Love-1

126 16 6
                                    

Lagi lagi aku menghela nafas kasar. Kesal dengan jabatanku sebagai asisten dosen yang harus ikut repot. Mataku rasanya sudah tidak kuat lagi. Aku sangat mengantuk, tapi pekerjaanku memeriksa hasil ujian siswa di kampusku belum juga selesai. Asdos sih asdos ya,tapi gak gini juga kali,buk! Memberikan wewenang memeriksa seluruh hasil ujian siswa? Gila!

Sebenarnya aku juga heran kenapa Ibu Sandra memilihku sebagai asistennya. Well, Coffeeya Milky Strujch,seorang gadis biasa, tidak pintar dan bocah? Lalu apa yang dilihat dariku? Rajin? Hell no! Semua orang tau aku sering bolos kuliah. Pintar? Semua orang juga tau kalau semester ini aku sudah mengulang dua kali. Kalem? Jancok! Semua orang juga tau kalau aku amat amat pecicilan,bocah,dan cerewet.

Terkenal? Jangan ditanya? Rata rata orang mengenalku dikampus. "Si kopi tengil".
Ya, orang orang emang sering memanggilku Kopi, yaitu dari plesetan namaku,Coffee.

Singkat cerita,aku masih bingung kenapa Ibu Sandra-dosenku-memilihku sebagai asistennya.

"Hoaaaammmm" aku menguap lebar untuk yang ke-20 kalinya malam ini. Cukup sudah! Aku tidak tahan lagi. Gak peduli kertas kertas ujian siswa yang masih banyak belum kuperiksa. Toh,jika Bu Sandra memarahiku ,aku punya seribu alasan untuk memarahinya balik.

And well,welcome to the jungle. Zzzz
Eh salah.ulang!
Welcome to the dream world. Zzzz

***

Tepat pukul 20.00 aku tiba di apartemen. Kulemparkan tasku asal ke meja belajar. Tak peduli buku buku dan kertas kertas penting berjatuhan. Kehempaskan badanku ke kasur. Aku sangat lelah hari ini. Entah kenapa Bu Sandra yang biasanya cuma ngomel selama 15 menit, siang tadi ia memerlukan waktu 30 menit cuma untuk mengata ngataiku. Seribu alasanku untuk memarahi Bu Sandra balik menguap entah kemana.

Sudahlah, aku tak mau mengingatnya lagi. Baru aku akan terlelap, bel apartemenku berbunyi. Cih! Mengganggu saja!

Aku berjalan kearah pintu dengan malas. Hal yang pertama kulihat adalah sebuah cake yang penuh dengan coklat. Hanya sebuah cake tanpa hiasan, tapi sangat menggoda bagi pecinta coklat sepertiku ditambah aku sedang dalam keadaan lapar. Bahkan sangat lapar! Mendengarkan ceramah Bu Sandra ternyata banyak menguras energiku.

Aku mengadah. Penasaran dengan pemberi cake ini. Dan aku sukses melongo parah melihat pemberi cake ini.

Diaa? Oh no!

"Sudah cukup melongonya nona? Apa kamu tidak makan seharian ini, melihat tatapanmu memandang cake ini dengan tatapan buas" suara bass nya membuatku kembali ke alam sadar. Aku mengerjap beberapa kali.

"Mau apa kamu?" tanyaku ketus.

"Hei, mengapa kamu seketus itu? Aku hanya ingin memberimu cake ini sebagai perkenalan. Aku penghuni baru apartemen didepan"

Aku hanya membulatkan mulut pertanda mengerti.

"Jadi,ini untukku?" tanyaku memastikan.

"Bukan,ini buat pacarku"

"lah? Trus kenapa ngasih ke gue? Php lo!" bentakku karena kesal dengan pria ini.

"Ya buat kamu lah. Kamu bego sih" ucapnya santai lalu menjitak kepalaku. Huh! Sok kenal!
Aku mengerucutkan bibirku lalu mengambil cake yang disodorkannya.

"Makasih" ucapku ketus.

"Makasihnya ikhlas gak? Kok ketus gitu. Ulang dong!" ucapnya rese.

"Makasiih,yaa" ucapku dengan senyum dibuat buat.

"Btw, nama nona cantik ini siapa?
Aku memutar bola mataku malas. Gak mempan tuh gombalannya.

"Nama gue Coffee. Ingat ya, C-O-F-F-O-O. Bukan kopi. Jangan pernah manggil gue kopi. Atau masa depan lo bakalan jadi korbannya" ku acungkan telunjukku kearahnya lalu kuarahka. mataku ke "mammoth"nya.

LocodestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang