Hari Minggu...
Hari yang biasanya aku tunggu tunggu...
Beberapa minggu ini memang gak ada taruna yang main ke rumah ku atau sekedar istirahat dirumahku. Kata ayah ku mereka lagi sibuk sama ujiannya di asrama. Belom lagi tugas tugas yang numpuk banyaknya seabrek.
Mungkin memaklumi lebih baik dari pada diungkit- ungkit.
Tiba tiba ayahku ngajak makan diluar seperti minggu minggu sebelumnya. Dan aku gak sabar banget rasanya.
Menunggu kedatangannya di depan gerbang Akmil membuat ku sedikit bosan. Ku keluarkan handphoneku dari saku celanaku. Aku buka akun sosmed milikku dan melihat akun ig miliknya. Gak ada postingan foto baru. Cuma ada foto terakhir dia sama temen sekamarnya itu doang.
Sejauh ini aku gak pernah lihat dia ngepost foto sama perempuan. Kecuali mama nya. Aku tau itu mama nya karna captionnya 'my mother' dan selain itu gak ada penampakan perempuan yang ada di setiap postingannya.***
Sudah ada yang ngajak ngomong ayahku. Aku rasa mereka sudah keluar dari sangkar asrama setelah berpusing pusing ria mengurusi tugas tugas dan ujiannya. Aku rasa mereka bosan sama sepertiku sekarang yang sedang menunggunya agar segera keluar.
Tiba tiba tiga orang masuk dan duduk di mobil bagian tengah. Sedangkan aku dan Dinda duduk di kursi belakang. Itu sudah biasa bagiku dan adikku ini.
"hai dek." Sambil mengulurkan tangannya mereka bertiga bergantian mengajak aku dan Dinda berjabat tangan. Langsung ku dongakkan kepalaku melihat siapa saja yang kali ini diajak oleh ayahku.
Sambil tersenyum aku pun menjabat tangan mereka bergantian dan berkata "hai bang." Aku memang biasa memanggil mereka dengan sebutan abang. Karna aku rasa itu yang paling cocok.
"namanya siapa dek?" tanya abang yang duduk di belakang jok mobil ayahku dan sambil memutar badannya menghadap belakang melihat aku dan Dinda.
"aku Dinda bang. Kalo abang namanya siapa?" kepolosan Dinda mulai terbongkar sudah.
Dilihat dari cara dia berbicara. Dan suaranya yang sangat imut imut itu. Yang terkadang membuatku kesal jengkel tidak karuan dan kengen yang gak bisa dibendung.
"kalo abang namanya Yuhandi Putra Mahesa. Dinda panggil aja abang Handi." Sambil menebar senyum dia dengan santainya meneyebuit namanya. Dan aku sangat kaget saat mendengar dia menyebutkan namanya. Sepertinya aku tidak asing dengan namanya yang barusan disebutnya itu.
Ku buka screenlock handphoneku dan ku lihat akun yang bisanya aku stalk setiap hari itu. Di profilnya tertera namanya Yuhandi Putra Mahesa. Dan aku gak salah lihat lagi. Kulihat dia dan ku samakan dengan postingan foto yang selama ini di unggah di akun ig miliknya. Sama. Itulah hasil yang kudapatkan sekarang. Rasanya senang, kaget dan banyak banget rasa rasa lain yang dibilang sejuta rasanya.
Dia masih dengan santainya cengar cengir ngeliat tingkah ku yang keliatan bloon atau entah apa di matanya sekarang. Dan tiba tiba dia ngomong "kalo kamu namanya siapa dek?" sambil nunjuk ke arah ku. Dan aku langsung mengdongakkan kepalaku dan menjawab petanyaan yang baru saja terlontar dari mulutnya yang merah merona tanpa pengawet atau apapun itu."aku Adena bang. Biasa dipanggil Dena." Dengan malu malu aku terpaksa menjawab perrtanyaan nya yang membnuat aku adem panas di dalem mobil yang sudah ber AC ini.
"oh Dena. Iyaa iyaa.." sambil mengangguk anggukan kepalanya dia menjawab dan barusan dia menyebut namaku. Rasanya seneng banget pengen lompat lompat. Tapi aku tetep tenang di hadapannya dan aku gak boleh salting di depannya. Nanti kalo dikira sakit jiwa.
"kayak aku gak asing sama nama kamu Den?" tambahnya dengan santai tanpa memperdulikan aku yang udah adem panas gak karuan. Ditambah detak jantungku yang berlari secepat lari marathon dan menyebabkan suara yang lumayan keras. Aku cuma berharap dia gak denger suara detakan jantungku.
"paling temen abang ada yang namanya Dena apa siapa gitulah bang. Nama Dena juga kan gak Cuma aku doang bang." Bantah ku sambil mengalihkan pembicaraannya yang sudah aku tebak ujungnya sampai dimana.
Aku sudah tau ujungnya pasti akan sampai di akun ig yang selama ini aku pake buat ngestalk ig nya itu. Dan aku malu kalau harus dibahas disini. Apalagi ada banyak orang.***
"permisi buk ini makanannya sudah siap.
"Den minta kontak kamu dong. Pin bb kek apa nomor handphone apa apaan aja deh." Pintanya disela sela semua orang sedang asik menikmati makanan yang enak enak ini.
"bentar bang aku ambilin handphone ku dulu." Langsung aku ambil handphone ku dari kantong celanaku. Ku buka screenlocknya. Aku kasih handphone ku dalam keadaan menyala dan tertera barcode bbm di layar handphone ku. Langsung di saut handphone dari genggamanku dan langsung di scan. Tiba tiba dia buka buka handphone ku dan melihat wallpaper handphoneku yang disitu tertera fotoku. Langsung ku rampas handphoneku dari tangannya. Dan dia Cuma senyum. "makasih."
"bagus kok wallpapernya. Gak usah di rebut juga gak papa kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Aku Memilih Mu (Slow Update)
Teen FictionSeorang anak tentara yang dikenalkan dengan lingkungan tentara pula. Yang di didik secara disiplin. Yang dikelilingi orang-orang militer pula. Adena Mahatvavirya.... Menyukai salah satu dari banyaknya orang yang dikenalkan ayahnya dan selalu menjadi...