Dream Walker (vol. 8)

154 25 1
                                    

Di dedikasikan kepada teman saya, Safaatul Hidayah, yang pada tanggal 15 Februari kemarin genap berusia enambelas. Selamat ulang tahun teman! ;) Terimakasih sudah riwil agar Dream Walker cepat di lanjut. hihi

Happy Reading!


Yuka meneguk ludahnya susah payah, lalu menatap bergantian ke arah si Tama dan segerombolan serigala secara bergantian. Lalu ia berdeham pelan,

"Jadi, apa di bukumu itu tercantum cara bagaimana melewati makhluk-makhluk ini?" bisik Tama. Yuka masih terdiam, lalu menggelengkan kepalanya secara perlahan.

"Bagus. Kupikir kita sedang dalam film action." Tama berdecak, lalu ketika salah satu serigala maju mendekat, dengan perlahan dan sigap, Tama langsung menarik tangan Yuka ke samping lalu dengan cepat mereka berdua berlari diiringi lolongan para serigala yang seakan mengamuk mangsa mereka melarikan diri.

"Memangnya mau kemana kita?" teriak Yuka berusaha menyamakan kecepatan larinya dengan kaki-kaki panjang Tama. Tama tak membalas, hanya berlari dalam diam sembari menggenggam erat tangan Yuka seakan takut bahwa gadis itu akan menghilang selamanya dari sisinya.

Berlari ditengah pepohonan rimbun dan berbagai macam semak-semak berduri bukanlah hal yang mudah, Tama beberapa kali tergores ranting tajam di sebagian kakinya dan jangan tanya bagaimana keadaan Yuka. Pipi gadis itu sempat mengeluarkan darah karena luka lecet akibat ranting. Dan sialnya serigala-serigala itu tak mudah menyerah membiarkan mangsa mereka lepas. Makhluk-makhluk itu tetap saja berlari dengan liur yang menggantung di mulut, menggambarkan betapa sangat kelaparannya mereka. Dan Yuka yang sempat menoleh ke belakang, mendadak shock dan berteriak, karena seberapa kerasnya mereka berlari, tenaga mereka tak sebanding dengan tenaga hewan, apalagi seekor serigala.

Yuka yang mulai kehabiskan nafas mencengkeram tangan Tama, memaksanya untuk berhenti karena kaki Yuka mulai lemas dan sulit untuk berlari lebih jauh lagi, namun Tama seolah tak memperdulikannya dan malah mempercepat larinya, sehingga tak ada kesempatan bagi Yuka untuk beristirahat.

Mereka berdua terus berlari dan berlari menembus hutan lebat yang di selimuti kabut tebal, hingga mereka mulai memasuki area baru setelah menembus kabut itu. 

Tak ada lagi pepohonan rimbun yang melingkupi mereka, malahan pemandangan bukit-bukit curam mulai menghiasi. Hanya tersisa beberapa pohon, dan bahkan jaraknya sangat jauh dari pohon satu dan pohon lainnya. Tanpa mereka sadari, entah bagaimana segerombolan serigala yang tadi mengejar mereka dengan ganasnya menghilang. Tanpa menyisakan jejak, seolah mereka berdua hanya berlarian tak tentu arah, tanpa ada yang mengejar. 

Tama memelankan larinya, menjadi langkah panjang, lalu jatuh terduduk. Dan ia pun baru menyadari serigala-serigala itu telah menghilang dan mengembuskan nafas panjang agar nafasnya yang terengah segera mereda. Ia melirik Yuka yang juga terduduk di sampingnya dengan peluh yang hampir membanjiri seluruh tubuhnya.Wajahnya pucat, dan bibirnya kering, tak lupa nafasnya yang sangat terengah. Tama lalu menyodorkan persediaan minum pada Yuka, dan dengan segera gadis itu menenggaknya rakus. Lalu selesai meminumnya, Yuka menyenderkan kepalanya pada bahu Tama,

"Ini aneh. Mereka menghilang tiba-tiba" gumam Yuka dengan suara seraknya yang begitu lemah. Tenaganya terkuras habis.

"Entahlah, mungkin mereka kehilangan jejak kita." ucap Tama menimpali. Dan untuk beberapa menit, hening menyelimuti mereka berdua. Tak ada yang mengucap sepatah katapun. Entah karena mereka terlalu lelah atau memang ini adalah suasana yang canggung untuk mengobrol.

"Hei, kau ini lemah sekali ya. Baru lari sejauh itu sudah seperti ini." tukas Tama seraya terkekeh kecil hendak menghina Yuka dengan sindirannya. Namun ketika Yuka tak membalas ucapannya, ia menoleh ke samping, dan medapati gadis itu terlelap dengan dengkuran halusnya.

"Heh, dasar." gumam Tama kecil, lalu melepas kemeja tebalnya dan melingkupi tubuh Yuka yang kedinginan, lalu mengusap kepalanya pelan.

"Maaf ya membuatmu terlibat dalam semua ini." bisiknya pelan, lalu ikut terpejam.

Dan pada saat itu, bukit-bukit berkabut dan pepohonan yang bergemerisik diterpa angin dingin itu menyaksikan dalam kebisuan.

***

5 Desember 

Aku sesak nafas. Tubuhku basah oleh peluh yang membanjiri pelipisku dan tubuhku dengan derasnya. Ini kali pertama aku bermimpi buruk. Ini sungguh membingungkan dan bahkan aku tidak tahu ada apa denganku. sungguh diluar kendaliku.


12 Januari

Ibu bersikap aneh hari ini. Aku sangat kesal pada sikapnya yang begitu.


Jay membolak balik kertas dari buku yang dibacanya. Entah sudah berapa halaman dari buku itu yang sudah ia baca semenjak kepulangannya dari rumah Yuka. Bahkan ia abaikan teriakan ibu tirinya yang sangat terkejut karena kepulangannya yang sangat cepat. 

Rasanya Jay sudah sangat penasaran pada gadis itu, si gadis penyendiri yang selalu menggerai rambut hitam legamnya yang panjang, dan membuatnya nampak seperti sadako saat berada di sekolah. Gadis yang sangat irit berbicara, dan hanya bicara seperlunya. Sungguh membuat Jay gemas akan asal usul gadis itu.

Banyak yang menggosipkan tentang Yuka, dengan beberapa versi gosipan. Pernah suatu ketika Jay mendengar di sudut lorong sekolah, sedang berkumpul gadis-gadis bertampang tebal sedang membicarakan Yuka yang kabarnya memelihara setan, atau bahkan beberapa lagi membicarakan Yuka adalah anak dari keluarga penganut iblis, yang membuatnya jarang berinteraksi dengan manusia normal. Bukankah konyol? Darimana mereka mendapat berita murahan yang sudah sangat jelas di buat-buat oleh seseorang yang tidak suka dengan eksistensi gadis itu di sekolah? Menjijikan, pikirnya.

21 April

Ini pertama kalinya aku bermimpi seperti ini. Dream Eater, Dream Eater, Aku harus menolongnya agar aku terbebas dari mimpi kelamnya. Arggh tapi bagaimana??

24 April

Aku menemukan sebuah buku yang bisa membantu! Akhirnya, setidaknya ini sedikit membantuku mengeluarkannya.

28 April

Dimulai! Untuk beberapa hari kedepan, sepertinya akan menjadi seru! Thanks Reina kau juga sudah sangat membantuku. 

Jay mengerutkan kening membaca tiga halaman terakhir buku itu. 28 April? Itu kemarin! Dan ia juga tambah dibuat kebingungan dengan isi dari ketiga halaman itu. Dream Eater? Membantu mengeluarkannya? Sebenarnya siapa yang dimaksud gadis itu?


ToBeContinue~

Hello beloved readers! Terimakasih yang sudah mau menunggu cerita absurd ini haha. Maaf sekali ya kalau updatenya lama, soalnya saya sendiri juga sedang sibuk dengan urusan sekolah dan tugas tugas numpuk, jadi jarang menulis *alesan. Sekali lagi maaf yaa. 

-kimbseve-



Dream WalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang