Aku berjalan dengan cepat sambil membawa kertas yang berisi pengarahan untuk yang bertugas di lightning. Ini sudah D-Day. Sebentar lagi mungkin aku akan merasa nyeri di kakiku karena terlalu lama memakai sepatu tinggi. Di pertengahan jalan aku terhenti ketika seseorang memanggil ku.
"Hani-ya!"
Aku berbalik, menatap orang yang memanggilku itu, salah seorang staff disini "ne eonni?"
"Bisa kau bantu mengenai kostum mereka? Ada kendala pada kostum yang mereka pakai,"
Aku menunjukkan kertas ditanganku "tetapi aku harus memberikan ini kepada tata cahaya,"
"Biar aku saja," dia kemudian mengambil kertas ditanganku dan berjalan melewatiku. Aku membungkuk padanya lalu menatap kepergiannya. Tepat ketika aku hendak berjalan kembali telepon di saku ku bergetar. Aku menjawabnya sambil tetap berjalan dengan cepat.
"Kau tidak seharusnya menelpon disaat aku sedang panik oppa,"
Seung Hyun tertawa "ya apa ada kendala?"
Aku menghela nafas dengan kasar "mereka tidak berhenti menyuruh ku dari tadi. Masa membetulkan kostum saja harus aku? Ck menyebalkan,"
"karena kau hoobae mereka mungkin?"
"Bisa jadi, aku juga salah memakai sepatu. Harusnya aku memilih memakai hak yang tebal saja. Pasti setelah ini kaki ku nyeri,"
"Kenapa harus pakai hak eoh?"
Sebelum aku menjawab Seung Hyun menyela kembali "oh aku lupa jika kau hanya 165 cm," aku mengumpat pelan. Aku kemudian meminta nya untuk menyudahi ini karena aku sudah sampai di tempat mereka. Aku memasukkan ponselku ke dalam saku ku lalu masuk.
"Kenapa kau lama sekali?"
Aku membungkuk pelan "maafkan aku sunbae, tadi aku harus mengantarkan pengarahan kepada tata cahaya," dan itu berada jauh dari sini!
Dia mengangguk lalu menjelaskannya. Aku kemudian mulai memperbaikinya. Aku memperbaiki baju yang dipakai oleh Jinhwan.
"Haniii ap-"
"Tolong jangan bebicara padaku ketika aku sedang panik Jinhwan oppa," ucapku sambil mengerutkan keningku.
Jinhwan terkekeh "arraseo, by the way kau cantik hari ini,"
Aku mengendikkan bahuku "oh tentu sa-"
"Yayaya jika kau tidak cantik, mana mungkin hanbin akan berakhir bersama mu?"
Hanya Jinhwan yang kami percayai untuk mengetahui rahasia kami. Aku terkekeh "ah mwoya~" aku membalikkan badannya lalu memperbaiki kancing baju yang berada di punggungnya. "Keunde, kau harus tau satu hal Choi Hani, kau dan Hanbin belum aman. Jika semuanya terbongkar, kau yang akan disalahkan disini. Bukan hanbin. Semua orang yang tidak tau cerita yang sebenarnya akan menyalahi mu"
Aku menghela nafasku lau mengangguk, "gomawo oppa," jinhwan tersenyum lalu mengacak rambutku. Ia kembali berjalan untuk mengecek microphone nya. Konser dimulai, aku mengamati jalannya konser tersebut dengan serius. Beberapa kali pikiran ku tidak fokus. Kata - kata Jinhwan beberapa waktu yang lalu terbayang di pikiranku. Aku kemudian menggeleng - gelengkan kepalaku dan berusaha untuk kembali fokus.
Konser selesai, aku menghela nafasku lalu membantu para staff membereskan sampah - sampah. Aku kemudian mengambil tas ku dan naik ke atap gedung ini. Begitu pintu terbuka, aku mengeratkan mantelku begitu angin musim gugur menerpa tubuhku. Ya, angin di pertengahan musim gugur memang terasa menusuk tulang - tulangku. Tapi bukan Choi Hani namanya jika aku tidak nekat kesini. Mungkin dengan cokelat panas akan membantu ku.
Aku duduk di kursi panjang yang menghadap langsung pada pemandangan kota Seoul pada malam hari. Aku membuka sepatu hak tinggi yang kupakai lalu meluruskan kakiku. Aku menepuk - nepuk kaki ku yang kesakitan karena terlalu lama memakai sepatu hak tinggi itu.
"Ah jinjja," aku meringis sakit ketika menggerakkan jari - jari kakiku. Aku kemudian menumpukan badanku pada kedua tangan yang aku letakkan di bangku ini. Aku memandang langit - langit dengan pandangan kosong. Perkataan Jinhwan terngiang terus di benakku.
'Bagaimana jika suatu hari nanti aku akan meninggalkanmu?' Aku menatap Hanbin dengan serius.
Hanbin menghela nafasnya 'berarti kau tega sekali denganku,' Hanbin mengambil churros ditanganku. 'Jika kau pergi, maka aku tidak akan sanggup lagi menahan semua kata - kata yang dilemparkan oleh orang - orang yang membenciku. Karena cuma kau dan eomma yang tau aku yang sebenarnya. Oh oke baiklah Hanbyul juga. Aku membutuhkanmu untuk menguatkanku. Aku hanya butuh kalian ber3 yang percaya padaku dari pada berjuta - juta orang tapi pada akhirnya mereka akan membunuhku dengan perlahan - lahan,' aku tersenyum lalu memeluk lengannya.
'Lagi pula apa artinga seorang Kim Hanbin tanpa Choi Hani?' Hanbin menyenggol bahuku. Aku menepuk jidatnya pelan lalu tertawa.
Aku memejamkan mataku begitu momen itu terngiang di pikiranku. Hanya saja apa yang dikatakan Jinhwan benar ada nya. Jika aku masih mempertahankan hubungan ini, maka disini aku lah yang egois. Aku bahkan tidak mau membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya jika masih mempertahankan ini. Ketidakmauan ku itu pula yang membutakanku. Ck, apa yang harus aku lakukan? Tapi di satu sisi aku tidak mau meninggalkan Hanbin sendiri. Aku mengacak rambutku lalu menggoyang - goyangkan kakiku.
"Hani? Choi Hani?" Aku menoleh kebelakang lalu melihat Hanbin yang tengah membawa sekantong plastik. "Wow, takdir macam apa ini? Aku baru saja ingin mengajakmu kesini,"
Hanbin kemudian berjongkok di hadapanku dan memakaikanku sneakers yang ia bawa. Aku tersenyum manis begitu menerima perlakuannya. "Thanks,"
"Sudah tau pekerjaanmu lebih banyak memakai kaki, kenapa tidak memilih sepatu yang nyaman saja?"
"Ini tidak cocok untuk baju yang aku pakai Kim Hanbin, makanya aku memilih high heels ini,"
Hanbin mendengus lalu meletakkan kedua tangannya di belakang tubuhnya, lalu mendongakkan kepala menatap langit malam. "Aku tidak pernah bisa mengerti dengan wanita. Mereka hanya akan menyiksa diri mereka terus menerus,"
Aku tertawa kecil "beautiful is painful,"
"Ngomong - ngomong apa yang kau bicarakan dengan jinhwan hyung tadi?"
Aku terdiam. Menggoyangkan kaki ku dengan pelan. Aku memaksakan sebuah senyuman. "Nothing," Hanbin menatapku dengan ragu "kau yakin?" Aku mengangguk. Memilih untuk tidak menceritakan kepadanya. Aku hanya ingin melewati hari - hari kami dengan tenang. Walaupun kami harus bersembunyi, itu tidak masalah bagiku.
Ya, kita lihat saja nanti, Apa yang akan terjadi nantinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
FanfictionHanya sepenggelan cerita biasa tentang dua orang yang saling mencintai. Karena yang biasa, selalu menyimpan satu kenangan manis didalamnya.