2. Rumus Cinta

69 6 0
                                    

Hallo readers and silent or dark readers!


"KENAPA DIA!!!" Willi berteriak. Ia terkejut bukan main. "Dia? oh God!" Willi mengacak rambut nya frustasi.

"Kalian sudah kenal?" tanya William pada Willi dan beralih pada Genar.

"Sudah pak" Genar yang menjawab, sedangkan Willi masih mengutuk Genar di dalam hati nya. berkali kali Ia mengumpat di dalam hati.

"Ya sudah, di mulai saja pembelajaran nya nak Genar." ucap William mempersilahkan Genar masuk ke ruang belajar khusus Willi.

Ruang belajar itu berada di dalam kamar Willi yang di design simple tetapi indah. Cat kamar Willi berwarna ungu pekat, sedangkan ruang belajar berwarna biru muda cerah. Ruang belajar khusus itu mempunyai pintu yang cantik dan di depan nya bertuliskan 'Ruangan menjijikan'

Ruang bagus kayak gini di bilang menjijikan? abnormal nih cewek!, pikir Genar.

"Heh nerd! kenapa lo bisa ada disini sih!" sentak Willi setelah melihat Papa nya sudah lenyap dari ruangan ini.

"Karena saya akan mengajarkan mu mata pelajaran yang tidak kamu kuasai." Genar berkata sopan pada Willi, bahkan Ia menggunakan bahasa formal.

"Apa apaan ini? gua nggak mau belajar sama lo! ogah banget ya! iyuh jijik! dasar cowok nerd!" Lihat pemirsa! lidah tajam Willi mulai menunjukkan ketajaman nya.

"Maaf! saya juga tidak akan sudi mengajar kamu! Ini hanya karena orangtua mu yang memohon pada saya! nilai kamu selalu di bawah rata-rata, memalukan!" Ugh, Genar berkata tak kalah tajam nya dengan Willi.

"Eh? siapa tadi nama lo? Genar? oh iya! nama yang menjijikan cocok dengan orang nya!" ucap Willi. tatapan nya di buat seolah olah jijik dengan penampilan Genar.

Sabar Genar, ucap Genar pada diri nya sendiri.

"Nama saya tidak penting. sekarang mulai pelajaran nya." ucap Genar. Ia duduk di karpet lantai, di depan nya sudah ada meja pendek sebatas perut nya jika diukur secara duduk.

"Ck! lo tuli atau pura pura tuli?! gua nggak mau belajar sama lo!" Lagi, Willi membentak Genar.

"Apa anda ingin tinggal di amsterdam?" tanya Genar.

"Nggak. disana nggak enak. gua paling jijik dengan sex bebas disana." jawab Willi. Kenapa gua jadi curhat sama dia?!, pikir Willi.

Pemikiran yang bagus, batin Genar memuji.

"Ya sudah. ayok belajar" ajak Genar yang di hadiahi tatapan tajam milik Willi.

Belajar nggak yaa? au ah, batin Willi.

"Au ah gelep." gumam Willi. tetapi kaki nya melangkah mendekat Genar dan duduk berhadapan.

"Sekarang saya mulai pelajaran nya dari bab awal" ucap Genar.

Demi kolor superman yang mungkin cuman satu dan nggak pernah di cuci, Willi muak dengan bahasa formal yang Genar guna kan.

"Nerd! biasa aja. pake gua-lo aja. muak gua denger lo ngomong bahasa formal" ujar Willi lengkap dengan memutar bola mata nya.

"Oke. lo harus nguasain rumus yang ini"

****

Keesokan hari nya pada jam istirahat di sekolah

"Woy Genar! sini lo!" teriak Alex memanggil Genar yang sedang sibuk dengan buku buku tebal nya.
Genar yang merasa diri nya di panggil langsung menghampiri Alex.

"Mana uang jajan lo! sini kasih ke gua!" Alex yang terkenal suka membully Genar ini meminta uang Genar seenak jidat nya.

"Ta...tapi ini u...uang saya, lex." Ya begitulah Genar. berkata dengan gaya bicara yang Ia buat tergagap.

a Nerd and Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang