part 5

3.5K 242 7
                                    

Jam 20.30 WIB

Mereka sedang menonton tv kecuali maya yang dari tadi sedang dikamar entah dia sedang apa.
Tapi mereka hanya ber-4 saja karena Ilham dan Anggi mendapat telpon dari ibunya untuk pulang, katanya ada urusan keluarga yang sangat penting ,ya mau tidak mau mereka harus ikut. Oh ia ada hal yang belum kalian tau, sebenarnya Ilham dan Anggi itu saudaraan. Makanya sekarang mereka izin bersamaan karena urusan keluarga mereka.
Meskipun mereka kawatir dengan keadaan teman teman perempuannya itu jika ditinggal dirumah tanpa laki-laki yang menjaganya apalagi tadi mereka mengalami kejadian menyeramkan. Tapi dengan berat hati mereka harus pulang. Ya memang teman teman perempuannya itu tidak keberatan jika ditinggal karena mau bagaimana lagi.

"Yah sayang anggi sama Ilham malah pulang. Jadi tinggal kita ber-4 lagi deh" ucap Dinda cemberut dengan dagu yang ditopang dengan sebelah tangannya.

"He'eh . . mana tadi kita abis ngalamin kejadian yang nyeremin banget lagi. Semoga malam ini gak ada hal buruk menimpa kita. " ujar Lina dengan raut wajah yang sedikit kawatir.

"Iih din lo kentut yah, bau bangke gini sih. Makan apa lo tadi." tuduh Lina sembari menutup hidungnya.

"Eits . . enak aja lo, gue ga ngerasa buang angin taoo. Lagian dari tadi gue ga nyium bau apa2 tuh, idung lo aja bermasalah." elak Dinda.

"Ko bulukuduk gue merinding nih. Seriuss . ." Lina memegang belakang lehernya.

"Please deh Lin jangan nakut nakutin gue deh." Dinda memegang pundak lina halus. "Dri tumben lo diem aja dari tadi. Lo masih sadar kan." mengguncang tubuh Indri pelan.

"Hmm . . apaa sih din," Indri menoleh dan menatap heran, "gue diem karena gue lagi takut plus degdegan, takut ada gangguan dateng lagi malem ini, terus takut hantu anak kecil itu muncul lagi dihadapan kita apalagi cowo2 pada ga ada." ujar Indri dengan raut wajah kawatir.

Tiba tiba Maya keluar dari kamar dan berjalan dengan tatapan kosong menuju arah dapur.

"Mau kemana lo may. May mayaa." lina memanggil maya.
Maya hanya diam saja tidak memperdulikan panggilan dari sahabatnya itu dan terus berjalan.

Indri menarik tangan Maya berusaha memberhentikan langkah Maya. "Hey jawab. Lo kenapa jangan bikin kita kawatir." maya menatap horror Indri. Lalu maya menepis tangan Indri yang mencoba mencegah nya.
Indri baru sadar tatapan Maya itu bukan tatapan maya seperti biasanya. Terlihat janggal, aneh. Ada apa dengan sahabatnya itu.

Maya kembali berjalan kedalam dapur lalu keluar lewat pintu belakang.
Dibelakang rumah ada sebuah pohon besar yang berdiri kokoh disana, pohon yang lebat daunnya batang yang menjalarpun tak kalah panjang dan lebar nya.
Teman-temannya tidak mengikuti maya mereka hanya diam menatap punggung Maya yang tak lama menghilang keluar pintu belakang tersebut. Lalu mereka menghampiri maya tapi nihil Maya tidak ada. Maya benar benar menghilang.

Deg . .

"Loh itu anak kemana? Ko ga ada sih, padahal jelas jelas tadi kita liat dia keluar lewat sini." Lina terlihat bingung dan melihat kesekitarnya.

"Ia yah aneh. Serem . . jadi merinding, gimana nih maya gak ada."sahut Dinda.

Saat semua mencari keberadaan Maya, lalu Indri menemukan Maya sedang berdiri dibawah pohon asem dibelakang rumah.

"Eh guys, itu kan maya." Indri menepuk nepuk pundak Dinda sembari menunjuk kearah pohon itu.

=====
Budayakan vote nya 😀

Misteri Dibalik RumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang