The Feelings-5

264K 14.1K 597
                                    


Author

Deno berlari memasuki toilet, tidak memperdulikan jika itu benar-benar toilet khusus cewek. Saat Deno masuk, mata Deno langsung menangkap seseorang yang sedang terduduk di lantai sambil menangis.

"Din?"panggil Deno, lantas membuat Dina terlonjak kaget menatap Deno yang sudah berjongkok di hadapannya.

Seketika Dina menghapus air matanya, "Deno! Lo kenapa selalu buat gue kaget, sih!"ucap Dina, lalu kembali menangis yang membuat mata Deno beralih memperhatikan luka di bagian lutut, juga siku Dina.

Deno memutar kedua bola matanya, "Kenapa?"tanya Deno sambil menunjuk luka yang cukup parah di tubuh Dina.

Dina semakin menangis. Bahkan, wajahnya semakin merah padam saat Deno menanyakan hal tersebut, "Keinjek tali sepatu, terus jatuh."ucapnya, lalu menunduk malu karena kecerobohannya kembali terungkap di hadapan Denovano.

Deno seketika berdecak kesal mendengar jawaban Dina, "Bisa jalan?"

Mendengar hal tersebut, seketika Dina langsung terdiam. Matanya menyipit tidak suka menatap Deno, "Lo fikir karena gue jatuh, gue jadi lumpuh, No?!"

Deno yang tadinya kesal melihat kecerobohan Dina, seketika menahan tawanya melihat wajah kesal Dina.

"Oh, yaudah." ucap Deno, lalu berdiri dan berniat untuk meninggalkan Dina yang masih terduduk di lantai.

"DENO!!"rengek Dina, membuat Deno menghentikan langkahnya dan menoleh, "Iya, gue gak bisa jalan! Peka sikit, gitu!"ucap Dina, yang membuat Deno tersenyum kecil.

Deno membalikkan tubuhnya, lalu menatap tubuh mungil Dina, "Lo gue seret aja ya? Kayanya lo berat."

Dina yang mendengar hal tersebut lantas menggeram kesal.

"Denger ya, No! Cewe itu gak suka di bilang gendut, apalagi sama co—"ucapan Dina terhenti saat Deno mengangkat tubuhnya secara perlahan-lahan.

"Sakit?"tanya Deno yang menoleh ke arah Dina yang sudah berada di dalam dekapannya.

Dina meneguk ludahnya menatap wajah Deno yang berjarak tidak jauh dari wajahnya, "Sakit?"tanya Deno ulang, yang membuat Dina menggeleng kaku.

Deno membawa Dina keluar dari toilet. Saat di depan pintu, kaki Dina yang terluka ditabrak oleh seseorang yang membuat Dina memekik, "Aduh! Aduh, No!"ringis Dina, yang membuat Deno langsung melihat siapa yang sudah menabrak Dina.

Seketika, mata Deno bertubrukan dengan mata orang yang telah menabrak kaki Dina.

Awalnya Deno terkejut, tetapi Deno bisa menetralkannya dengan menatap tajam cewek dengan wajah tirus, serta make-up tipis yang dipoles di wajah pucatnya.

"Aduh! Sorry banget! Gue gak tau!"ucap cewe tersebut, tetapi matanya menatap Deno yang sekarang sudah membuang arah pandangannya.

Dina yang mungkin sudah terbawa emosi hanya menjawab dengan bergumam, "Hm!"jawabnya, lalu beralih menatap Deno, mengisyaratkannya untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju UKS.

Lo.. Beda, No.

......

Deno lagi-lagi menghela nafasnya, lalu mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Lagi-lagi hati dan pikirannya berperang, membuat Deno menjadi pusing sendiri.

Deno tidak habis fikir.

Pribadinya yang bisa dibilang sangat tertutup, mau perduli dengan cewek yang sedang tertidur di ruang UKS dengan nafas yang teratur, juga wajah polosnya yang terlihat damai.

The FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang