Love-2

96 14 2
                                    

Dompet? Check.

Laporan presentasi? Check.

Alat tulis? Check.

Underware? Check.

Eh tunggu! Underware itu sejenis...

WHAT? KOK BISA UNDERWARE MASUK KE TAS GUEE?!

Ya tuhaan, kurang bego apalagi aku coba. Aku cuma geleng geleng geleng kepala menyadari kelakuan ajaibku.

Pernah waktu itu aku pergi berenang bersama temanku. Aku yang terlalu bersemangat pengen berenang, tidak sadar CD ku sudah menyembul dari dalam tasku. Ketika berlari keruang ganti, kudengar cekikan segerombalan cowok didekatku. Lalu lama kelamaan menjadi tawa ngakak. Aku berusaha mengabaikannya sampai salah satu dari mereka memanggilku. Aku menoleh kearah mereka.

"Neng, CD nya jatuh" ucap salah satu dari mereka sambil mengacungkan sebuah CD merah muda punyaku dan disambut tawa teman temannya. Aku yang salah tingkah karena malu segera merebut CD itu dan berlari keruang ganti. Melihat reaksiku, mereka tambah ngakak, bahkan ada yang sampai guling guling di lantai.

Oh pengalaman yang tak terlupakan.

Cukup sudah flashbacknya, sekarang back to topic.

Ku perhatikan jam yang melingkar manis di tanganku. Sudah pukul 8 lewat 8 menit dan aku ada kelas jam setengah 8. Telat? Emang! Dan aku sangat panik sekarang. Ditambah pagi ini adalah kelas Pak Rino yang tak segan segas mengusir siswanya yang melakukan kesalahan walaupun kesalahannya cuma segede upil.

Kusampirkan tasku di bahu kanan dan bersiap cus ke kampus. Tiba di depan apartemenku, aku bertemu dengan Leo kumis kucing. Ia menyadari kebedaraanku dan menyapaku hangat.

"Selamat pagi coffee. Mau ngampus ya? Aku juga mau kerja nih" ucapnya ramah.

"Iya Leo, lagian gue gak nanya lo mau kemana" aku memutar bola mata malas. Kebiasaan Leo: menajawab tanpa di tanya.

"Haha. Daripada kamu capek capek nanya? Ya gak" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya yang menambah tingkat kegantengannya pagi ini.

"Iyain aja deh ya, Leo"

"Haha. Btw kamu kuliah dimana? Kalau aku dosen di Universitas Paddle Pop" ucapnya tanpa ditanya lagi.

Wait. Berarti dia dosen aku dong? Aku yakin, kampus bakalan heboh dengan kedatangan Leo. Arya Bramantio-cogan kampusku- saja kalah telak kalau disaingin sama Leo.

"Oh ya? Dosen baru dong? Gue kuliah disana"

"Iya. Kamu jurusan apa?"

"Matematika" jawabku pendek.

"Wah, suka matematika ya? Hebat dong?"

Aku menatapnya sinis " ga usah nyindir deh, semester sekarang gue udah dua kali ngulang dan mungkin besok pengulangan yang ke tiga"

"Haha maaf maaf. Yaudah aku pergi dulu ya. Mau bareng?"tawarnya.

"Gak usah deh, pak. Saya bawa motor" jawabku dengan mengganti panggilanku kepadanya menjadi 'Pak' dan 'gue' menjadi 'saya'.

"Waduuh, sopannya siswa saya. Tadi aja, nyolotnya minta ampun" dia terkekeh pelan lalu mengacak rambutku.
Aku cuma memberengut kesal karena rambutku jadi kusut.

"Yaudah kalau gitu, aku pergi dulu ya. Mau ngajar jam 10" pamitnya dan langsung ngeloyor pergi. Kebiasaan Leo ke dua: suka ngeloyor pergi.

Kulirik jam tanganku. Pukul 8.35. Mataku melotot kaget. Ini telat banget ya tuhaan. Dari sini ke kampusku kira kira membutuhkan waktu 20 menit, itupun dengan kecepatan 70 km/jam. Masalahnya mana bisa berkendara sekencang itu ditengah macet?
Hufft. Jalannya hanya satu. Bolos. Entah bolosku yang keberapa untuk semester ini.

LocodestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang