Pic : The Mall at Bay Plaza (200 Baychester Ave, Bronx, NY 10475, US)
***
"Kado untuk anak usia setahun di bawahmu, apa yah, Key, kira-kira??" Alvaro mulai membuka percakapan sesampainya mereka di dalam mall itu.
"Memang untuk siapa? Dan itu kan tergantung selera orang itu,"jawab Kierra. Sedetik kemudian ia menyesali pertanyaannya yang tampak seperti orang kepo. Kierra memukul jidatnya pelan.
"Untuk adikku?? Dia suka cowok ganteng, I guess,"jawab Alvaro sambil terkekeh kecil sehingga matanya menyipit.
Kierra mengangguk sambil ikut terkekeh.
"Selain itu. Memangnya kamu mau memberi kado cowok ganteng untuk adikmu?? Itu kan tidak dijual. Lagipula selera ganteng orang-orang itu berbeda."
"Yaaa... Lagipula, kakaknya ini orang ganteng." Alvaro terkekeh sendiri mendengar ucapannya yang terkesan over PD itu.
***
Alvaro POV
Aku merasa jijik setelah mengucapkan kalimat terakhir itu. Soalnya, aku kan nggak ganteng. Tapi, melihat dia tertawa lebar, rasanyaaa.... I FEEL FREEEEEE....
Oke, aku lebay ya?
"Ah, apa Evan masuk kategori gantengmu??"
Ia tidak langsung menjawab, melainkan berjalan beberapa langkah lebih cepat di depanku. Oh, aku merasa bodoh sekarang. Aku langsung menyusulnya.
"Maafkan aku, Kierra. Abaikan saja pertanyaan konyolku itu."
Kierra tersenyum sambil mengangkat jempolnya. "It's OK. Gimana kalo baju atau... Boneka? Parfum?"
Aku bersyukur ia tidak larut dalan pertanyaan konyolku. Memberi respon, aku menggeleng untuk saran terakhirnya. Adikku benar-benar membenci parfum.
"Mungkin baju boleh juga. Kebetulan ukurannya hampir sama dengan kamu."
Kierra melengos. "How about Macy's?? I like to buy stuffs there."
Aku mengangguk saja. Dengan gugup, aku segera mengulurkan tangan kiriku pada Kierra. "May I??"
Kierra mengangguk, lalu meraih tanganku. Rasanya hangat. Setelah itu, kami melangkah memasuki toko.
***
Author POV
"Ini bagus, Alv!!"
Alvaro menoleh ke arah Kierra, lalu menghampiri gadis itu sembari melewati beberapa gantungan.
Alvaro melihat dress yang dipegang Kierra. Dress itu berwarna hitam tanpa lengan. Bagian payudara ke atas hanya ditutupi oleh kain tembus pandang, sedang yang lainnya tampak mengkilap. Maksudnya, blink-blink.
Alvaro langsung suka pada dress itu, seperti halnya Kierra.
"Aku juga menemukan yang bagus. Coba lihat ini,"ujar Alvaro sambil mendahului Kierra ke sebuah titik. Kierra segera mengikutinya sambil melihat-lihat dress lain yang ada di situ.
Alvaro berhenti di depan sebuah mannequin, memperlihatkan sebuah dress dengan warna emas di bagian atas, dan kain tile putih yang mengembang di bawahnya.
"Bagaimana??"tanya Alvaro.
"Itu bagus. Ohya, bagaimana kalau kita melihat ke JCPenney dulu?? Disana juga bagus, siapa tahu adikmu lebih cocok dengan produk disana,"ucap Kierra dengan nata berbinar dan senyum lebar.
"Apapun."
Jadi, keduanya segera melangkah untuk berpindah toko.
***
Tiga jam sudah mereka mencari. Kini, tangan Alvaro sudah memegang sebuah paper bag berisi kado untuk sang adik.
"Kamu lapar?? Ini sudah jam enam,"ucap Alvaro setelah melirik jam tangannya.
"Sedikit. Hehehe.."
"Oke. Karena kamu sudah menemaniku, kini kutraktir kamu makan!! Ayo, tuan putri..."
Alvaro kembali memberikan tangannya untuk digenggam Kierra. Kini Kierra meraihnya sambil tersenyum lembut.
"Suka seafood, kan, Key??"tanya Alvaro sambil berjalan. Kierra mengangguk, jadi keduanya segera melangkah ke Joe's Crab Shack.
***
"Mau pesan apa, Key?"
Kierra tampak masih asyik membaca menu, sedangkan Alvaro baru saja menyebutkan menu pilihannya, yaitu Fish & Shrimp.
"Ehmm.. East Coast Platter, please??"ucap Kierra sambil menunjuk menu yang dimaksudnya.
Waitress pun mencatat pesanan mereka, lalu meninggalkan meja mereka.
***
Sekian waktu kemudian, Kierra dan Alvaro sudah berada di dalam mobil yang dikemudikan Alvaro. Keduanya terkadang ikut menyanyikan lagu yang diputar di radio, sambil bercanda.
"Rumah kamu dimana, Key?"tanya Alvaro, saat mobil berhenti di traffic light.
"Alv, ini sudah setengah jalan dan kamu baru tanya dimana rumahku?"tanya Kierra tak percaya. Ia menoleh ke arah Alvaro sambil menggelengkan kepala.
"Maaf, aku lupa. Ehehehe.. Jadi dimana??"
"It's on Washington Ave. Put me there," ucap Kierra sambil tersenyum.
Alvaro pun segera mengangguk, lalu melajukan mobilnya sesuai arah yang dituju.
***
Kierra POV
"Kamu tinggal di flat??"tanya Alvaro yang kini berdiri di sampingku. Kami tepat berdiri di depan flat-ku.
"Yap. Ramai-ramai sih,"jawabku, lalu kulihat Alvaro mengangguk. Sepertinya dia hobi mengangguk.
"Apa ada masalah dengan tempat tinggalku??"tanyaku. Kuharap tidak.
"Eh, tidak ada. Ohya, birthday party adikku lima hari lagi. Follow me??"
Aku menimbang sejenak. Ada acara apa aku lima hari lagi?? Sepertinya tidak ada.
"I think I can,"jawabku akhirnya. Kulihat Alvaro nyengir lebar.
"Great. It's a garden party, and I'll pick you on 4.00??"
Aku menggumamkan kata setuju, lalu ia kembali ke mobilnya. Sebelum itu ia menyuruhku masuk dengan melambaikan tangannya, maka aku pun masuk ke dalam flat. Sedetik kemudian mobil Alvaro melesat meninggalkan flat.
"Ciyeee... Abis nge-date,"goda Stephia yang membukakan pintu untukku.
"Kok kamu bisa disini?? Biasanya kamu di kamar,"kataku, sambil melepas sepatuku dan menatanya di rak. Laurent cinta kebersihan dan kerapian, jadi ia tidak suka ada sepatu atau barang lain yang tercecer.
Kulihat Stephia tak menjawab, melainkan melayangkan pandang pada TV yang menayangkan American Music Awards. Aku pun menggumamkan kata 'ooo' lalu berjalan memasuki kamarku.
"Ada pudding di dapur!!"seru Stephia, sesaat sebelum aku memasuki kamar.
"KEY NANTI KAMU HARUS CERITAIN ACARA NGE-DATE KAMU DENGAN ALVARO!!!"
Itu suara Laurent yang berteriak di balik pintu kamarku, disusul kekehan kembarannya dan bunyi kresek bersahutan. Sepertinya mereka pun baru saja hang out bersama.
"BERISIK!!!"balasku sambil nyengir lebar dan merebahkan diri di kasurku yang empuk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Went Away
Teen FictionKierra Athlesen, Alvaro Springton, dan Evan Ueno. Berlatar di New York City yang elegan. Disertai lika - liku kehidupan yang penuh warna. Berusaha menerima kenyataan, yang tidak selalu seindah keinginan. *** Sudah tamat? Iya. Mau baca? Silakan, Vee...