Harry's Pov
So, here I am.
Terkurung dalam asrama terpencil, kuno, juga ketat. Jauh dari rumah, teman-teman gangster, apalagi club malam. Aku merasa terehabilitasi dan benar-benar mengutuk mom atas hal bodohnya ini.
"Taruh saja kopermu disana"
Aku menaruh koperku di sebelah lemari kayu tua seperti yang ditunjuk oleh Zayn, teman baruku. Kemudian melempar ransel sembarangan ke atas tempat tidur.
Kedua mataku memperhatikan keseluruhan kamar ini.
Sempit, tua, dan juga disini berdebu sekali. Aku harus sering menepukkan tanganku karena banyak debu yang menempel. Hawa disini juga terasa pengap.
Dan yang paling parah lagi, aku akan menetap disini sampai 2 tahun ke depan.
"So, Zayn, dimana kamarmu?" Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada. Sebenarnya sih, mengkodekannya supaya cepat pergi. Pulanng ke kamarnya. Tapi ia justru menautkan kedua alisnya dengan bingung.
"Disini"
"Apa?!" Nada suaraku meninggi. "Maksudmu, kita harus berbagi kamar?"
"Tentu saja, Harry" Ia berjalan ke arahku. "Ini asrama. Bukan kamar hotel" ucapnya seraya menggedikkan bahu.
Aku? Berbagi kamar dengan anak seperti dia? Yang benar saja! Aku ini Harry Styles. Maksudku, seorang Harry Styles.
Di tasku sudah menunggu poster-poster band metal yang ku bawa dari rumah. Dan niatnya, ingin ku tempelkan di-yang ku kira-kamar pribadi baruku ini.
"Jadi karena itu ya wanita tua tadi menyuruhmu mengantarku kesini" Aku menaikkan sebelah alis. Memberinya tatapan angkuh, "Karena kau teman sekamarku?"
"Mrs.Clark. Namanya Mrs.Clark, kepala sekolah disini. Dan ya, karena itu." Zayn meralat perkataanku.
"Yaya terserah" ucapku seraya memutar kedua mataku.
Masa bodoh dengan nama kepala sekolah, guru, ataupun nama lengkap Zayn sekalipun. Yang harus ku lakukan disini hanya berusaha bertahan dan menunggu sampai kelulusan. Setelah itu aku bisa bebas kembali.
Aku beralih pada seragam baru yang masih terlipat rapi yang ditaruh di atas meja, kemudian membentangkannya satu persatu.
"What the-" Mataku terperanjat kaget begitu melihat ini. Benda yang dipakai oleh anak-anak culun,
"Suspenders?!"
Zayn menggangguk dengan bangga, lalu membuka blazer untuk menunjukkan suspenders yang ia pakai. Aku menatap caranya berseragam dari bawah sampai atas. Sangat rapi.
"Kenapa memangnya?" tanyanya dengan mimik wajah bingung.
Aku mendengus kesal. Tangan kananku mengacak-acak rambut curly-ku.
Gila! Asrama ini benar-benar mau menjatuhkan derajatku? Levelku bukan kemeja, dasi, dan semacamnya. Tapi tentu saja denim, jaket kulit, snapback, juga varsity.
Mom jahat. Aku benci mom.
Argh sudahlah, daripada aku menemukan lebih banyak pakaian aneh dalam tumpukan baju ini, lebih baik aku memejamkan mata sebentar.
Kau tahu? Perjalanan dari Chesire ke Bradford sangat melelahkan. Punggungku sudah tidak sabar untuk menyentuh daratan kasur.
"Nope" jawabku sambil kembali menaruh suspenders di tumpukan paling atas. "Sudah sana pergi. Aku capek, mau tidur" Aku membanting tubuhku sendiri ke atas kasur. Lumayan empuk. Not bad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Your Heart A Break (Harry Styles)
أدب الهواةBadboy dari Chesire, Harry Styles, kali ini berhasil membuat ibunya menyerah. Sudah ke-ribuan kali ia mendapat surat dari pihak sekolah. Harry akhirnya dikirim ke sebuah asrama di Bradford. Meski begitu, dia masih saja membuat masalah. Mulai dari me...