Kyuhyun P.O.V
Pagi tadi aku mengantarkannya, itu gadis sialan itu. Huh, menyebalkan. Setelah mengantarkannya langsung saja aku menuju ke kantor. Yahh.. begitulah kehidupanku. Bekerja sebagai Direktur Utama Cho Coorporation yang sudah membuka sekitar 60 cabang di Benua Eropa, 58 cabang di Benua Amerika, 88 cabang di Benua Asia, dan 40 cabang di benua Australia.
Kini aku bersama seorang yeoja bak model itu. Sebenarnya aku tidak memiliki ketertarikan padanya, tapi wajah dan senyumnya itu mirip sekali dengan Shin Haneul, kekasihku yang tewas karena aku. Ya! Ini semua karenaku.
***
"Oppa, Aku... s-ss.." suara lembut itu bersuara menuju benda padat yang menempel di telinganya.
"Iya? aku masih ada rapat aku akan menghubungimu nanti.."
Tut..tut..tutt..
Sambungan telepon itu terputus. Tepatnya diputus oleh laki-laki yang dipanggil 'oppa'. Sang gadis kini menghela nafas kasar. Sedikit ada rasa kesal yang bersarang di dadanya. Dia sebenarnya ingin meminta laki-laki itu mengantarnya ke kampusnya untuk menyerahkan skripsinya. Tapi apa daya, kekasihnya itu sedang giat bekerja di perusahaan ayahnya. Dia mengerti laki-laki itu, ia memahaminya. Ini merupakan hal baru yang harus pria itu jalankan. Sebuah amanat yang memang tidak bisa ditinggalkan.
Gadis itu berjalan dengan langkah berat, mengambil tas dan beberapa dokumen yang akan ia bawa ke kampus. Sebelum membuka pintu apartemennya ia berhenti sejenak. Menarik nafas dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan. Diambilnya ponsel putih itu dari kantung jeansnya, memberikan beberapa kata-kata dengan segala macam emoticon sehingga membuat pesan singkat itu terlihat lebih hidup. Gadis itu tersenyum, setelah menekan tombol 'send', ia membuka pintu apartemennya dengan langkah yang ringan dan senyum cerah yang menghiasi wajahnya.
Ia menunggu lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Iya, dia akan menyebrang, hanya seorang diri. Jalanan hari ini tidak terlalu ramai, orang yang akan menyebrang pun tidak sepadat biasanya, atau mungkin memang belum memasuki jam istirahat. Dia tersenyum kecil, bodohnya dia menyuruh kekasihnya mengantarkan ke kampus, padahal sekarang belum memasuki jam makan siang.
Lampu lalu lintas berganti warna. Segera saja ia langkahkan kakinya. Tampak tergesa-gesa. Kemudian, dari arah kanan terdengar suara nyaring klakson mobil. Ia menolehkan kepalanya ke kanan. Sekujur tubuhnya tiba –tiba terasa kaku. Untuk berteriak pun sulit sekali. Orang di depannya pun sudah menyerukan kalimat-kalimat seruan untuk menghindar, tapi.. entahlah. Tubuhnya terasa kaku. Dan..
Baam..
Tubuhnya terpental beberapa meter akibat hantaman keras dari truk tersebut. Kemudian kepalanya membentur trotoar. Ia meringis kesakitan. Sekujur tubuhnya melemas. Wajahnya pun telah dilumuri banyak darah. Ia mendengar teriakan orang –orang sekitar. Kepalanya terasa pening. Ia memejamkan matanya. Memori-memori kecil yang tersimpan didalam ingatannya berputar kembali layaknya menonton layar lebar.
Ia membuka matanya kembali, dengan sekuat tenaga. Bagaimana tidak, sekarang dirinya menyadari bahwa nyawanya diambang hidup dan mati. Ia berusaha duduk sambil mengarahkan tangannya menuju kantung jeansnya dengan tangan bergetar.
To : Kyuhyun Oppa
Oppa.. hiduplah bahagia.. aku mencintaimu..
Kau tahu makna cinta? Laki-laki sepertimu pasti tahu
Lihatlah hatimu,
Terima kasih untuk segalanya
Aku mencintaimu, anyeong
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep In My Eyes
FanfictionSeorang pengusaha muda kaya, tampan, pintar, dan dingin, mungkin juga kejam akan di jodohkan dengan gadis biasa yang keras kemudian berubah menjadi gadis yang tertutup.. tapi seiring berjalannya waktu hati pengusaha itu akan luluh dengan semua sikap...