13.Tak kenal

6.1K 240 76
                                    

"Masak... Masak sendiri, makan... makan sendiri. Duhhh duhh nasip jomblo yaa genes gini yaa"

Plengggg

"Kampret lo Ody. Mentang-mentang tiga minggu lagi lo mau merid, sindir-sindir gue" Dengan murka Klara melempar serbet kearah Melody yang sedang asik memainkan spatula di penggorengan pada pagi hari ini.

Hal tersebut tentu membuat sang adik meringis kesal.

"Yee gak usah pake lempar-lempar kain bekas lap jigong lo ya kak. Najis Inggris banget. Iyuhhh "

"Sok bersih lo " sindir Klara menarik ikatan rambut sang adik.

"Emang Gue bersih. Aishhh kagak usah pake tarik-tarik juga keles" Dengan kesal Melody memukul spatula yang ia gunakan tadi ke pantat sang kakak. Tentu saja membuat sang kakak mengadu kesakitan.

"Woiiii panas tau. Lo coba aniaya Gue ya? Dasar adek kagak berperi kemanusiaan!!!"

"Cuih. Emang situ berperi kemanusiaan? Udah sukur Gue pukul di pantat dari pada di pipi. Gosong-gosong dah tu hahaha " Melody pun tertawa terbahak-bahak menatap sang kakak yang makin kesal kepadanya.

"Awas aja lo berani, gue gundulin pala lo. Biar laki lo berpaling ke gue  "

Ucapan yang keluar dari bibir Klara sukses membuat Melody menatap tajam kearah perempuan yang lahir dua tahun lebih dulu darinya.

Sedikit kaget. Karena kakaknya yang kalem sekalem langit dimalam hari itu. Berani berkata sedemikian. Kejamnya.

"Wihh. Ternyata diam-diam seorang Irama Klara Dinata ngiler juga sama adek iparnya" Dengan sinis Melody menyindir sang kakak.

Tentu membuat sang kakak tersenyum senang bercampur geli menatap sang adik yang kelihatan termakan api cemburu.

"Oh ya dong. Lo tau kan laki lo tu T.O.P B.G.T! Gue akui itu. Tapi sungguh disayangkan sih ya. Tu bocah lebih milih lo. Seorang cewek yang kagak bisa dandan, culun abis, jorok banget, malas lagi. Huh gak ada yang see oke dari lo"

"Huh. Biarin. Setidaknya Gue lebih laku dari lo. Perawan Tua!!!" Dengan lantang Melody teriak di depan sang kakak.

Entahlah, apa yang dikatakan oleh sang kakak membuatnya merasa sangat kesal dan tak terima. Apalagi di sanding-sandingkan dengan sang calon imamnya nanti, semakin membuat Melody geram.

Bukan hanya itu ia marah. Sangat. Karena apa yang di ucapkan oleh sang kakak itu benar adanya.

Hiks gue hancorrrr abis yee!!!

Dengan sekali tarik rambut Melody sudah tergerai dengan indahnya menutup wajah bantalnya. Akibat ulah sang kakak.

Ia sengaja bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan pada pagi hari ini. Ya walau hanya nasi goreng semata.

"Aishh. Kakak!!!! " Dengan sigap Melody membalas tarikan di rambutnya. Dengan melakukan hal serupa pada sang kakak.

Alhasil keduanya saling main tarik-tarikan.

"Ody!!! Rambut gue!!! Lepasin!!!" Teriakan Klara membuat Melody semakin gentar menarik gundakan rambut sang kakak.

Begitu pula dengan sang kakak yang merasa tak seimbang dalam jambak-menjambak ini.

"Kakak tu yang lepasin, sakit tau!!! Hiks mamahhhhhh " Dengan mendramatisir Melody berteriak kesakitan.

Namun sedetik kemudian cekikan yang keluar dari mulutnya.

"Kampret lo. Dasar drama queen banget. Sakit tau!!!!" Sang kakak yang tak terima malah mencubit pipi sang adik.

"Huaaaa jangan pipi guehhhhhh!!!" Dengan histeris Melody mendorong Klara. Namun naasnya tenaga sang kakak menjadi beribu-ribu kali lipat besarnya dari dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang