Deandra mengelap keringat yang mengucur deras di dahinya, garagara terlambat datang ke sekolah ia terpaksa memunguti sampah yang berada di sekitar lapangan.
Minimal satu buah sampah harus ia dapat dan disetorkan pada anggota osis.
Ia bingung, disana gak ada sampah.
Saat Dean tengah berjongkok mencari cari sampah dengan tampang putus asa, seseorang lewat didepannya dan membuang botol aqua yang sepertinya bekas dia minum tadi dengan sembarangan.
Tadinya Dean hendak marah atas kelakuan tidak bermoral orang itu, tapi saat teringat hukumannya ia segera memungut botol tersebut dan melangkah menuju pos gerbang yang terdapat anggota osis disana.
"Ini sampahnya, gue buang ya." Dean membuang botol tersebut kedalam tong sampah dengan gerakan slow motion, sebenarnya ia tahu kalau osis itu sengaja mengerjainya, menyuruh Dean mencari sampah di lapangan yang semua orang tahu jika tidak pernah terdapat sampah disana.
Lalu Dean melangkah menuju kelasnya, dengan otak mengingat ngingat siapa yang telah menyelamatkannya dari hukuman itu, tapi sayang, ia tak terlalu memperhatikan orang tersebut dan keburu girang karena berhasil mendapatkan sebuah botol bekas. Memalukan.
Sesampainya di kelas Dean langsung disajikan dengan pemandangan menjijikan, yaitu segerombolan anak laki laki di kelasnya yang tengah berkumpul di pojok ruangan dengan laptop ditengah tengahnya. Boleh di pikir sendiri mereka tengah menonton apa.
"Kenapa De? Di hukum?" Bina langsung berseru saat melihat wajah kusut dan berkeringat milik Dean.
"Iya." Dean langsung mengambil botol minumnya yang berada di tas, meneguknya setengah lalu ngos ngosan sendiri karena lupa menarik napas saat minum.
"Bimoooo," Puput berkacak pinggang di depan kelas, mulutnya meneriaki sang ketua gerombolan di pojokan sana, Puput adalah ketua kelas yang bertanggung jawab mengkondusifkan suasana kelas.
"Apa si!" Bimo yang merasa terganggu hanya mendesis menggumamkan kata 'apa si' yang mampu membuat Puput naik pitam.
"Besok gue melarang keras lo bawa laptop ke sekolah!" Puput melangkah menuju gerombolan itu, menutup matanya dengan telapak tangan lalu menutup laptop tersebut dengan sedikit membanting.
Bimo mendengus, lalu memasukan laptopnya kedalam tas dan membisikan sesuatu pada teman temannya. Dan gerombolan itu langsung bubar.
Puput kembali membuka matanya dan menatap tajam kearah Bimo, "Lo tuh gak menghargai gue sebagai ketua kelas tau gak!" Puput langsung menyemprot Bimo dengan dada naik turun.
"Hormat, Grak!" Bimo menegakkan tubuhnya dan mengambil posisi hormat pada Puput yang berdiri disampingnya.
"Gak lucu!" Puput meninggalkan Bimo dan kembali duduk dibangkunya.
Bimo memberi isyarat pada teman temannya, dan dengan gerakan cepat ia kembali mengeluarkan laptopnya.
Dan gerombolan sialan itu kembali terbentuk,
Membuat Puput menjatuhkan kepalanya diatas meja tanda frustasi.
Dean hanya mendengus geli melihat kelakuan dua orang tersebut, setiap hari pasti ada saja dialog antara Puput dan Bimo yang selalu didasari emosi oleh pihak Puput. Sedangkan Bimo hanya cuek bebek tak perduli atas omelan gadis itu.
"Benar benar tidak tahu diri." Bina mendesis, menatap jijik kearah gerombolan tersebut yang tengah menggumamkan kata asik, wow, hmmm, gila, waitsss. Dan gumaman refleks lainnya.
"De, nanti gantiin gue ya buat kumpulan Sekretaris di ruang Multimedia, gue males." Iren berdiri didepan bangku Dean, memasang wajah se loyo mungkin agar Dean meng 'iya' kan permintaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deandra
Teen FictionDean yang termasuk anak baik baik dan tidak suka cari masalah harus terlibat affair dengan lakilaki nakal dan urakan macam Devan. Dean merasa tersentuh akan kerja keras Devan untuk dapat mendekatinya, padahal jauh jauh hari Dean sudah menolaknya men...