.IV.

43 5 0
                                    

"Good morning sayang" Aku menoleh ke belakang, ketika seseorang menepuk pundakku.

"Bryan? Sayang? Sayang sayang, pale lu peang" Aku malu banget, masa manggil sayang di sekolahan, apalagi ngelihat ekspresi Farah dan teman-teman lain yang berusaha nahan tawanya.

"Hahaha, sorry Queen Bee"

"Aduh, Bryan. Tadi manggil sayang sekarang Queen Bee, nanti apalagi coba?" Aku berkacak pinggang.

"Gwen, Bryan itu coba bersikap romantis tau. Eh, elonya aja yang malu-malu anjing gitu" Oke, sekarang Farah ikut ambil andil.

"What?" Aku melotot ke arah Farah.

"Haha, sorry Gwen. Gue cuma bercanda kok" Farah membentuk jarinya seperti huruf V.

"Oke" Aku menjawab datar.

"Lagian kan sebelum kalian pacaran, kalian udah saling manggil King Bee, Queen Deer" Farah menambahkan.

"King Deer, Queen Bee" Kali ini aku dan Bryan menjawab serentak, lalu kami saling menoleh satu sama lain dan kemudian saling tertawa. Sedangkan Farah, sumpah, ekspresinya kayak anak hilang aja.

"Okee, gue ada kesalahan"

"Santai aja, Far" Bryan menepuk punggung Farah pelan.

Kami bertiga langsung melesat ke kantin sekolah, dan langsung duduk di kursi pw lahir batin kami. Yaitu yang paling sudut plus yang paling pojok.

"Kalian mesan apa?"

"Gue satu hot chocolate plus brownies cake" Farah mulai memesan.

"Kalau kamu sayang?"

"Hmm..aku mesan cinta kamu aja deh"

Langsung aja, kami bertiga tertawa serempak.

"Oke, kali ini serius. Gue mesan espresso sama cheese cake"

"Siip. Pesanan akan segera datang"

Bryan langsung pergi ke tempat antrian dan mengambil pesanan kami.
Tak lama, pesanan kami langsung datang. Dan aku lansung membantu Bryan yang kesusahan membawa semua pesanan kami. Begitu juga Farah.

"Sumpah! Gilak! Lo mirip pelayan-pelayan rumah makan kalau lagi kayak gitu" Farah tertawa sekencang-kencangnya.

Aku dan Bryan hanya memasang tampang datar, seolah-olah tak ada hal yang lucu. Farah langsung berhenti tertawa, dan senyam-senyum sendiri kayak orang yang lagi dikompas sama preman-preman pasar.

"Iya deh, gue selalu aja gak pada tempatnya. Ketawa sedikit aja salah, diem dikit pun salah" Farah mengerucutkan bibirnya.

"Haha, lo gak salah kok Far. Cuman..."
Aku menggantungkan kalimatku.

"Cuman apa?" Sekarang dia terlihat antusias.

"Cuman...." sekali lagi aku menggantungkan kalimatku.

"Apa? Cuman apa? Kalau gak dijawab, gue ngambek ni"

"Haha, cuman....agak...bawel"
Kulihat ekspresi Farah, okeeyy, aku dan Bryan udah mempersiapkan ancang-ancang dan kuda-kuda, karena sebentar lagi nenek lampir bakalan marah.

"Apaaaaa? Awas aja ya kalian!!"
Farah melumuri tangannya dengan brownies cake yang dipesannya, lalu menghias wajahku dan juga wajah Bryan dengan keindahan seni alaminya. Seni apaan? Tampang orang jadi kayak gembel gini.

Aku tak mau kalah, langsung aku mengambil cheese cake dan melemparnya beserta piring-piringnya ke wajah Farah, sumpah, lucu banget.

Dia menurunkan piringan cake ku, dan langsung tercengang sambil menunjuk ke arah belakangku.

"Kenapa Far?" Bryan kebingunan, begitu juga aku.

"I..itu..a..ada...." Farah terbata-bata dengan telunjuknya yang masih menunjuk ke arah belakang ku dan Bryan.

"Ada a...pa?" Aku pun terkejut melihat siapa yang sedang berada di belakangku.

"Kak Frans?"


Deaanfi :)




DreamcatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang