Heem, itu semua karena perhatian dan kasih sayangmu Mr. Calvin" "oh yah, kau sedang membuat apa? Biar ku bantu" tanyaku.

"Kau tak perlu membantuku sayang, cukup duduk dan tunggu saja diruang makan. Karena hari ini aku membuat sarapan spesial untukmu yaitu Pancake dengan Sirup Mapple dan Strawberry"
"wow terima kasih Calvin kau memang paling mengerti aku" balasku girang saat tahu dia membuat sarapan favoritku.
"Yes, I am" ucapnya bangga, karena memang dialah orang yang paling sangat mengerti aku.
"Baiklah kalau begitu aku akan menunggu dengan cantik di meja makan" sambil ku kecup pipinya dan berjalan dengan riang ke ruang makan, yang memang hanya di batas sekat oleh tiang-tiang kayu yang berderet.
"iya tunggulah 10 menit lagi kau sudah bisa menikmatinya".

...........................

15 Menit kemudian kami berdua telah duduk dengan nyaman sambil menikmati sarapan kami berdua dalam hening, karena memang Calvin orangnya lebih suka menikmati sarapan dengan tenang tanpa berbicara. Jujur saja pada awalnya aku merasa kurang nyaman jika makan tanpa suara sama sekali, karena aku merasa seperti makan sendirian saja tidak ada orang lain. Tapi akhirnya lama kelamaan aku terbiasa juga, makan dengan tenang tanpa banyak berbicara.

Saat sedang asik-asiknya menikmati makanan, handphone Calvin berdering. Dia melihat sejenak nama penelpon yang menghubunginya pagi-pagi begini saat sedang sarapan, karena memang tidak biasanya dia mendapatkan telpon sepagi ini, kalaupun iya berarti itu adalah panggilan penting.

"Iya ada apa Helen? Kenapa kau menelponku sepagi ini, di saat aku sedang menikmati sarapanku?" Tanya Calvin langsung saat dia mengangkat telpon. Ternyata Helen sekertarisnya yang menelpon, mungkin karena ada urusan kantor yang mendadak karena tak biasanya Helen menghubungi Calvin seperti ini.
"......."
"Apa?? Rapat di pindah menjadi pagi ini? Bagaimana bisa, bukannya sudah di atur kemarin kalau rapatnya siang ini"
"......."
"Ya sudah baiklah kalau memang begitu alasannya, aku akan segera ke kantor sekarang dan ingat persiapkan semua materi rapat yang kita butuhkan nanti"
"........"
"Iya Oke baiklah Helen"
Aku sedari tadi makan sambil mendengarkan dengan saksama apa yang dibicarakan oleh Calvin dan sekertarisnya. Dan sepertinya apa yang diucapkan Helen diseberang sana tentang sebuah rapat penting, karena setelah Calvin menutup telponnya dia langsung mentapku dengan tatapan menyesal, sebab tidak bisa melanjutkan sarapan kami bersama.
"Maafkan aku sayang, sepertinya aku harus langsung segera berangkat ke kantor sekarang. Sebab rapat yang kemarin dijadwalkan siang diganti menjadi pagi ini" sesalnya.
"Its oke, aku mengerti. Tapi apakah kau ingin membawa sarapanmu ini dan melanjutkan dikantor setelah meeting?" Tanyaku karena melihat tadi dia baru memakan sedikit sarapannya.
"Tidak sayang, tidak perlu aku akan langsung berangkat saja"
"baiklah kalau begitu aku akan mengantarmu kedepan" ucapku sambil mengantar Calvin keluar rumah, dan saat sudah di depan pintu rumah dia berbalik dan mencium keningku.
"Kau hati-hati dirumah, nanti siang aku akan pulang ke rumah dan kita sama-sama pergi ke tempat Jenny"
"Kau tak perlu mengantarku Vin, aku bisa pergi sendiri saja. Aku tahu kau pasti sangat sibuk dikantor"
"No, kita akan tetap pergi bersama dan jangan membantah" balasnya cepat saat melihat aku ingin kembali membantah.
"baiklah kalau begitu, pergilah jangan sampai kau terlambat. Hati-hati Vin jangan ngebut"
"Iya sayangku" ucapnya sambil mengusap kepalaku dengan sayang dan mengecup sekilas puncak kepalaku, sebelum dia masuk kedalam mobil untuk berangkat ke kantor.

Saat melihat mobilnya telah keluar pagar dan menghilang dari pandanganku, aku hanya bisa menghembuskan napas dengan berat. Dan bergumam dengan lirih "kau terlalu menomor satukan aku dan Syilla Vin, membuatku tak tahu lagi harus bagaimana membalasnya".

....................................................

Just LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang