[1]

131 17 1
                                    

BUGG!!!

Seorang laki-laki baru saja menabrakku. Buku yang baru saja kupinjam dari perpustakaan berceceran jatuh ke lantai.

"Woii!! Jalan liat-liat dong!" Teriaknya tepat di telinga kananku. Ku kira dia akan mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri, ataupun-ah sudahlah-.

"Ni anak juga, woy! Ngelamun mulu sih lo!" Suaranya memekakan telingaku.

"Eh, iya, anu, so-sorry gue gak sengaja," jawabku.

"Hmm...," ia mengangguk.

"Eh, lo tau kelas X MIPA 3 gak?"

Aku mengangguk mantap sambil menaikkan kacamataku yang sempat melorot, "Tau, dari sini lo lurus aja sampek mentok terus kekanan sampe ada anak tangga lo naik, nah sampe situ lo ambil arah kekanan sampe men-"

Srettt

Tiba-tiba tanganku tertarik-eh apa?

"Alah, kelamaan kalo lo jelasin keburu bel masuk. Anterin gih!"

Ini orang baru ketemu udah belagak ngebos banget sih

"Lo hobi banget ngelamun ya?" ledeknya.

Please Karin, lo bisa santai gak?

"Eh, enggak, oke gue anter," tukasku.

Author Pov

Karin tak pernah bisa percaya diri di hadapan semua orang, ekspresinya selalu sama, kikuk. Semua orang mengenalnya hanya sebatas nama, itu pun hanya beberapa. Kesan cewek nerd makin terasa dengan persegi panjang yang membingkai matanya.

Dibalik sifat dingin dan pendiamnya itu, ia diberikan anugrah dapat melihat 'mereka'. Kalian pasti paham apa yang dimaksud 'mereka' bukan?

Meski Karin tak memiliki sahabat manusia, ia memiliki seorang -lebih tepatnya sesosok- sahabat bernama Anke.

Pertemuan pertama kali mereka, terjadi saat Karin menempati rumah barunya yang bekas bangunan Belanda. Anke sejenis noni Belanda seusia Karin. Julukan 'hantu' baginya nampak tak pantas karena parasnya yang begitu menawan.

***

Buset, kenapa jauh banget sih kelasnya. Duh, dia pasti udah ilfeel liat cewek kayak gue, kenapa gitu? Karena gue sadar diri.

"Ngapain lo nunduk terus? Itu hobby lo juga ya?" Aku masih menatap sepasang sepatu yang berjalan beriringan.

Bawel banget sih. Eh, kenapa gue? Mbatin mulu. Ngomongin masalah batin mah jangan nanya, sering perang.

Dia menghela nafas berat, "Oke, kita belum kenalan. Gue Avero, panggil aja Vero,"

Aku mendongakkan kepalaku sambil menatap mata coklat caramelnya, "Gue Karina Christabel, lo bisa panggil Karin."

***

"Ngapain lo mandangin gue mulu? Gue ganteng ya?"

Degg

.

.

Masih newbie nih,

Minta kritik sarannya ya ^^

Someday,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang