Chapter 14

4.8K 408 12
                                    

Oh, Harry!! Kau kenapa? Kenapa kau bisa menangis seperti ini! Biasanya tidak! C'mon, jangan cengeng lah.

Aku menendang batu kerikil ke kolam halaman asrama. Punggung tanganku menyeka air mata yang ada di pelupuk.

Shit. Kenapa mendadak jadi seperti perempuan begini? Kau ini bad boy! Tidak pantas menangis hanya karena si Dia kissing dengan sahabat sendiri. Ini sering terjadi dalam satu kelompok gangster mu!

Benar-benar ya perempuan itu-wanita pertama yang bisa melumpuhkanmu.

Aku duduk dan melingkarkan tanganku di sekitar lutut.

Untung tadi aku cepat lari. Jadi tidak ketahuan. Setelah itu, mungkin mereka kembali meneruskan adegan mereka. Hum...

"Mau apa kau kemari" tembakku langsung ketika merasakan suara langkah kaki di belakang. "Kau bilang kau menyukaiku juga." Aku menaruh daguku di lutut.

Dia duduk di sebelahku dan menyentuh pundakku.

"Jadi itu yang terjadi tadi malam?" tanyanya. "Kau tahu semuanya?"

"Gi, kalau kau mau membuatku cemburu, that's okay," Mengedikkan bahu. "Tapi ini terlalu jauh. Please don't." Aku menggeleng pelan.

"Harry-"

"Sekarang aku meragukan pengakuanmu itu" Aku kembali menyeka air mata.

"Jangan cengeng. You're not a girl"

"But you make me crying like a girl. It's all your fault"

"..."

"Aku saja tidak pernah dapat kiss yang benar-benar darimu. Padahal kau menyukaiku kan? Tapi malah Zayn yang dapat"

"Aku-"

"Apa kau tidak ingat ya, tadi malam kau sampai mabuk berat karena sakit hati dengan omonganku dengan Zayn di tenda?"

"..."

"Kau tidak ingat, kau sampai menangis dan meraung-raung agar aku sadar kalau kau juga menyukaiku?"

"..."

"Kau tidak ingat, tadi malam kau menolak ku antarkan ke kamar, dan lebih memilih bersamaku di bawah pohon dan bintang-bintang? Kau tidak ingat, aku menyanyikanmu sebuah lagu sampai kau terlelap? Kau tidak ingat-"

"Harry, stop it." pintanya.

Aku membuang muka darinya. "Harapan palsu." decihku.

Dia diam, mungkin termenung.

Aku meliriknya sekilas kemudian beranjak, "Begini saja, kalau kau merasa pengakuanmu benar-buktikan." Lalu pergi meninggalkannya.

---

"So, apa yang terjadi para era Victorian? Harry?" Mrs.Juls menunjukku.

"Err.. um.. anu.." Aku tergagap karena tidak mendengarkan penjelasannya tadi. Tentu saja, di pikiranku saat ini penuh dengan Georgie-Zayn, Georgie-Zayn, dan Georgie-Zayn.

Tapi aku sontak mengucapkan apa yang terlintas di kepalaku sekarang-dan merupakan ide buruk.

"Barack Obama memenangkan piala Oscar.."

"NGAHAHAHA" Satu kelas menertawakanku.

Mrs.Juls menghampiriku dan membelai rambutku lembut. Dia tersenyum.

"Harry, anakku.."

"Yes, ma'am?"

"KELUAAAARR!!"

DBUM!!

Bantingan pintu seolah menyetarai ledakan bom atom.

Now, here I am. Kisah ini begitu rumit sampai mengganggu pelajaran dan pikiranku. Terimakasih author, kau sangat sialan (Dafuq!).

Give Your Heart A Break (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang