Dream Walker (vol. 2)

318 25 0
                                    

"Karena semua dimulai begitu aku mengenalmu"

***

"Aku Tama. Dan aku sama sepertimu. Seorang Dream Walker."

Yuka menatap Tama dengan terkejut. Seorang.. Dream Walker? Jadi selama ini ia bukan satu-satunya Dream Walker? Jadi.. ada Dream Walker lain? Dulu ia kira hanya dirinyalah yang memiliki kemampuan seperti ini.

Setelah Tama mengucap kalimat itu, suasana menjadi hening. Keduanya larut dalam pemikiran masing-masing.

"Jadi kenapa bisa kau ada di sini?" tanya Tama kemudian. Ia menyesap secangkir cokelat di tangannya, kemudian menatap Yuka penuh tanya.

"Aku tidak tahu. Bukan keinginanku berada di sini." gumam Yuka.
Tama mendesah pelan. Kemudian melangkah mendekati perapian. Kembali menyalakan api yang hampir padam.

"Kau hampir dalam bahaya." tukas Tama. Yuka menoleh cepat ke arah lelaki itu. Tak lupa mengernyitkan dahinya.

"Dream Eater mengincarmu. Dia alasan kau berada di sini."

Yuka semakin tak mengerti dengan ucapan Tama.

"Dream Eater? Apa itu?"

"Pemakan mimpi. Jika kau tertangkap olehnya, maka kau tak akan pernah menjadi Dream Walker yang bebas menjelajah seperti dulu. Kau akan terjebak di dalam mimpi tersurammu. Bahkan kau tak akan pernah bangun ke dunia nyata." jelas Tama.

Yuka menelan ludahnya susah payah. Tak akan bangun ke dunia nyata? Itu mengerikan.

"Jadi apakah kau.."

"Ya. Aku salah satu korbannya. Dan ini adalah mimpiku. Mimpi tersuramku yang juga tempat dimana Dream Eater berkeliaran. Kau sungguh sangat salah karena berada di dalam sini. Kalau boleh aku tahu, sebelum kau tidur, apa yang ingin kau kunjungi?"

Yuka terdiam sejenak. Berusaha mengingat kejadian sebelum ia tertidur.

"Seingatku, aku menginginkan berkunjung ke tempat yang paling indah. Hanya itu"

Tama mencerna ucapan Yuka.
Tempat yang paling indah. Tapi mengapa malah memasuki mimpinya? Apa ini ada kaitannya dengan harapannya ditolong seseorang?

"Oh ya. Apakah yang tadi di sekitarku adalah Dream Eater?"

Tama mengangguk pelan,

"Itu sebabnya aku menarik tanganmu. Syukurlah ia tak mengejar." jelas Tama kemudian mendekati Yuka kembali, dan duduk di samping gadis itu.

"Sebenarnya, apa wujud Dream Eater? Dan.. sudah berapa lama kau terjebak di sini?" tanya Yuka kembali. Tama mengedikkan bahu,

"Masalah berapa lama aku disini, aku tidak tahu. Yang pasti sudah lama. Dan tentang wujud Dream Eater, ia seorang gadis." tukas Tama yang langsung membuat Yuka tercekat. Seorang gadis? Tadinya Yuka kira Dream Eater berwujud seperti makhluk bertaring yang besar dan berlendir, atau mengeluarkan bau busuk. Oke itu cukup menjijikkan untuk di bayangkan.

"Apakah Dream Eater juga berada di dunia nyata?"

"Entah. Mungkin iya."

Yuka terdiam sejenak. Jika Dream Eater juga berada di dunia nyata, bisa di pastikan makhluk itu juga akan berwujud manusia. Apalagi Tama telah mengatakan bahwa makhluk itu seorang gadis. Ia harus mulai waspada sekarang.

"Baiklah. Karena aku telah memasuki mimpimu dan berurusan dengan Dream Eater, maka aku akan membantumu untuk keluar dari sini." ucap Yuka seraya menatap Tama sungguh-sungguh.

Tama menatap Yuka tak percaya,
"Kau yakin mau menolongku? Ini berbahaya. Kau akan berakhir sepertiku nanti." peringat Tama denhan khawatir.

Yuka menatap Tama dengan senyuman, dan itu cukup membuat Tama yakin bahwa gadis itu memang berniat membantunya.

"Jika ada kemungkinan 'dia' berada di dunia nyata, maka aku akan mencari tahu juga di dunia nyata. Aku tidak akan membiarkan makhluk sepertinya mengakhiri para Dream Walker. Enak saja. Dia pikir dia siapa?! Ibuku bahkan lebih menakutkan darinya!" celetuk Yuka dengan gaya nyeleneh miliknya yang mau tak mau membuat Tama tersenyum geli.

Gadis ini, berbeda dari Dream Walker lainnya. Yang langsung ketakutan ketika ia menceritakan tentang nasibnya yang telah menjadi korban Dream Eater. Dan langsung pergi tanpa mau menbantunya. Ya, Yuka berbeda. Sepertinya ia mulai menyukai gadis ini.

"Oh ya. Nama aslimu siapa?"

"Lee Jong Suk."

"Apa? Kenapa tidak ada 'Tama'-nya?" tanya Yuka keheranan. Lagi-lagi Tama tersenyum geli.

"Tama adalah namaku di mimpi."

Yuka mengangguk anggukan kepala,

"Jadi begitu. Oh ya aku Yuka. Jadi Tama, em maksudku Jongsuk, ayo serang Dream Eater itu bersama-sama. Kita satukan kekuatan seperti yang Power Ranger lakukan! Oke!"

Kali ini Tama tertawa. Sungguh konyol tingkah Yuka. Dan kini ia merasa tenang dengan kehadiran gadis ini. Apakah ini tandanya Tama mulai menyukainya? Heh tidak mungkin! Bahkan ia baru bertemu dengan gadis ini.

Namun sayangnya, ia tak bisa memungkiri hati kecilnya. Ia merasa gadis ini adalah pelindungnya. Pelindung yang telah membuatnya jatuh hati.

'Ya, kita akan hadapi ini bersama. Dan sepertinya aku menyukaimu, Yuka.'

To Be Continue..

Dream WalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang