part 3

4.5K 296 10
                                        

Sebelum lanjut baca kasih vote nya dulu
===========

Dan merekapun kembali larut dalam film yang sedang di tonton. .
Tetapi saat itu juga kejadian aneh makin terjadi . .

Praanggg...
Praakkkk ...
Gubraakkk...

Suara-suara itu terdengar keras. Tak mungkin mereka tidak mendengarnya.

"Tuh kan apaan itu, gue takut?" Indri semakin mengeratkan genggamannya dilengan lina dengan tangan bergetar.

"Don't be afraid beb . ga ada apa-apa ko." Dinda mencoba menenangkan Indri.

Kreeekkkk . . .

Tiba-tiba pintu dapur terbuka dengan sendirinya . . .

Semua menoleh kearah pintu yang terbuka.

"Iiiii . .Coba deh nggi diperiksa dulu jangan asik makan mulu napa!" nada jengkel kepada Anggi.

"Ia ia bawel ini gue periksa." Anggi beranjak kepintu dapur dan memeriksa kedalam dapur . . setelah selesai memeriksa. .
"Tuh kan ga ada apa-apa. Udah deh jangan penakut gitu."

"Tapi kalian denger kan tadi ada suara benda jatuh." Indri bertanya kepada teman-teman.

Saat Anggi kembali duduk dan melanjutkan film yang tertunda tadi. . .

Lampu mendadak mati lalu menyala secara terus menerus dengan sendirinya . .

"Aaaaa tuh kan apa . . pasti ada yang ga beres sama rumah lo din, dari tadi sore kita da-teng gu-e ngerasa aura yang ga enak" ucap Indri dengan sedikit terbata-bata. Dan memegang tengkuk nya.

"Perasaan aja kali, kita berfikir positif dulu dri, hmm . .mungkin listriknya konslet kali." gumam Dinda mencoba setenang mungkin. Ya memang sebenarnya Dinda juga merasa tidak enak sejak tadi.

Indri sudah terlihat tenang dibanding tadi, karena lampu pun kembali menyala dengan normal.
*
*
*

"Coba deh lin jangan nyolek-nyolek gue terus." Maya melihat Lina jengkel karena dia merasa ada yang mengganggunya dari tadi yang dia rasa itu Lina, karena siapa lagi kalau bukan lina yang sedari tadi duduk disampingnya.

Lina merasa aneh dengan sikap sahabatnya itu padahal dia tidak merasa berbuat apa2 kepada maya. "Llaaah siapa yang nyolek lo dari tadi gue diem aja."

"Kenapa jadi serem gini. Guys gue takut, kita tidur aja yuk." Indri mencoba merayu teman-temannya untuk pergi tidur saja. Indri sudah tidak tahan lama-lama berada diruang tv.

Ilham yang dari tadi diam akhirnya bicara singkat.
"Dri tenangin diri lo . ."

"Ia dri, emang lo aja yang dari tadi takut gue juga sebenernya . . takuutt. Hehe" Anggi berkata sembari cengengesan.

Indri mendengus sebal
"Huuuh kalian semua nyebelin."

"Oke, yaudah kita tidur aja lagian gue juga udah ngantuk. Yuk cewe2 kita kekamar." Dinda mencoba mengambil jalan pintas agar keadaan tidak memburuk.

Semua pergi meninggalkan ruang tv menuju kamar masing2..
Akhirnya semua tidur lelap malam ini.
.
.
.

Hari ini sudah hari senin, mereka masih menginap dirumah Dinda, karena bonyok Dinda masih belum pulang.

Saat pulang sekolah . .

"Haus gue hari ini cape beudd."
Keluar deh alaynya Ilham.

"Ia nih sama,gue mah ditambah laper." anggi mengelus-ngelus perutnya dan dengan raut wajah seperti tak makan satu minggu. Lebay.

"Yaah payah,dasar gendut" Lina menepuk perut anggi keras. Anggi meringis kesakitan.

"Hmm. . Dinda mana yah ko ngilang." gumam maya,dengan mata menyisir rumah mencari keberadaan Dinda. Karena sejak tadi mereka masuk dinda sudah tidak bersama mereka.

Dinda keluar dari kamarnya.semua menoleh ke arahnya.

"Eh cewe2 cepet pada ganti gih dikamar." ajak Dinda sembari masuk ke kamarnya.

Para cewe2pun bergegas kekamar untuk mengganti pakaian.
Tapi hanya Ilham dan anggi masih duduk santai di sofa . .

Saat sedang santai Ilham merasa melihat sekelebatan bayangan anak kecil berlari di dapur karena memang pintunya setengah terbuka.

Deg . .

Ilham dengan cepat menengok kearah dapur.
"Eh nggi itu tadi apa? Menunjuk kearah dapur . tadi gue kaya liat ada yang lewat deh. Lo liat juga gak?" Tanya kepada Anggi

"Ah ga tuh." jawab Anggi acuh

"Ko jadi merinding gini yah." ucap Ilham memegang belakang lehernya.

Lalu buku dimeja didepan Ilham jatuh dengan sendirinya dan suara benda jatuh juga terdengar dari arah dapur begitupun air keran menyala berbarengan.

Praakk . .
Sssrrcckkkksrrck. .

"Haah . . gi itu buku napa tiba-tiba jatoh sendiri. Terus itu keran kenapa nyala kan ga ada siapa2 didapur. . coba temenin gue cek ke dapur." ajak Ilham dengar raut wajah heran.

"Ga ah gue takut . . takut yang muncul malah yang gituan. Tau kan lo maksud gue." Anggi menolak ajakan ilham.

"Yaelaah badan lo aja yang gede tapi nyali lo ciut! Ledek Ilham. Yaudah gue cek kedapur dulu lo tunggu disini jangan kabur kalo ada apa2." perintah Ilham.

"Ia kalo gue inget. ." ucap Anggi

Ilham berjalan menuju dapur. .
Saat didapur anehnya tidak ada barang apapun yang terjatuh maupun air keran yang menyala tapi lagi-lagi . .
bayangan anak kecil lewat dengan cepat disamping ilham . . ilhampun tersentak dan menoleh melihat dengan pasti apa yang ia lihat. Tapi dia tidak menemukan apa-apa.

"Haah . . apa sih itu!" jantung ilham berdetak kencang. Deg deg deg . .

Lalu Ilham berlari menghampiri Anggi yang menunggu diruang tv.

"Iih ngeri gue, aneh banget . . ga ada apa2 gi . tapi tadi . . ." anggi langsung memotong ucapan ilham.

"Aahhh emak-emak pada kemana sih,ganti baju lama banget." gerutu Anggi. "Woy cepetan dong ada yang ga beres nih," Anggi berteriak.

Dinda, Indri, Maya, dan Lina keluar dari kamar dengan setengah berlari.

"Ih ada apa sih ribut banget." Dinda setengah berteriak juga.

"Itu si Ilham tadi liat anak kecil lewat didapur tapi pas disamperin ga ada. Aneh kan." jelas Anggi.

"Ah masa sih? Halusinasi lo doang itu mah." Maya tidak percaya.

"Jangan jangan yang kemaren malem gangguin kita itu anak kecil yang Ilham liat deh. Gue yakin 100%." Indri memperkuat kecurigaannya.

"Tuh kan lo mah mulai lagi." Ucap Lina terdengar jengah.

"Guys gue mau ngomong sama kalian." Dinda berbicara dengan wajah yang serius sembari mengetuk-ngetuk dagu nya dengan jarinya. "Sebenernya . . gue juga sering liat sih pas pertama gue pindah kesini tapi gue cuek aja. Malah gue lebih sering diganggu saat hari kedua gue pindah ke rumah ini, gue sering denger ada yang lari2 ditengah rumah pas malem2 tapi gue coba tenang aja." Dinda menceritakan panjang lebar.

"Terus maksudnya sekarang kita lagi dihantuin juga. Gitu?" Lina terkejut dengan apa yang dikatakan Dinda.

"Gak tau gue. Gue denger2 dari tetangga sebelah katanya sebelum bonyok gue beli ini rumah ada satu keluarga yang dulu nempatin rumah ini keluarga itu punya anak masih kecil. Gak tau deh gimana lagi ceritanya." Dinda mengedikkan bahunya.

"Oh mungkin semua ada hubungannya sama hantu anak kecil tadi mungkin dia pengen nunjukin sesuatu sama kita." pendapat Indri.

"Nunjukin apa? Emang ada apa sama rumah ini. " Maya mengedarkan pandangannya kepelosok rumah. "Ga ngerti ah". Mengedikan bahunya.

Saat serius berbincang mengenai rumah Dinda. Tiba tiba . . .

Bersambung...
===°==°==
Vomment ny jangan lupa .

Misteri Dibalik RumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang