part9

162 5 1
                                    

Aku masih merenungkan kejadian-kejadian yang terjadi disini. Aku benar-benar tidak betah disini dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang besok
--

Pagi ini aku bangun sangat pagi dari biasanya. Aku mengemaskan semua pakaianku dan bergegas ke kamar Ricard untuk memberitahunya bahwa aku akan pulang pagi ini

Saat aku ingin membuka pintu tiba-tiba ada tangan yang menarikku dan itu sontak membuatku kaget.

Aku tidak berani melihatnya, berbalik badan pun aku tak sanggup. Tubuh ini seakan mendapatkan sengatan dengan tegangan yang sangat tinggi, jantungku berdebar kencang, nafasku tak teratur dan aku seakan tak berdaya

Siapa yang memegang tanganku? Mengapa dia bisa berada dikamarku dan mengapa tubuhku tiba-tiba tak berdaya? Apakah dia orang yang waktu itu masuk ke kamarku diam-diam? Dewi batinku bertanya-tanya tapi belum ada satupun pertanyaan yang terjawab.

Dia menutup kembali pintu kamarku, aku melihat tangannya ya tangannya tak begitu asing bagiku, aku seperti mengenalnya. Aku mencoba untuk tetap tenang dan perlahan berbalik badan

Dan ternyataa, ya sudah aku tebak Mr. Devian Locko Grissham, orang yang berhasil membuatku tak berdaya seketika, ya Tuhan apalagi yang akan dilakukan orang ini?

"Kenapa kau ada disini? Dan bagaimana kau bisa masuk ke kamarku? Atau jangan-jangan kau yang masuk ke kamarku malam itu? Bagaimana bisa Dev?"

"Heyy Jade, kau boleh mengintrogasiku tapi tidak dengan pertanyaan yang bertubi-tubi seperti itu, satu-satu Jade, oke? Jadi apa yang ingin kau tanyakan terlebih dulu?" Oh my god Devian benar-benar membuatku marah kali ini, dia mengatakan semua itu dengan santainya sedangkan aku? Aku harus berkelahi dengan jantungku agar tidak berdetak sekuat ini

"Apa yang kau lakukan dikamar ku?"

"Aku ingin pulang bersamamu"

"Dari mana kau tau aku akan pulang? Dan bagaimana kau bisa masuk ke kamarku?"

"Sudah aku bilang kan jika aku tau segalanya tentangmu?"

"Sudahlah Dev, biarkan aku sendiri! Aku akan ke kamar Ricard" aku melepaskan tangannya

"Jangan ke kamarnya Jade, kau bisa memberitaunya lewat whatsapp kan?"

"Tidak, aku ingin bilang langsung padanya, karna dia yang mengajakku kesini"

"Terserah kau Jade"

Aku tak memperdulikan Devian, aku langsung menuju ke kamar Ricard dann sekarang apa yang aku lihat? Ricard bersama wanita lain dalam kamarnya?

"Ricard?!"

"Hey Jade, kau memerlukan sesuatu?"

"Tidak! Aku hanya ingin bilang jika aku dan Devian akan pulang pagi ini. Silahkan lanjutkan kegiatanmu"

Aku tidak ada pilihan lain, ya dengan terpaksa aku akan pulang bersama Devian.

Sepertinya Ricard sudah tidak peduli padaku, dan sungguh aku tidak menyangka jika dia seperti itu

Dia benar-benar terlihat sangat menjijikan bersama wanita itu. Aku sangat membencinya! Orang yang selama ini aku kira sangat menyanyangiku ternyata hanya seorang yang menjijikan

Tuhan cobaan apalagi ini? Belum seminggu aku di Indonesia sudah sangat banyak cobaan yang terjadi

Aku terlalu asik dengan hatiku yang sakit saat ini sampai-sampai aku tidak sadar jika ada orang dikamar ku

Sampai akhirnya dia menyadarkan lamunanku. "Dev! Apa kau tidak bisa sehari saja hilang dari pandanganku?"

"Tidak. Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, sebaiknya kita langsung ke bandara barangmu sudah di mobil dan masalah tiket aku sudah membelinya untuk 2 orang"

"Dev, bagaimana bisa kau melakukan ini se..." omonganku langsung di potong olehnya

"Jangan banyak bicara Jade, cepatlahh"

Sial! Orang ini tau segala rencanaku pikiranku dan dia sangat aneh.

Aku mengikuti langkahnya menuju mobil. Sepanjang perjalanan seperti biasa, aku tidak pernah bicara. Hanya hening yang ada di antara kami.

Setibanya kami di bandara Devian langsung membawa barang kami

Aku dan Devian sudah berada dalam pesawat, dia duduk disampingku, ini sangat memacu jantungku

Kalau saja Ricard tidak membuatku marah pasti aku tidak akan bersama orang gila ini. Dan sekarang aku harus benar-benar mengendalikan diriku, ini sangat menyiksa batinku

Ku lihat seseorang disampingku, orang gila yang selalu membuatku kacau, orang gila yang tampan. "Dev, kau sangat tampan jika tidur seperti ini" gumamku

Puas melihat pemandangan indah disamping, aku berniat untuk tidur. Belum pulas aku tidur tiba-tiba ada yang mencium keningku lembut, sangat penuh kasih sayang. Sama seperti malam itu saat aku tidur ada orang yang menciumku seperti ini

Aku membiarkannya pasti Devian yang mencium siapa lagi yang bersamaku' hatiku berkata. Oh my god! Devian! Aku langsung terbangun dari tidurku setelah menyadari itu "Dev, apa kau yang menciumku tadi?"

"Ya"

"Dan apa kau yang masuk ke kamarku di hotel diam-diam dan mencium keningku?"

"Ya"

Tuhan! Orang ini sangat menyebalkan! Bahkan saat aku bicarapun dia tidak memandangku?

"Kenapa?"

"Kenapa apa?"

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Ntahlah, aku hanya ingin menciummu" shit! Dengan santainya dia bicara seperti itu!

"Tapi aku tidak menyukainya, kau bukan orang spesial ku, dan kau bukan orang terdekatku. Aku tidak mengenalmu aku hanya mengenali Ricard dan kalaupun ada yang menyiumku itu adalah Ricard bukan kau!"

"Aku menyukainya, kau orang spesial ku, dan kau orang terdekatku. Aku mengenalmu jauh lebih dari Ricard!"

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia benar-benar membuatku tak berdaya. Aku berniat melanjutkan tidurku yang terganggu tadi. Tak ku perdulikan apapun perkataannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unforgotten StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang