Fifteen

35 6 0
                                    

Pic : -

***

Hari berganti hari. Kini hari terakhir latihan untuk pertunjukan besok.

"Byee.. Aku ke cafetaria duluan ya, Key!!"pamit Laurent sambil melambaikan tangan. Ia baru saja selesai berlatih untuk drama musikalnya.

Kierra mengangguk, begitu pula Alvaro yang tersenyum di sampingnya.

Kini giliran The Nutcracker Ballet Show yang berlatih.

***

Alvaro mengamati scene Kierra-Deo dari belakang layar. Ia tersenyum melihat betapa manisnya mereka berdua.

"Alvaro, siap ya! Sebentar lagi giliranmu."

Alvaro menoleh dan mengangguk pada Bianca, lalu ia menyiapkan diri. Dihafalkannya sekali lagi bagiannya, lalu ia keluar saat musik dimainkan.

Di atas panggung, Kierra menyambutnya dengan pandangan berbinar.

Kierra mendekati Alvaro, lalu keduanya menarikan tarian pertama mereka bersama.

Alvaro, sekali lagi, berusaha untuk mengontrol detak jantungnya agar normal.

***

"Sudah siap untuk besok??"tanya Alvaro usai latihan. Ia menemani Kierra, Willie, dan Laurent berjalan bersama ke halte terdekat. Sedangkan Derby sudah pulang bersama Arshel. Yuhu...

"Siap dong. Kalian gimana??"tanya Willie. Ia berhenti mengunyah permen karetnya, lalu membuangnya dalam bungkus.

"Hmm.. Aku sangat gugup. Besok adalah penampilan pertamaku di panggung besar,"jawab Kierra. Ia mendekatkan tubuhnya pada Alvaro, yang direspon dengan rangkulan hangat.

"Asyik ah.. Sudah resmi, Alv??"goda Laurent sambil terkikik.

Alvaro pun mengedikkan bahu sambil tersenyum misterius sebagai jawaban.

Tak terasa mereka sudah tiba di halte.

"Hati-hati ya kalian pulangnya.."pesan Alvaro. Ia menepuk pundak ketiga wanita itu masing-masing sekali, lalu melambaikan tangannya.

"Kamu hati-hati juga ya, Alv,"ucap Laurent. Bis yang hendak mereka tumpangi sudah nampak. Mereka pun bersiap dipinggir jalan.

"Nanti malam, keluar sama aku yuk?? Aku jemput jam 6, oke??"bisik Alvaro pada Kierra.

Kierra sontak berhenti. Ia merasa tersetrum, yah.. Karena Alvaro berbisik tepat di samping telinganya dengan suara lembut menggoda. Alhasil ia hanya bisa mengangguk lalu menyusul Willie dan Laurent yang sudah lebih dulu naik bus.

***

"Ciye.. Alvaro ajak pergi ya, Key??"goda Laurent, mencolek bahu Kierra yang duduk di depannya.

"Apa sih..." Kierra blushing.

"Tuhkan, bener Will, cepat atau lambat, mungkin inilah saatnya."

Willie segera menoyor kening Laurent sambil menatap dengan mata 'ada-ada-aja-sih'.

Laurent pun meringis, lalu tiba-tiba seorang gadis memasuki bus itu. Gadis yang sangat dikenal Laurent, Willie, dan Kierra.

"Miley?"

Gadis yang dipanggil itu tersenyum lemah. Ia mendekati tempat duduk Kierra, Willie, dan Laurent. Kebetulan tempat yang kosong adalah di samping Kierra, sehingga Miley duduk disitu.

"Halo, Kierra,"sapa Miley. Nadanya lembut, tidak ada nada tajam seperti saat mereka terakhir kali bertemu.

"Mau apa kamu??"sentak Laurent. Ia memandang tidak suka pada Miley, namun Willie mengisyaratkan padanya untuk tenang. Alhasil, Laurent pun menghela nafas pasrah.

"Maaf, Key. Aku.. Aku tahu aku salah. Aku tahu aku tidak pantas dimaafkan. Aku..."

Kierra langsung memeluk Miley. Diabaikannya rasa ingin mencakar wajah gadis itu. Kierra tersenyum kecil.

"Tidak apa, Mile. Aku memaafkanmu."

"Key.. Tolong beri kesempatan sekali lagi untuk Evan. He really loves you."

***

Kierra mematut diri sekali lagi di depan cermin. Ia memastikan outfit-nya kali ini cukup bagus untuk dipakai nge-date bersama seorang lelaki. Toh dulu ia sudah sering pergi bersama Evan, kan?

"Key!! Alvaro sudah datang tuh!!"seru Laurent, disusul cekikikan tiga orang yang terdengar jelas hingga ke kamar Kierra.

Kierra pun segera menyambar tas selempangnya lalu keluar dari kamar dengan geram.

"Shut up, Lau, Derbz, Willz."

Ya, tiga orang itu adalah mereka. Bukannya berhenti, mereka justru semakin gencar menggoda Kierra.

"Mrs. Springton uh?? Sounds cool,"kata Derby di sela tawanya.

"Ya, cocok sekali,"timpal Willie dan Laurent berbarengan. Mereka saling hi-five, menyebabkan Kierra mendengus lalu segera berjalan keluar dari flat.

***

Alvaro berdiri tegak di samping mobilnya. Kedua tangannya ia kaitkan dan sesekali ia menggigit bibirnya. Dan.. Keluarlah gadis yang ditunggunya itu. Tampak anggun, cantik, manis, mempesona, dan menawan. Alvaro tidak dapat mengatupkan mulutnya untuk beberapa saat.

"Hei, Alv."

Kierra tersenyum, menyebabkan Alvaro tersadar. Ia segera balas tersenyum.

"Sudah siap??"tanya Alvaro sembari membuka pintunya untuk Kierra. Kierra segera masuk dan duduk manis, sedangkan Alvaro setengah berlari sambil sedikit menunduk menuju kursinya, di belakang stir.

Pipi Alvaro sudah semerah tomat sekarang.

***

Tidak jauh dari mereka, mobil lain berhenti. Pengemudinya menggeleng-geleng, berusaha mengenyahkan pikiran buruk.

"Nggak mungkin kan, Ale move on secepat itu?"

***

"Wow."

Alvaro terkekeh melihat Kierra tengah ternganga dengan pemandangan di depannya. Bukan pemandangan romantis, hanya pemandangan biasa.

"Suka??"tanya Alvaro, dijawab anggukan Kierra.

"I don't even think someone would bring me here."

"Well, kamu lebih suka sate ayam atau sate kambing?"

"Aku sudah pernah coba sate kambing bersama Louis. Aku mau coba sate ayam sekarang,"jawab Kierra dengan mata berbinar menganati latar tempat keduanya berada sekarang.

Di depannya, si penjual sate menggeleng heran. Kedua manusia itu mengenakan pakaian formal dan mereka makan di warung?!

"Okay then. Sate ayam dan kambing masing - masing 1 porsi dengan lontong,"pesan Alvaro. Si penjual sate itu segera mengacungkan jempol, lalu menyiapkan pesanan mereka.

"Warung sate?? Kidding me Alv!! Aku pernah tinggal di Indonesia tapi aku nggak pernah makan makanan ini."

Alvaro segera nyengir. "Padahal sate adalah makanan terenak, Key. You'll be addicted soon."

"Whoa, great. Serius, Alv, aku belum pernah pergi ke tempat beginian, apalagi dengan pakaian seperti ini,"ucap Kierra sambil mengikat rambutnya jadi ekor kuda. Ditatapnya pakaiannya dan Alvaro sekilas, lalu ia meneguk es jeruk yang baru saja dihidangkan.

"Memang selama ini kamu pergi kemana aja??"tanya Alvaro penasaran. "Dan maaf soal pakaiannya. Aku baru saja dapat ide."

"Ke mall.. Restaurant.. Yah, tempat semacam itu,"jawab Kierra. Ia menunduk saat bayangan kencannya bersama Evan lewat di otaknya.

"Metropolitan girl, huh?? Gimana kalau kita pacaran.. Dan aku akan bawa kamu ke tempat yang belum pernah kamu datangi sebelumnya, hm??"

Went AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang