Fiance?

276 5 0
                                    

     Hari Sabtu pun tiba. Tidak terasa sudah hari sabtu saja. Sekarang sudah jam 6 kata Papa Om Rikaz akan datang jam 7. Aku disuruh Mama agar berdandan yang cantik. Aku masih bingung memilih dress yang mana. Karena aku belum tau ini acara formal atau non formal. Bila aku tau tema acara ini aku tidak akan sebingung ini.

"Oh iya,hari sabtu temen papa mau dateng ke rumah kita akan bicarakan perjanjian antara papa dan temen papa"

Entah kenapa setelah terbayang oleh ucapan papa aku terfikir oleh dress yang akan aku kenakan. Karena ini hanya bersifat pertemuan keluarga. Akupun mengambil dress yang telah terpikir olehku[Cek Mulmed yaw] dan kupakai. Rambutku pun kugerai bebas dan memoles make up secukupnya.

Tok tok tok

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. "Masuk" Seruku. Apa kalian tau siapa yang datang? Kak Iky. Ia sangat tampan. Ia menghampiriku yang masih berdiri di hadapan cermin dengan senyum.

Kak Iky tetap tersenyum saat sudah sampai hadapanku. Dia melihatku dari ujung kaki hingga ujung rambut. Akupun terheran. Apa ada yang salah?

"Kenapa? Jelek yah? Yaudah aku ganti aja ya" Aku hendak berbalik kembali menuju almari dan mencari dress yang lain. Tapi tanganku ditahan oleh kak Iky.

"Gak kok,kamu cantik banget,apa ini Icha febian adik aku?" Tanyanya dengan senyuman yang masih mengembang.

"Ini aku,Icha Febian anak ke-3 dari 3 bersaudara,aku Onyet 3,anak dari Richo Febian dan Nazlee Saputri,Punya 2 orang kakak namanya Rizzy Febian dan Rizky Febian,Trio Febian,punya nama panggilan yang aneh masing-masing Onyet 1,Onyet 2,Onyet 3,kenapa?" Jelasku panjang lebar.

"Oh-oke cukup,aku cuma gak yakin adikku yang selama ini tampilannya gak karuan sekarang cantik banget,kalo aku bukan kakak kamu udah aku nikahin kamu" Wah,mulutnya ngaco. Tapi,Kak Iky tadi bilang apa? Aku.Cantik. Masa sih?

"Mulutnya ngaco. Oh ya,ngapai kakak kesini?" Tanyaku.

"Oh ya kakak sampe lupa,tamunya udah dateng kamu disuruh kebawah,kamu siap?" Tanyanya. Akupun mengangguk.

"Ayo" Ucap kak Iky menawarkan tangannya untuk ku gandeng dengan semangat aku terima tawarannya. Kamipun mulai berjalan keluar dari kamarku dan menuju ruang bawah.

"ByTheWay kakak hari ini ganteng banget,sumpah gak bohong" Ucapku disela jalan kami.

"Hari ini doang?"

"Ya enggak,tiap hari ganteng kok tapi entah kenapa kakak kalo pake jas begini lebih ganteng deh"

"Tiap hari kan kakak selalu pake jas kalo ke kantor" Sahutnya.

"Kan kalo kakak berangkat jasnya gak dipake,dipakenya kalo kakak di kantor,jadi aku gak tau"

Kami pun mulai menuruni anak tangga satu demi satu. Hingga akhirnya kami sampai dilantai dasar dan ku lihat diruang keluarga mereka berkumpul. Disana sudah ada Papa,Mama,Kak Izzy,dan mungkin itu Om Rikaz sama anaknya,mamanya mana? Tidak terasa aku dan kak Iky sudah sampai dihadapan mereka. Pandangan mereka yang semula entah membicarakan apa kini tertuju padaku dan semuanya mulai hening. Akupun duduk disofa dan seperti biasa aku duduk diantara kak Iky dan kak Izzy.

"Cantik amat lu" Bisik kak Izzy yang berada di kananku.

"Oke,karena sudah berkumpul semua,acaranya kita mulai saja" Ucap Papa.

"Icha kenalin ini Om Rikaz dan ini Ryan,om Rikaz ini sahabat papa dari jamannya kita masih muda,dan Ryan ini temen kamu waktu kamu kecil mungkin kamu udah lupa karena kalian berdua bertemu 15 tahun yang lalu,sebelum om Rikaz dan Ryan pindah ke London."

Saat Papa berbicara aku terus melihat laki-laki yang katanya namanya Ryan. Nama itu tidak asing ditelingaku. Dia bertato di lehernya dan lumayan tampan. Eh,kenapa aku ini?

"Mereka kesini bukan tanpa tujuan,mereka kesini untuk membicarakan perjanjian yang telah papa dan om Rikaz buat. Sewaktu kalian kecil kami lihat kalian sangat akrab dan bahagia dan papa kepikiran untuk membuat perjanjian ini. To the point saja,isi perjanjian ini adalah kami akan menjodohkan kalian,dan tunangannya dilaksanakan sekarang,papa sudah menyiapkan cincinnya" WHAT? TUNANGAN?! Aku dan Ryan pun langsung terkejut dan sontak berdiri.

"APA? TUNANGAN?! DIJODOHIN?!" Ucapku bersamaan dengan Ryan. Kamipun saling pandang dan ekspresi kami sama yaitu terkejut.

"Pa,papa gak boleh begitu dong,aku ini masih muda masih 19 tahun,dan aku gak perlu dijodohin kayak begini,emangnya ini jaman Siti Nurbaya? Ini jaman modern pa,aku bisa milih sendiri,dan aku belum tau sifat Ryan seperti apa,papa gak boleh egois gitu dong" Ucapku meninggikan nada suaraku.

"Pa,apa apaan ini? Jelasin! Papa gak boleh egois!" Ryan pun tak kalah marahnya sepertiku.

"Justru dengan jaman yang seperti ini kami khawatir dengan kalian,takut salah pilih,takut ikut pergaulan bebas,apa lagi kamu Ryan,papa tau kamu sudah terjerumus dalam pergaulan bebas papa semakin yakin dengan perjodohan ini" Sahut om Rikaz.

"Kami tau reaksi kalian bila diberitahu,seperti ini" Balas Papa.

"Baiklah,tunangannya sebaiknya dilaksanakan sekarang" Lanjut papa dengan menyodorkan kotak merah kepada Ryan. Betapa bodohnya Ryan menerima kotak itu. Bodoh. Sangat bodoh.

Tanpa basa-basi Ryan membuka kotak merah itu dan nampaklah sepasang cincin putih yang sudah terukir namaku dan Ryan.

"Yang terukir nama Ryan dipasangkan dijari Icha dan begitupun sebaliknya" Seru Mama.

Ryan pun menuruti apa kata mamaku. Ia mengambil cincin terukir namanya dan memasangkan dijariku dan pas. Aku menatap Ryan dan ditatapanku aku memberikan pertanyaan 'Apa kamu menerima perjodohan ini?'. Dia pun membalas pertanyaanku dengan anggukan. Oh Tuhan! Apa yang sedang terjadi?!

Dengan ragu aku pun mengambil cincin yang sudah terukir namaku dan memasangkannya dijarinya. Saat ini aku ingin marah,kesal,menangis ingin kulakukan semuanya.

To Be Continue

Please give your vote+comments!
Don't be Silent Reader yaw

-Icha Febian-

P.R.O.M.I.S.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang