Belajar Tanpamu

33 1 0
                                    

You taught me how to love you but you forgot one thing. You forget to teach me how to live when you are gone.


Hari ini adalah hari ke-7 kepergian Arash, kesedihan itu masih sangat terasa bagi semua orang terutama Aira dan Armand. Walaupun Armand tetap membaur dan masih bisa sedikit bercanda tapi hatinya masih terus menangis. Dia tahu, Arash tak ingin semua orang larut dalam kesedihan karena kepergiannya. Tapi semua itu tak mudah dan butuh waktu menyembuhkan kehilangan orang yang sangat kita cintai.

Sedangkan Aira hanya terus mengurung diri dikamar Arash. Tak ada lagi senyum, tawa dan suara dari bibir indahnya. Sejak kepergian Arash semua juga ikut hilang. Aira sekarang ibaratkan mayat hidup. Hanya tubuhnya yang masih tetap berada ditempatnya tetapi tidak dengan pikirannya. Pikirannya berkelana jauh seperti berusaha mengejar dimana Arash berada.

Ketika dia sadar dari pingsannya 7 hari yang lalu dia hanya berteriak dan menggumankan nama Arash. Bahkan dalam setiap lantunan doa ditiap sujudnya, hanya Arash dan kebahagiaan suaminya disurga yang dia minta pada Rabbnya. Ketika semua orang masih menitikan air mata dihari tubuh Arash diturunkan ke liang lahat, hanya dia yang tidak menangis tetapi semua orang tahu ada duka yang sangat dalam disana.

Aira hanya tidak ingin menangis karena Arash memintanya untuk tidak menangis. Dia tidak ingin Arash khawatir karena sudah tidak akan ada lagi Arashnya yang akan menghapus air mata itu dan menghiburnya kembali.

Dia sangat sangat merindukan Arashnya. Semua orang mengatakan kepadanya untuk ikhlas, dia sedang belajar untuk ikhlas dan semua itu butuh proses dan ntah sampai kapan duka kehilangan ini akan menghilang.

"I love you mas." Ucapnya lirih sambil memeluk baju terakhir yang digunakan Arash. Dia terus menangis dalam kesendirian dikamar yang mana baru dia tempati selama 1 hari bersama Arash.

Sedangkan Maya sang ibunda yang berniat untuk memanggilnya hanya bisa terpaku didepan pintu. Tangis pilu itu terasa menyakitkan. Seandainya dia tidak memaksakan putrinya untuk segera menikah dan menerima lamaran Arash, mungkin dia tak akan pernah merasakan duka kehilangan kepergian Arash suaminya. Tapi ini takdir yang tak ada satupun yang mengetahuinya dan menghindarinya.

Sedangkan Alena yang baru keluar dari kamarnya juga ikut berdiri mematung ketika melihat ibunda Aira berada didepan kamar Arash dan Aira. Dia tahu betul apa yang sedang ibunda Aira lihat dan rasakan. Kesedihan seorang ibu yang melihat anaknya menangis karena kehilangan. Mereka tak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan kesedihan yang dirasakan Aira. Hanya Aira yang bisa melakukan dan lepas dari kesedihan ini dan dia tahu itu semua butuh waktu. Dia bisa merasakan kesedihan Aira, ini terlalu cepat dan mendadak bagi Aira dan mereka semua. Ini seperti mimpi buruk yang ingin mereka kubur dalam-dalam dan hanya menyisakan kenangan indah bersama dengan orang yang kini telah terkubur dan tenang disana.

"kakak sangat merindukanmu, rash." Ucapnya lirih lalu masuk kembali kekamarnya

Maya yang memilih untuk membiarkan anaknya sendiri, dia turun dan berpapasan dengan Armand yang ingin ke kamar Aira.

"Tante." Sapanya, walaupun dia adalah besan kakaknya tapi dia tetap memanggilnya tante sama seperti Alena rasanya aneh jika dia memanggil ibunda Aira dengan sebutan kakak.

Maya hanya membalasnya dengan senyuman dan menepuk pundak Armand lalu berlalu dari hadapan Armand tanpa satu patah kata. Armand tahu bahwa wanita itu baru saja menangis dan dia tahu betul apa penyebabnya. Armand lanjut melangkah ke kamar Aira. Kamar itu tidak tertutup rapat, lalu dia masuk

"assalammu'alaikum" sapa Armand

Aira yang masih membenamkan wajahnya diatas baju arash yang mungkin sekarang sudah basah karena tetesan airmata Aira yang jatuh. Dia bangkit dan menoleh kearah pintu kamarnya. Disana dia melihat Armand berdiri terpaku melihatnya. Dia tahu Armand pasti kaget melihat wajahnya yang kusut dan pucat. Ini adalah pertemuan pertama Armand dan Aira kembali setelah pemakaman Arash. Dia telah memilih untuk megisolasi dirinya dari orang sekitar.

Destiny of LoveWhere stories live. Discover now