Chapter 9

4.5K 435 10
                                    

Buat Gemma Styles, maaf banget ya ga maksud-_- Terus khusus flashback nya, anggap aja itu author's pov. Oya, yang nanya tentang Her-Biggest-Fear Georgie, udah dikasih tau kok di chapter sebelum-sebelumnya. Pada lupa ya? Atau ga nyadar? ._. Di uraikan disini. Tenang aja~

Bacanya sambil denger Avril Lavigne-I'm With You biar nyess

---

Aku hanya bisa diam mematung begitu menemukan sebuah danau di tengah hutan. Airnya sangat biru karena terkena sinar bulan. Terlebih, disini sangat tenang dan damai. Tidak heran Georgie memilih untuk kabur kesini.

"Kau tahu,"

Kepalaku menengadah begitu mendengarnya bicara. Aku berjalan hati-hati mendekatinya dan duduk di batu besar, bersebelahan dengannya.

"Kau tahu, kadang dunia ini tidak seindah kelihatannya" Georgie mengusap air matanya dengan punggung tangan.

Lengan bajunya terlipat dan... apa itu dipergelangan Georgie? Seperti... bekas silet?

"Uhm ya, aku tahu. Aku merasakannya."

"You do?"

Aku mengangguk pelan. "Orangtuaku bercerai. Dan aku menjadi bad boy. Tapi itu bukan penyebab utamanya."

"Bukan?"

"Tapi karena ayahku-penyebab perceraian-membawa kakak perempuanku dengannya. Dan aku sangat sangat mengutuknya."

"Kau sangat menyayanginya ya?"

"Ya. Mungkin hanya aku yang menyayanginya. Karena kakakku.." Tanganku melempar kerikil ke tengah danau. "kelainan jiwa."

Aku menghembuskan nafas berat. "Dan melampiaskan semua emosi pada hal-hal negatif, yang justru menyusahkan mom."

Tanpa ku duga, Georgie menggenggam tanganku dan tersenyum hangat, mencoba untuk menenangkanku. Tapi... ku rasa ini sudah lebih dari tenang. Aku hanya membalasnya dengan tersenyum masam.

"Kau harusnya bersyukur, Harry." ucapnya lirih. "Kau masih punya keluarga."

"Hm?" Aku mengerutkan alis. "Memangnya kau..." Jangan sampai dugaanku benar! Itu pasti terlalu menyakitkan.

"Kau harus tahu, aku kehilangan keluarga dengan cara yang tidak bisa ku lupakan seumur hidup. Yang membuatku trauma dengan keramaian, suara bising, dan hal-hal berbau api. Atau lebih kau kenal dengan.. Her-Biggest-Fear, kan?" Georgie mengusap air matanya lagi.

Aku mengusap bahunya.

***

"BUKA PINTU!! CEPAT BUKA!!"

Teriakan itu membangunkan mereka berlima. Gedoran pintu semakin lama terdengar makin kencang.

Georgie cepat bangkit dari tempat tidurnya dan berhambur ke dua kakaknya, Rae dan Edward.

"Itu suara apa?" tanyanya panik. Mereka hanya menggeleng dan mengangkat bahu.

Siluet-siluet pria berbadan besar yang terlihat melalui tirai kamar benar-benar membuat mereka takut setengah mati.

Ibu menghampiri mereka tergesa-gesa. "Cepat sembunyi di balik lemari!"

Mereka bertiga berlari ke belakang lemari kayu dan saling berpelukan.

Suara pintu dibuka terdengar.

"Kalian siapa?!....cepat keluar!!....Ooww!!" Hati mereka benar-benar mencelos saat mendengar suara teriakan ibu disusul dengan suara pukulan.

Give Your Heart A Break (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang