6. Mulai Merubah Diri

57 4 0
                                    


IU as Willi Jajuzzi

Hallo readers and silent or dark readers!


Author Pov

Setelah 1 bulan 1 hari Willi mengalami koma dan 1 minggu Willi menjalani perawatan intensif, kini Willi kembali beraktivitas seperti biasa.

Hari ini pertama masuk sekolah nya setelah kecelakaan itu. Siswa siswi di Jajuzzi's School banyak yang berbisik bisik tentang Willi. Beruntung nya hari ini mood Willi sedang bagus, jadi Ia tidak menghajar orang yang membicarakan nya.

Willi melangkah kan kaki nya ke ruang lapangan basket.

"Pinjem bola nya." ucap Willi pada salah satu anak tim basket di sekolah nya. Lantas laki-laki itu memberikan bola basket ke Willi.

Dari dulu Willi memang menyukai basket. Wilard lah yang mengajarkan nya bermain bola basket. Bahkan Willi sempat menjadi bagian dari tim kebanggaan Basket Ball Jajuzzi's School saat dia kelas X.

"Pergi dari sini!" perintah Willi pada tim putra Basket Ball. Tidak mau mengambil resiko ditinju Willi, mereka pada kabur semua tanpa membantah Willi.

Tap tap tap

Willi mulai mendribble bola basket di tangan nya. Mata nya menatap ring dengan tatapan tajam nya, mencoba fokus pada satu titik.

Dug! Tap!

Tepat sasaran! Bola itu masuk dengan mudah nya ke dalam ring dan jatuh lagi ke lantai lapangan basket.

Masih pagi begini Willi sudah mengelurkan keringat, karena bermain basket sedari tadi dan sampai sekarang belum berhenti. Padahal bel sudah berbunyi dari ½jam yang lalu. Entah sudah beberapa kali Ia memasukkan bola ke dalam ring yang pasti sudah berkali kali.

Pikiran nya ber-adu antara fokus dengan ring dan memikirkan mimpi bertemu Mama nya. Bayangan Mama nya selalu melintas di pikiran nya. Ia sangat merindukan Mama nya, tetapi itu mustahil Mama nya tidak akan kembali.

"MAMA!!!!" teriak Willi hingga menggema di ruang basket ini.

"Ini diminum dulu air nya, Wi." tiba tiba Genar datang dan memberikan sebotol air mineral. Ia melihat semuanya, Ia berada di pintu masuk lapangan basket saat Willi mendribble bola basket. Memandangi Willi yang serius memasukkan bola ke dalam ring.

"En?" gumam Willi heran kenapa Genar berada di dekat nya.

Willi memeluk Genar dengan kuat, sampai membuat Genar susah bernafas. Tangis Willi pecah dipelukan Genar. Air mata nya mengalir deras dan membasahi seragam Genar.

"Hikss hikss Tuhan jahat, En." ucap Willi sesegukan.

"Tuhan nggak jahat, Wi. Tuhan sayang sama lo. Dibalik rencana Tuhan, pasti banyak hikmah positif yang bisa kita ambil. Yakin, Wi. Tuhan selalu menyayangi hamba-hamba nya." ujar Genar menguatkan Willi.

"Hikss Mama, hikss hikss,"

"Mama lo sedih, kalo lo nangis begini, Wi. Jangan nangis ya. Yakin Tuhan selalu ada didekat lo, Wi."

"Hikss ya hikss."

"Ya udah jangan nangis." Genar membawa Willi ke kursi dekat lapangan basket. "Nih diminum dulu air nya," Willi mengambilnya dan meminum air mineral itu.

"En?" panggil Willi dibalas gumaman oleh Genar.

"Hm, hari ini bisa nggak anterin gua ke salon?" tanya Willi.

"Jangan bilang lo mau rubah warna rambut jadi warna ungu, Wi!" cibir Genar.

"Ish nggak lah, En. Malahan pengen gua warnain item sama kayak siswi yang laen."

a Nerd and Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang