Prolog

44 2 0
                                    

"Aku pergi" Ucapnya

"Jangann..Jangan..." pintanya

Aira terjaga dari mimpi buruknya. Nafasnya tak teratur, mimpi itu lagi, sudah 2 tahun semuanya berlalu tetapi mimpi itu seakan tak pernah berlari menjauh dari kehidupannya seperti dia yang menghilang ntah kemana. Dia hanya bisa memejamkan mata dan menangis kenapa aku belum bisa melupakanmu.

---

Aira lansung berlari ketika taksi yang ditumpanginya sudah sampai didepan restaurant yang dituju. Dia masuk keedalam restaurant dimana bos dan kliennya menunggu.

Sebenarnya tidak ada agenda untuk bertemu dengan kliennya yang satu ini hari ini tapi tadi pagi bossnya menghubunginya dan memintanya untuk datang ke restaurant ini. Dia sudah telat 15menit dari jadwal yang diminta, mau bagaimana lagi dia harus menyelesaikan meetingnya dengan Adira Company yang sempat berjalan alot dan untungnya restaurant yang dituju tidak jauh dari kantor Adira Company tapi tetap saja dijam bersamaan jam pulang kantor seperti saat ini dia tak akan pernah bisa menghindari jalanan yang sangat macet.

Aira melihat bos dan 2 orang laki-laki yang memunggunginya. Dia lansung menghampiri 3 orang tersebut.

"Assalammualaikum mohon maaf saya telat." Sapa Aira kepada 3 orang laki-laki yang ada dihadapannya. Hanya 1 laki-laki yang tidak dia kenal dan masih muda dbanding boss dan kliennya pak Andri.

"Walaikumsalam" balas mereka bersamaan

"Apa kabar nak?semakin cantik aja nih anakku Pras." Ucap Andri yang lansung memeluk Aira. Andri telah menganggap Aira seperti anaknya sendiri

"Alhamdulillah baik pak Andri, maaf om." Balas Aira lalu mencium punggung tangan Andri dan Pras

Sedangkan laki-laki yang berada disamping Andri masih terdiam terpaku menatap Aira. Dia terpesona dengan bersamaan dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada wanita behijab mocca dengan warna mata yang sama.

"Ra, ini kenalkan putra om." Ucap Andri yang memperkenalkan Aira kepada Arash putranya.

"Aira" ucapnya sambil mengarahkam tangannya kepada Arash sedangkan Arash masih belum tersadar dari pesona yang diberikan Aira

"Rash, itu balas jabat tangan aira." Ucap sang ayah yang menyikut lengan putranya

"Oh maaf..maaf. saya Arash." Ucapnya sedangkan Andri dan Pras tertawa melihat ulah Arash

"Nggak masalah, saya Aira" ulangnya sekali lagi. Mereka berjabat tangan tetapi Arash enggan melepaskan tangan tersebut karena dia masih terhipnotis dengan senyum yang aira berikan.

Aira merasa tak nyaman dengan tatapan Arash apalagi dia belum melepasakan tangan Aira

"Rash mau dipegang berapa lama lagi tangan Aira" ucap sang ayah yang lagi-lagi menyenggol arash agar putranya tersadar. Andri berharap bahwa ini akan berhasil, putranya akan membuka diri dan bahagia kembali

"Ohh maaf, kamu cantik." Ucap Arash spontan dan jabat tangan itu akhirnya terlepas tapi ucapan pujian Arash kepada Aira mengundang tawa dari Andri dan Pras sedangkan Aira kaget dan hanya bisa tersenyum menanggapi ucapannya.

---

hi semua saya bawa cerita absurd saya yang baru, sedangkan 2 cerita yang sudah saya publish juga belum saya selesaikan. hope you like it dan semoga ini juga bisa ketemu endingnya. Terimakasih

--kisskiss---

Destiny of LoveWhere stories live. Discover now