Aku meregangkan tubuhku lalu melihat jam digital di meja belajarku. "Sudah jam setengah 12," gumamku. Aku menutup laptop ku yang berisi dengan design - design baju ku yang akan dikumpul 2 hari lagi. Aku menyeret kakiku ke atas tempat tidur, begitu aku ingin menarik selimutku, sesuatu mengetuk kaca jendela ku. Seseorang tengah berdiri di balkonku. Aku mengintip sedikit melewati tirai jendela ku, aku melihat Hanbin tengah berdiri disana sambil membawa satu kotak pizza. Aku tersenyum lalu membuka balkonku.
"Aku membawa pizza!!" Aku meletakkan jari ku di bibirku, menyuruhnya untuk berbicara dengan pelan. Dia tertawa kecil lalu masuk kedalam kamarku. Kami kemudian duduk di lantai kamarku yang dilapisi karpet beludru. Kami berbicara dengan seru. Hanbin membaringkan tubuhnya dengan tubuh bagian kanan yang menopang tubuhnya. Sedangkan aku duduk dengan menyelimuti tubuhku.
"Hani-ya,"
"Hm?" Aku menatapnya dengan cepat.
"Aku merindukannya," ia menghela nafasnya. "Nugu?" Tanyaku.
Hanbin menatapku dengan lama "aboeji.." Aku menatapnya dengan sendu. "Biar kutebak, kau bukan tidak sengaja datang kesini ya kan? Apa kau sedang memikirkan sesuatu?"
Hanbin menatapku dengan puas "oohh as expected, you know me so well!" Aku mendengus. Kemudian ia merubah ekspresinya kembali. "Aboeji, aku sedang berfikir jika dia masih ada, aku ingin tau bagaimana ekspresinya begitu aku naik keatas panggung, begitu melihat aku tampil di depan banyak orang. Kira - kira apa reaksinya ya?"
Aku tersenyum lalu mencubit pipinya. "Dia pasti bangga padamu. Tidak ada yang tidak bangga jika anaknya dicintai oleh banyak orang," hanbin mengangguk lalu tersenyum. Sekitar 2 jam Hanbin berada di kamarku. Tak jarang kami tertawa karena suatu hal.
"Hanbin-a kau tidak mau pulang? Besok kau pagi - pagi sekali pergi ke jepang. Tidurlah~"
Hanbin menggeleng. "Aku punya firasat buruk jika aku meninggalkanmu malam ini," aku tertawa kecil lalu menepuk jidatnya "eyy mwoya~"
Hanbin kemudian menarik selimut yang aku berikan kepadanya. Aku menggulingkan badannya di karpet yang terlapisi dengan selimutku. Membuat tubuhnya tergulung oleh selimut. Aku tertawa kencang walaupun dengan suara yang pelan.
"Kyeopta!" Aku menekan kepalanya pelan. Hanbin meringis lalu ikut tertawa. Hanbin kemudian bangkit tiba - tiba. "Heol aku lupa jika singa kecil itu tidur bersamaku malam ini. Dia bisa saja menangis jika tidak ada aku ketika ia terbangun," aku terkekeh lalu menarik tangannya ke balkon ku.
Dengan tangannya yang masih aku genggam, aku mengelus pipinya dengan tanganku yang satunya "are you okay?" Hanbin kemudian mengangguk dan mengangkat sudut bibirnya. Dan untuk sekian kalinya, Hanbin menempelkan bibirnya kepadaku. Melumatnya beberapa kali sampai aku mendorong pelan bahunya. Hanbin tersenyum lalu kembali mengecup bibirku dengan cepat.
"Jaga dirimu baik - baik, aku akan menghubungimu lagi," aku mengangguk. Hanbin kemudian melompat ke pohon yang berada di sebelah balkon ku kemudian turun perlahan - lahan. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum. Ketika ia sudah masuk, aku menutup pintu balkonku. Senyumku hilang, aku menepuk bahuku beberapa kali. Aku segera menghempaskan tubuhku ditempat tidur.
Kejutan apa yang akan aku hadapi besok?
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
FanfictionHanya sepenggelan cerita biasa tentang dua orang yang saling mencintai. Karena yang biasa, selalu menyimpan satu kenangan manis didalamnya.