WARNING! TYPO BERTEBARAN. KALIMAT BANYAK YANG TIDAK SESUAI DENGAN EYD. MOHON DIMAKLUMI. JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMMENT. SARANNYA SANGAT DIBUTUHKAN. THANKS.
*CAPLSLOCK JEBOL WKWK***
Aku duduk sambil bertopang dagu di kursiku, bosan dengan sikap teman temanku yang kelewat senang karena tidak hadirnya Bu Sandra, tapi digantikan oleh dosen yang kabarnya super dueper guanteng. Emangnya seganteng apa sih dosennya sampai teman temanku pada krasak krusuk kaya ulat duren begini?
"Hoi!" seekor beruk mengagetkan ku yang sukses membuatku terlonjak kaget. Aku menoleh dan menatap kesal cowok dihadapanku sambil mengelus dada.
"Cari mati lo anying! Hampir copot gantung gue tau ga!" ucapku kesal. Dika hanya nyengir kuda dan mengacungkan jari tengah dan telunjuknya tanda 'peace' lalu duduk dikursi sebelah kananku yang kebetulan kosong.
"haha maap deh. Habisnya lu dari tadi ngelamun aja. Mikirin yang jorok ya lu?" ia menyipitkan matanya dan mengacungkan telunjuknya kemukaku.
Kusentil keningnya membuat ia meringis pelan " beneran cari mati lo ternyata, Dik."
"Ah! Gaasik lo. Baper banget."
"Gue lagi heran doang, ni anak anak kenapa pada heboh cuma karena dosen pengganti sih?" tanyaku heran.
Dika hanya mengangkat bahunya acuh.
"Gimana gak heboh? Denger denger dosennya sih cakep."
Aku dan Dika sontak menoleh kebelakang mendengar celetukan seseorang dari arah belakang.
Aku memutar mata malas. "Emangnya secakep apa sih? Cakepan mana sama Manurios? Cameron dallas? Mario maurer? Nawapaiboon? Justin bieber? Bapak gue?"
"Entah. Palingan levelnya cakepnya masih di bawah gue,"ucapnya lalu kembali menulis.
Aku mendengus kesal lalu kembali menghadap kedepan. "Dia bilang cakep? Muka kaya kaleng habis kebanting aja dibilang cakep?" ucapku berbisik kepada Dika.
Dika terkekeh pelan lalu balas berbisik ditelingaku. "Jahat lu. Gak boleh gitu ah. Dia bukannya jelek, tapi.." aku menunggu kelanjutan kalimat Dika.
"Cumaa..."
"Cuma apaan dah? Cuma kurang ganteng?" potongku cepat.
"Bukan!"
"Cuma mirip monyet?"
"Salah!"
"Cuma kaya gorila?"
"Dih, gak boleh gitu. Dia mah lebih mirip kingkong dari pada gorilla."
Aku meninju lengan Dika pelan. "Sama aja, bandot!"
"Kita gak boleh gitu. Dia juga gak mau kali jadi orang jelek, jadi kita gak boleh menghina dia. Di hadapan tuhan kita itu sama. Itu bukan salah dia jadi orang jelek." Ucap Dika sok ceramah.
"Ya terus salah papi gue gitu?"
"Bukan! Cuma salah emaknye yang salah cetak."
***
Aku menguap lebar untuk yang kesekian kalinya pada pelajaran ini. Bosan dengan materi yang disampaikan oleh orang yang sedang berdiri di depan ini. Aku memperhatikannya dari atas lalu turun ke bawah. Jadi ini dosen ganteng yang membuat heboh teman temanku? Tampan siih. Tapi..ah sudah lah.
Kurasakan mataku mulai memberat. Aku kalau sudah mengantuk, otakku suka jadi lambat. Aku takutnya melakukan hal hal aneh yang akan mempermalukan diriku sendiri.
Tidur bentar bisa gak ya? Kualihkan pandangan kesekeliling.

KAMU SEDANG MEMBACA
Locodestiny
القصة القصيرة"Kamu bagiku bagaikan 'pagi', alasan kenapa aku bangun setiap hari. Tapi ketika pagiku menghilang, apakah aku punya alasan untuk bangun lagi?" - Coffeeya Milky Strujch. "Dia bagiku bagaikan 'malam', alasan kenapa aku terlelap dalam nyaman, tapi aku...