7. Night, Happy, and Kiss.

99 6 0
                                    

Hallo readers and silent or dark readers!


Hari mulai malam. Kilauan cahaya terang bulan pada malam hari menyelip masuk melalui celah jendela kamar gadis itu yang sedang sibuk memilih baju.

Sejak kapan dia memperdulikan penampilan nya? Entahlah! mungkin jika diberi pertanyaan seperti itu Ia akan menjawab 'au ah gelep!' Begitulah, sangat Willi sekali!

Kaos hitam dan jeans hitam menjadi pilihan nya, berpadu dengan sneakers berwarna putih. Dengan gaya rambut simple seperti biasa-diurai.

Toktoktok!

"Non Willi, den Genar udah nunggu dibawah, Non." ucap Bi Iyem di balik pintu.

"Ya. Suruh tunggu!" ucap Willi setengah berteriak.

19.30

"Tepat waktu ya si Genar." gumam Willi lalu berlari keluar kamar nya menuju Genar.

Genar seperti biasa dengan tampilan nya-Nerd!, tetapi beda nya Ia memakai jaket berwarna biru.

"En! Sini!" perintah Willi yang berdiri tak jauh dari Genar. Genar pun mendekat ke Willi.

Willi menatap kaki hingga ujung rambut Genar tanpa henti. Ia melepas kacamata Genar serta sedikit mengacak-acak rambut klimis Genar.

"Lo bawa motor ninja yang sering lo pake kalo ke rumah gua kan?" tanya Willi dibalas anggukan oleh Genar.

"Kalo bawa motor ninja, style nya harus keren dong, En." ucap Willi, lalu Ia pergi ke ruang tv untuk berpamitan dengan William.

"Pa, Willi pergi sama Genar dulu ya," pamit Willi. William mengangguk dan tersenyum hangat pada putri nya. "Bye Pa, Assalamualaikum."

"Ayok, En!" ajak Willi dengan senyum sumringah nya.

"Lo udah kayak dapet door prize dari undian aja, Wi. Seneng amat!" cibir Genar.

"Ah ellah buang buang waktu lo, En!" dengus Willi kesal. Pasal nya Willi tidak sabar lagi ingin ke pasar malam.

"Ya udah ayok!"

Mereka berjalan ke luar rumah menuju motor Genar. Dengan senyum sumringah nya, Willi naik ke jok belakang Genar.

Hembusan angin menerpa bulu halus di sekujur tubuh Willi. Genar mengendarai motor nya tidak terlalu ngebut. Cukup jauh mereka menempuh perjalanan dari rumah Willi dan akhirnya sampai di pasar malam yang ramai, seperti lautan manusia.

Genar melepas helm yang Ia pakai, begitu juga dengan Willi.

Mereka bersenda gurau sambil berjalan, terkadang tertawa kecil karena hal lucu. Mereka mencoba semua wahana di pasar malam ini. Dari mulai komedi putar sampai dunia boneka untuk anak kecil pun mereka coba. Terakhir mereka membeli gulali/harummanis besar dan dimakan berdua sambil duduk di salah satu bangku yang kosong di pasar malam ini.

Mereka sudah seperti layaknya pasangan yang sedang dimabuk asmara.

"Wi, beli gelang itu yok!" tawar Genar menunjuk salah satu gelang couple.

"Boleh juga tuh," ucap Willi.

Genar membeli gelang itu, memakaikan ke tangan Willi dan tangannya juga.

"Bagus," gumam Willi sambil memperhatikan gelang yang melingjar di pergelangan tangannya.

"Emang lo nya aja yang cantik, apa aja yang lo pake ya jadi bagus, Wi." ucap Genar.

"Apa, En? ulang sekali lagi," Willi salah dengar atau Genar yang salah bicara.

"Nggak ada apa-apa!" ucap Genar. "Mau pulang?" tanya Genar.

Willi mengangguk meskipun Willi ingin lebih lama lagi di pasar malam ini berdua dengan Genar.

Mereka pun berjalan menuju parkiran. Karena tidak hati-hati, Willi tersandung sebuah bangku yang menyebabkan rasa nyeri di kaki nya.

"AWWW!!" jerit Willi kesakitan.

"Wi! Hati-hati! Mana yang sakit?" tanya Genar benar benar khawatir.

"Engghh... sakit, aduhh!" Willi meringis kesakitan.

Genar membungkuk di depan Willi. Ia menekuk lututnya dan menepuk bahu nya. Willi heran apa yang dilakukan Genar.

"Apa?" tanya Willi.

"Naik!"

"Hah?" Willi terkejut.

"Naik! Cepet!"

"Iya"

Perlahan, Ia menaruh kedua tangannya di bahu Genar, lalu mengalungkan ke leher nya. Genar berdiri. Tangan nya memegangi bawah paha Willi yang menggantung di pinggangnya. Ia menggendong gadis bertubuh ringan ini menuju parkiran.

Sampai di parkiran, Genar mendudukkan Willi di jok belakangnya dan memakaikan helm ke kepala Willi.

Dalam jarak sedekat ini, Willi meneliti setiap inchi dari wajah Genar. Willi baru sadar, bahwa Genar memiliki wajah yang tampan. Ia mencium aroma harum khas dari tubuh Genar.

Karena kelamaan melamun, Willi sampai tidak tau kalau motor Genar sudah berjalan menerobos jalan yang tidak terlalu ramai.

Genar melirik kaca spion, melihat Willi yang baru saja sadar dari lamunannya. Laki-laki itu tau kalau Willi memandangi wajah nya, ketika Ia memakai kan helm pada gadis itu. Genar tersenyum kecil di balik helmnya.

****

Willi tak bisa menahan senyumnya sedaritadi. Motor Genar tak bersuara lagi, mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Willi.

Willi pun turun dari motor dengan susah payah dan menahan nyeri di kakinya. Genar yang melihat nya langsung menstandarkan motornya dan membantu Willi turun dari motornya.

"Mau gua anter ke dalem?" tanya Genar.

"Nggak usah! Udah malem, gua bisa sendiri kok." tolak Willi.

Genar menatap Willi kemudian mengangguk ringan, lalu melepas helm yang masih Willi kenakan. Willi tersenyum tulus pada Genar.

Sesuatu yang lembab kenyal menyapa lembut bibir Willi. Ia mendadak gemetaran. Iris matanya melebar sempurna.Genar mencium nya.

Tidak ada salah satu dari mereka yang menutup mata. Iris kelam milik Genar seakan-akan menghipnotis Willi. Bulu kuduk Willi mendadak meremang saat tangan kiri Genar menarik pinggangnya. Dalam posisi seperti itu, mereka saling merasakan degupan jantung yang membuncah satusama lain.

Mereka masih betah dalam posisi itu. Tidak ada salah satu dari mereka yang bergerak, mereka hanya berkedip dan bertatapan dengan bibir yang saling menempel. Tidak ada yang mendalami ciuman itu, sampai Willi lah yang menyudahi ciuman itu.

Willi masing melongo dengan semburat merah padam di pipi nya. Tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut nya, bahkan memprotes pun Ia tak sanggup.

"Good night." ucap Genar seraya mencium kening Willi. Lama.

Genar menyungginngkan senyum hangat pada Willi. Ia mengenakan helmnya, menekan tombol starter pada motor nya dan melenggang pergi meninggalkan Willi.

Tubuh Willi mulai rileks. Iris matanya tidak melotot lagi. Ia kembali dari keterkejutan nya itu.

Willi terkesiap merasakan lelehan hangat keluar dari hidung nya. Ia menyeka lelehan darah itu dengan sapu tangan yang selalu Ia bawa untuk jaga-jaga disaat lelehan darah itu mengalir.

"Oh Tuhan! Jangan lagi." lirih nya.

---a Nerd and Bad Girl---

HAPPY WEEKEND!

Hihi sorry part ini pendek ya, soal nya imajinasi abal-abal Yo udah mentoktokkk :D mungkin besok Yo mau isi ulang imajinasi dulu, hihi XD

Itu si Willi nya kenapa ya? kok hidung nya keluar darah? PENASARAN??? Maka nya banyakin vomment nya yaaa... Biar Yo semangat ngisi ulang imajinasi nya :*
Don't be silent or dark reader ;)

H-2 menuju 2016

Love You All :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a Nerd and Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang